Mohon tunggu...
Rais Muhammad KS
Rais Muhammad KS Mohon Tunggu... Administrasi - seorang guru yang menyukai Hujan, Kopi dan Buku

Menulislah, maka dunia akan mengenalmu, itulah kata ayahku.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Senandung Cinta Buat Neng Zahra

29 September 2015   16:55 Diperbarui: 29 September 2015   16:59 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu sudah berlalu. Seiring hilangnya matahari di sebelah barat. Yang perlahan-lahan menenggelamkan wajahnya yang kuning kemerah-merahan. Dengan seiringnya waktu berjalan.
‘’Mas Salman, bisa ke kantor pengurus sebentar. Mas sahid mau ketemu sama kamu.’’ Kata Mas Rahmat di depan pintu. Suaranya yang halus terdengar lembut di telingaku. Mas Rahmat memang Salah satu pengurus pondok disini. Dan beliau ada di bagian seksi kegiatan. Dan Mas Rahmat salah satu dari pengurus yang tidak begitu kelihatan serem. Mas sahid juga. Lalu ia berbalik, menuju kantor pengurus.

Aku menatap kepergian Mas Rahmat dengan tanda tanya dalam hati.’’ Ada apa Mas Sahid mau ketemu sama aku. Ah sudah lah yang penting aku temui dulu kalau ada apa-apa belakangan’’ pikirku.

Aku pun bergegas meletakkan Al Qur’an yang baru aku baca di rak buku. Aku pun pergi ke kamar sebelah mencari Hasan. Agak aku tidak sendirian ke kantor pengurus. Jadi misalkan terjadi apa-apa denganku Hasan yang tak suruh lari bilang sama teman-teman kalau aku dalam bahaya. Tapi aku mesti kecewa berat. Hasan tidak ada di kamar sebelah, dan sudah ku cari ke semua punjuru pondok. Entah hilanh ke mana dia. Dengan terpaksa akhirnya aku melangkahkan kakiku ke kantor pengurus sendirian.

‘’Assalamualaikum’’ salam ku pada semua penghuni kantor pengurus pondok.

‘’Waalaikumsalam, silahkan masuk Mas Salman.’’ Jawab Mas Sahid sambil mempersilahkan aku masuk dan duduk di lantai karpet.

‘’Makasih Mas’’ jawabku singkat. Aku pun duduk bersila di lantai karpet yang warnanya sudah mulai pudar.

‘’Begini Mas Salman. Kenapa Mas Sahid memanggil kamu ke sini. Karena Mas Sahid mau minta tolong sama kamu. Tapi sebelumnya Mas Salman bersedia nggak ? Kalua tidak bisa . ya nggak apa-apa.’’ Mas Sahid pun melai menjelaskan maksud aku di panggil.
“ Iya. Mas bisa’’

“Gini Mas Salman. Besok itukan Mas Sahid harus meyerahkan LPJ OSPEK kemarin pada pak dekan. Tapi, besok juga aku dapat perintah dari yai Choldun . Mas di suruh mengantarkan keponakannya ke Semarang bersama keluarga pak yai lainya. Jadi Mas sahid tidak bisa Meyerahkan LPJ itu. Makanya Mas minta tolong sama kamu ini LPJ tolong besok berikan sama Mas Bayu yang kemarin jadi panitia juga. Bilang titipan dari Mas Sahid. Dia sudah tahu.’’ Terang Mas Sahid Padaku.

‘’Dan ini LPJ nya”

‘’Iya Mas insyaallah besok tak kasihkan sama Mas Bayu.’’ Jawabku sambil menerima berkas LPJ itu.

‘’Kalau gitu terima kasihnya Mas Salman. Sekarang Mas Salman boleh meninggalkan tempat ini.’’
“Sama-sama Mas. Kalau gitu aku pamit dulunya Mas. Assalamualikum ‘’ aku pun undur diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun