-Jakarta, 23 Juli 2023-
Katanya hidup itu indah,Â
Nyatanya aku ingin menjadi kucing saja untuk lebih hidupÂ
Katanya hidup itu indah,Â
Lalu untuk apa terdengar keributan tiap hari antara rakya dan pemimpinnya?
Katanya hidup itu indah,Â
Lebih baik aku dicambuk setiap hari layaknya lembu agar tidak apatis.Â
Sayangnya, aku juga tidak pernah merasakan jatuh cinta sedalam samudraÂ
Kata orang-orang hidup itu juga tentang cinta,Â
Tapi apa itu cinta?Â
Dusta bagi makhluknya?Â
Nafsu bagi makhluknya?Â
Dahaga bagi makhluknya?Â
Katanya hidup itu indah,Â
Nyatanya aku mendengar beberapa teriakan dan isak tangis mereka di balik gang VenusÂ
Katanya hidup itu indah,Â
Sudah berapa rekanku pergi karena tekanan kehidupan mereka setiap pagi buta
Katanya hidup itu indah,Â
Lantas siapa lagi yang ingin menjauh dikala aku jatuh dan gusar?Â
Memang siapa yang bisa membuat aku bertahan?Â
Aku sudah lari sejauh-jauhnya bagai singa yang kelaparan, membabi buta mangsanyaÂ
Jadi apa aku harus pergi?Â
Sejauh-jauhnya?Â
Sedalam-dalamnya?Â
Sehancur-hancurnya?Â
Hidup ini memang dusta.Â
Aku tak mau lagi diperbudak.Â
Aku tak mau lagi dicintai.
Biarkan aku pergi sedalam-dalamnya wahai hidup, biar mekar menjadi saksi, pagiku dusta karena mu.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H