Mohon tunggu...
Raisha Srikandi
Raisha Srikandi Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Introvert who loves romantic things but realistic at the same time.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Makanan dan Minuman Haram dalam Islam: Antara Kesehatan dan Ketaatan Agama

15 November 2023   21:20 Diperbarui: 11 Januari 2024   15:38 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Berikut hadist-hadist terkait jenis Makanan yang diharamkan.

: : . .

Artinya :"Dihalalkan bagi kita dua jenis bangkai dan dua jenis darah, adapun kedua bangkai: ikan dan belalang, sedangkan kedua darah: hati dan ginjal"  (H.R Ahmad dan Ibnu Majah)

Artinya, "Sesungguhnya Allah tidak menerima suatu shalat tanpa bersuci dan tidak menerima sebuah sedekah yang berasal dari ghulul (hasil curang)." (HR. Abu Dawud).

Rasululah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga pernah ditanya tentang air laut, maka beliau bersabda.

Artinya :" Laut itu suci airnya dan halal bangkainya" [Shahih. Lihat takhrijnya dalam Al-Furqan 26 edisi 3/Th 11]

Menghindari Makanan Haram dan Menjaga Kesehatan

Islam memberikan perhatian khusus terhadap kesehatan tubuh dan roh. Makanan yang haram tidak hanya merugikan secara spiritual tetapi juga dapat membahayakan kesehatan. Makanan haram sering kali terkait dengan penyakit dan dampak negatif lainnya.

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengingatkan umatnya untuk menjaga kesucian agama dan kesehatan dengan menjauhi makanan yang diragukan dan haram. Kesehatan tubuh yang baik dianggap sebagai anugerah dan amanah yang harus dijaga.

Konsep Makanan Haram dalam Kehidupan Sehari-hari Umat Muslim

Mengaplikasikan konsep makanan haram dalam kehidupan sehari-hari umat Muslim melibatkan pemahaman mendalam terhadap ajaran Islam. Masyarakat diminta untuk tidak hanya memperhatikan kehalalan suatu makanan tetapi juga menjaga aspek kebersihan, kesehatan, dan etika dalam konsumsi makanan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun