Mohon tunggu...
Raissa Maulia Fidela
Raissa Maulia Fidela Mohon Tunggu... Lainnya - pelajar SMAN 28

hai

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Resensi Buku "Bumi Manusia"

9 Maret 2021   09:31 Diperbarui: 9 Maret 2021   09:47 714
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Judul: Bumi Manusia

Penulis: Pramoedya Ananta Toer

Penerbit: Lentera Dipantara

Cetakan: 17 Januari 2011

Isi : 535 halaman

ISBN: 979-97312-3-2

Bumi Manusia adalah sebuah novel karya sastrawan Indonesia, Pramoedya Ananta Toer, ditulis ketika ia mendekam di pulau buru. Novel ini pun mendapatkan banyak penghargaan mulai dari nasional hingga kancah internasional,cerita dalam buku ini memuat banyakmengandung konflik yang monumental.

Novel ini menceritakan tentang percintaan seorang lelaki pribumi bernama Minke,dan gadis indo kerurunan Belanda bernama Anneliese. Berlatarkan kehidupan sosial Bangsa Indonesia di akhir abad 19 hingga abad 20.

Minke adalah lelaki pribumi yang sangat cerdas,ia memiliki pola pikir yang luar biasa. Pola pikir minke sama dengan Bangsa Eropa,dan ia bersekolah di sekolah khusus bangsawan dan bangsa eropa yaitu HBS. Walaupun di tubuh nya mengalir darah bangsawan di Pulau Jawa,Minke dianggap telah kehilangan sisi Jawa nya.

Pada jamannya Minke adalah sosok pribumi yang sangat luar biasa,pandai berbahasa asing serta cerdas dalam menulis sastra. Pemikirannya luas tidak seperti 

Pemuda biasa pada zaman tersebut.

Selanjutnya ada Anneliese Mallema,gadis yang digambarkan sangat cantik bahkan

Melebihi kecantikan Sang Ratu Wilhelmina pada saat itu. Ia adalah putri dari saudagar kaya yaitu Tuan Mallema dan seorang Nyai,namun tidak seperti Nyai pada umumnya. Nyai Ontosoroh sendiri memiliki banyak kemampuan,walupun hanya seorang Nyai. Ia pandai berbahasa asing,cerdas dan tekun dalam bekerja 

Walau sering di telantarkan sang suami ia mampu untuk mengatur segala pekerjaannya.

Anneliese pun memiliki seorang kakak. Pemuda bernama Robert Mallema

Berbeda dengan Anneliese yang lebih memilih menjadi seorang pribumi seperti ibunya. Robert memeiliki sifat yang angkuh dan merasa bahwa dirinya seorang

Belanda asli. Bahkan Nyai Omtosoroh pun sudah tak dia akui sebagai ibu nya, ia begitu terbutakan dengan kasta yang ada pada zaman itu.

Pramoedya sendiri menulis kisah ini dengan bahasa yang sangat indah dan mendetail pada setiap bagian,konflik yang ditimbulkan pun begitu nyata dan mengundang rasa penasaran dan menegangkan bagi para pembaca

Kelebihan buku ini pun banyak sekali. Novel ini cocok dibaca oleh segala umur kecuali anak-anak. Penulis pun menanamkan nilai kehidupan yang sangat baik yaitu pendidikan yang penting sehingga dapat mengubah derajat seseorang. Alur cerita yang bagus dan membuat pembaca akan terhipnotis untuk membaca sampai akhir

Kekurangan nya adalah penulis menggunakan bahasa yang cukup tinggi sehingga pembaca pun harus berpikir keras dalam memahami nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun