Mohon tunggu...
Raisha Srikandi
Raisha Srikandi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Introvert who loves romantic things but realistic at the same time.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makanan dan Minuman Haram dalam Islam: Antara Kesehatan dan Ketaatan Agama

15 November 2023   21:20 Diperbarui: 11 Januari 2024   15:38 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Penulis : Rahma Aulia, Raisha Srikandi, Sarah Mudrika

Dosen Pembimbing Mata Kuliah Ulumul Hadist : Tenny Sudjatnika, M. Ag.

Makanan dan minuman memainkan peran krusial dalam kehidupan sehari-hari setiap individu. Di tengah kesibukan modern, pemahaman tentang apa yang kita konsumsi menjadi semakin penting. Dalam Islam, aspek kesehatan dan kehalalan makanan sangat ditekankan, menciptakan hubungan yang erat antara tubuh, roh, dan agama.

Pengertian Makanan dan Minuman dalam Islam

Makanan, dalam perspektif Islam, bukan hanya sekadar bahan untuk memenuhi kebutuhan fisik, tetapi juga menjadi bagian integral dari ibadah dan ketaatan kepada Allah. Makanan yang baik dan tidak haram harus memenuhi kriteria dari segi agama, kesehatan, dan kebersihan.

Dari sudut pandang agama Islam, makanan yang baik adalah yang halal, diizinkan oleh prinsip-prinsip Islam, dan memenuhi standar nutrisi yang diperlukan. Hukum-hukum terkait makanan dijelaskan melalui Al-Qur'an dan hadist Rasulullah.

Hukum Makanan dan Minuman dalam Islam

Islam mengklasifikasikan makanan dan minuman menjadi empat kategori utama: halal, haram, syubhat (diragukan), dan makruh (dihindari). Hukum-hukum ini mencakup segala sesuatu mulai dari jenis makanan hingga cara pemrosesan dan penyajian.

Berikut hadist tentang anjuran memakan makanan yang baik.

{ } { }

"Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu berkata : Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : "Sesungguhnya Allah baik, tidak menerima kecuali hal-hal yang baik, dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mu'min sebagaimana yang diperintahkan kepada para rasul, Allah berfirman : "Hai rasul-rasul, makanlah dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal yang shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan". Dan firmanNya yang lain : "Hai orang-orang yang beriman, makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu". Kemudian beliau mencontohkan seorang laki-laki, dia telah menempuh perjalanan jauh, rambutnya kusut serta berdebu, ia menengadahkan kedua tangannya ke langit : "Ya Rabbi ! Ya Rabbi! Sedangkan ia memakan makanan yang haram, dan pakaiannya yang ia pakai dari harta yang haram, dan ia meminum dari minuman yang haram,dan dibesarkan dari hal-hal yang haram, bagaimana mungkin akan diterima do'anya" [Hadits Riwayat Muslim no. 1015]

Dan berikut Hadist yang menjelaskan tentang makanan yang haram bagi umat Islam.

:   : ( . . )

Artinya : Dari Abu 'Abdillah Nu'man bin Basyir radhiyallahu 'anhu, ia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya perkara yang halal itu telah jelas dan perkara yang haram itu telah jelas. Dan di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang (samar), tidak diketahui oleh mayoritas manusia. Barang siapa yang menjaga diri dari perkara-perkara samar tersebut, maka dia telah menjaga kesucian agama dan kehormatannya. Barang siapa terjatuh ke dalam perkara syubhat, maka dia telah terjatuh kepada perkara haram, seperti  seorang penggembala yang menggembalakan ternaknya di sekitar daerah larangan (hima), dikhawatirkan dia akan masuk ke dalamnya. Ketahuilah, bahwa setiap raja itu mempunyai hima, ketahuilah bahwa hima Allah subhanahu wa ta'ala adalah segala yang Allah subhanahu wa ta'ala haramkan. Ketahuilah bahwa dalam tubuh manusia terdapat sepotong daging. Apabila daging tersebut baik maka baik pula seluruh tubuhnya dan apabila daging tersebut rusak maka rusak pula seluruh tubuhnya. Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah kalbu (hati). (Diriwayatkana oleh Imam Al-Bukhori no. 52, 2051 dan Muslim no. 1599 

Hadis Rasulullah menyatakan bahwa segala sesuatu pada dasarnya halal kecuali yang diharamkan oleh agama atau yang terbukti merugikan. Oleh karena itu, umat Islam diharapkan untuk memilih makanan yang halal dan bersih, menjauhi yang haram dan meragukan.

Hadist yang Menjelaskan Makanan yang Diharamkan

Dalam hadist, Rasulullah dengan tegas melarang beberapa jenis makanan. Beberapa contoh meliputi:

  • Bangkai dan darah yang mengalir sepenuhnya diharamkan.

  • Daging babi, baik peliharaan maupun liar, dianggap haram.

  • Sembelihan yang tidak menyebut nama Allah juga diharamkan.

  • Daging hewan yang diterkam oleh binatang buas menjadi haram.

  • Air laut dianggap suci, sedangkan darah dan bangkai ikan tertentu dikecualikan dari larangan.

Berikut hadist-hadist terkait jenis Makanan yang diharamkan.

: : . .

Artinya :"Dihalalkan bagi kita dua jenis bangkai dan dua jenis darah, adapun kedua bangkai: ikan dan belalang, sedangkan kedua darah: hati dan ginjal"  (H.R Ahmad dan Ibnu Majah)

Artinya, "Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu shalat tanpa bersuci dan tidak menerima sebuah sedekah yang berasal dari ghulul (hasil curang)." (HR. Abu Dawud).

Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah ditanya tentang air laut, maka beliau bersabda.

Artinya :" Laut itu suci airnya dan halal bangkainya" [Shahih. Lihat takhrijnya dalam Al-Furqan 26 edisi 3/Th 11]

Menghindari Makanan Haram dan Menjaga Kesehatan

Islam memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan tubuh dan roh. Makanan yang haram tidak hanya merugikan secara spiritual tetapi juga dapat membahayakan kesehatan. Makanan haram sering kali terkait dengan penyakit dan dampak negatif lainnya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan umatnya untuk menjaga kesucian agama dan kesehatan dengan menjauhi makanan yang diragukan dan haram. Kesehatan tubuh yang baik dianggap sebagai anugerah dan amanah yang harus dijaga.

Konsep Makanan Haram dalam Kehidupan Sehari-hari Umat Muslim

Mengaplikasikan konsep makanan haram dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim melibatkan pemahaman mendalam terhadap ajaran Islam. Masyarakat diminta untuk tidak hanya memperhatikan kehalalan suatu makanan tetapi juga menjaga aspek kebersihan, kesehatan, dan etika dalam konsumsi makanan.

Dalam Islam, makanan dan minuman bukan sekadar kebutuhan fisik, tetapi juga bagian dari peribadahan dan ketaatan. Pemahaman tentang kehalalan makanan mencakup aspek agama, kesehatan, dan kebersihan. Umat Muslim diajak untuk memilih makanan yang halal, menjauhi yang haram, dan menjaga kesehatan sebagai bentuk tanggung jawab terhadap anugerah yang diberikan oleh Allah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun