"Mungkin Cinderella akan menjadi cerita favoritmu, Ra." Sambungnya yang membuat Rara menaikkan alisnya.
"Baiklah, kalau begitu, apa cerita utama favoritmu?"
Laras tersenyum, "Beauty and The beast," jawabnya.
"Kenapa cerita itu?" tanya Rara.
Laras menarik nafas panjang, setelah itu dia menarik pandangannya menuju benda yang masih dalam genggamannya, "Ada dua alasan mengapa aku menyukai kisah ini, pertama karena dibalik nama panjangku ada kata 'Maurine' dimana ayahku mengambil nama itu dari nama keluarga Belle di cerita ini,"
"Ayah sangat sayang kepada ibu saat dia masih hidup, pesona ibuku tidak pernah luput dari bayangan ayah. Saat aku lahir, menurut ayah aku sangat mirip dengan ibu. Ibuku dulu juga berkata, kalimat pertama yang ayah keluarkan saat aku lahir, 'Cantik.' Hanya itu namun ibuku senang mendengarnya." Sambung Laras yang setelah itu mengalihkan pandangannya Kembali menatap kebawah.
"Maaf jika pertanyaanku menyakitimu, selama 12 tahun aku hidup bersamamu di panti ini, aku tidak pernah mendengarmu bercerita tentang kehidupan keluargamu. Jika boleh tau, kedua orang tuamu-"
"Mungkin kamu sudah lupa Ra, jika aku memberitahumu kalau aku ditinggal ayahku. Aku rasa itu cukup." Potong Laras yang membuat Rara terdiam dan menundukkan kepalanya.
Laras menatap Rara yang terlihat menunduk karena merasa bersalah atas ucapannya, sedetik kemudian Laras menggenggam tangan teman yang berada di sampingnya itu, "Ibuku meninggal karena kanker," ujar Laras yang membuat Rara Kembali mengangkat pandangannya.
"Ibu meninggal saat usiaku masih 4 tahun, saat itulah ayah mulai berubah, ayahku yang dulu penyayang menjadi seorang yang kasar dan kejam. Hingga dua tahun kemudian ayahku ditangkap polisi karena diduga menjadi pelaku perdagangan narkoba. Sampai sekarangpun, aku belum tahu pasti siapa yang melaporkan ayahku juga dimana keberadaannya sekarang, termasuk juga berapa tahun hukuman yang dia dapatkan, aku benar-benar kehilangan jejak ayahku." Jelas Laras.
Rara masih terdiam, Laraspun Kembali membuka pembicaraan, "Bu Frida, dia adalah tetanggaku yang mengantarku ke panti asuhan ini. Aku sempat tinggal di rumahnya selama beberapa hari, tempat malam ayahku disandera, Bu Frida dating dan membawaku tinggal di rumahnya sementara waktu. Aku sangat berhutang budi kepadanya." Sambung Laras, beberapa menit kemudian dia menunduk.