Mohon tunggu...
Raisha Felicia
Raisha Felicia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Airlangga

Mahasiswa Semester 2 Universitas Airlangga Jurusan Ilmu Komunikasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pengaruh Sosial Media terhadap Kondisi Mental Manusia

21 Mei 2023   12:30 Diperbarui: 21 Mei 2023   12:57 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Internet merupakan suatu hal yang sudah tidak asing lagi di dalam kehidupan sehari-hari. Segala macam hal sekarang bisa diakses dengan mudah dengan adanya internet. Dari yang dulunya pertukaran informasi hanya sekadar lewat radio, koran, surat, dan berbagai macam alat fisik lainnya. Sekarang informasi bisa didapat dengan mudah lewat pencarian internet. Hadirnya internet juga memicu semakin banyaknya inovasi-inovasi baru yang bermunculan di masyarakat, salah satunya adalah munculnya media sosial. 

Media sosial memiliki cakupan arti yang cukup luas, tetapi secara umum, media sosial mengacu pada penggunaan platform berbasis web untuk menghubungkan antar satu manusia dengan manusia lainnya (Jennifer & Richard & Anne, 2022). Nasrullah (2015) mendefinisikan media sosial sebagai alat di internet yang memungkinkan penggunanya berinteraksi, menjalin hubungan kerja sama, berbagi, ataupun menunjukkan eksistensi dirinya secara virtual. 

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa media sosial adalah suatu alat yang dapat membantu proses interaksi antar satu individu dengan individu lainnya atau kelompok tanpa perlu adanya pertemuan secara fisik. Media sosial juga dapat digunakan untuk para penggunanya menunjukkan atau mempresentasikan diri mereka.

Hadirnya media sosial tentunya sangat membantu aktivitas manusia, apalagi melihat bahwa sekarang orang-orang bisa menilai setiap individu lain hanya dengan melihat bagaimana media sosialnya. Tidak jarang juga, media sosial memberikan para penggunanya informasi-informasi terkini yang terjadi di sekitaran lingkungan hidup masyarakat. 

Tidak hanya di sekitaran lingkungan hidup saja, tetapi juga informasi terkait dengan kondisi sosial, ekonomi, pendidikan, dll. di lintas negara. Dengan begini, tentu saja pengguna media sosial akan terus meningkat tiap tahunnya. Demi tidak tertinggal hal sekecil apapun mengenai perkembangan dunia, masyarakat otomatis akan menggunakan sosial media untuk terus mengikuti perkembangan zaman.

Walaupun dengan meningkatnya pengguna media sosial ini bisa dikategorikan sebagai dampak yang baik, tidak dapat dipungkiri bahwa tetap ada banyak dampak negative yang diakibatkan oleh penggunaan media sosial, salah satu dampaknya adalah terjadinya gangguan mental atau psikologis manusia akibat penggunaan media sosial yang terlalu sering. Adanya media sosial membuat setiap individu lebih mudah untuk menyampaikan keluhan, suara, komentar, kritik, dan jenis penyampaian pesan lainnya. 

Tidak hanya penyampaian pesan, hadirnya media sosial membuat manusia lebih mudah untuk melihat pesan atau komentar yang disampaikan orang lain. Hal inilah yang mengawali adanya gangguan mental di dalam diri manusia. Pada dasarnya, sifat alami manusia adalah selalu peduli terhadap tanggapan orang lain terhadap dirinya. Oleh karena itu, komentar-komentar yang diberikan oleh orang lain kepada dirinya akan memengaruhi cara mereka berpikir, bertindak, dan berperilaku.

Kemampuan seseorang untuk menilai orang lainnya lewat media sosial membuat terpengaruhnya pemikiran orang-orang terhadap kehidupan. Tidak jarang banyak orang yang menginginkan hidup orang lain yang hanya terlihat sekilas atau bahkan hanya lewat video berdurasi 15 detik. Manusia cenderung akan menampilkan sisi terbaiknya dalam bermediasosial, sehingga hal inilah yang membuat satu manusia dengan manusia lainnya berlomba-lomba untuk menunjukkan siapa yang lebih bahagia. Tanpa disadari, pemikiran bermediasosial yang seperti ini memengaruhi kondisi psikologis mereka. 

Dengan terlalu sering menunjukkan kebohongan dalam bermediasosial membuat ada tekanan tersendiri di dalam diri manusia. Belum lagi, banyaknya tuntutan dari orang lain apabila seseorang tersebut merupakan artis, selebgram ataupun influencer. Mereka dipaksa untuk bisa berperilaku sebaik-baiknya di media sosial, mereka juga dituntut untuk harus memberikan contoh yang baik kepada pengikut-pengikutnya. Tuntutan ini membuat terjadinya rasa tertekan, terkekang, dan juga depresi. Karena mereka diharuskan berperilaku sebagaimana yang orang lain inginkan.

Media sosial memang merupakan suatu alternatif yang tepat untuk individu menunjukkan sisi terbaik dalam dirinya. Tidak jarang, banyak orang yang lebih terkenal di media sosial dibandingkan kehidupan aslinya. Validasi dari orang lain juga jauh lebih cepat didapat lewat media sosial, melihat bahwa media sosial mencakup kuantitas manusia yang sangat banyak dan universal. Orang-orang juga cenderung lebih mudah mengekspresikan dirinya lewat media sosial. Tapi, kemudahan ini juga harus diikuti dengan kebijakan para pengguna. 

Mengingat bahwa jangkauan media sosial yang luas, maka para pengguna diharapkan sudah mengerti apa yang harus dan tidak dipublikasikan di media sosial. Walaupun media sosial mempermudah semua orang untuk berinteraksi atau sekadar meninggalkan komentar, perlu diingat bahwa komentar yang dilontarkan bisa memengaruhi kondisi mental orang lain. Perubahan kondisi mental ini akan secara langsung memengaruhi psikologis seseorang tersebut juga.

Oleh karena itu, pada intinya, perkembangan dan penggunaan media sosial diperlukan jiwa yang bijak. Diperlukan juga kesiapan mental dari masing-masing individu dalam pemakaiannya. Karena melihat bahwa sekali seseorang memiliki media sosial maka artinya mereka siap untuk menerima segala komentar dan tanggapan orang lain mengenai hidup mereka. Media sosial begitu memengaruhi kondisi psikologis manusia. Apabila media sosial seseorang diisi dengan banyak hal positif, maka kondisi psikologis seseorang tersebut juga pasti akan baik. Begitu pula sebaliknya, apabila media sosial seseorang terlalu banyak berisi hal-hal yang negative, kemungkinan kondisi psikologis seseorang tersebut akan ikut buruk.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun