Mohon tunggu...
Raisa Fatimatus
Raisa Fatimatus Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa di Universitas Islam Negeri Kh. Achmad Siddiq Jember

Hallo teman-teman nama saya Raisa Fattimatuz Zahra. Saya adalah salah satu mahasiswa di Uin Khas Jember. Saya berumur 19 tahun. Hobby saya yaitu berenang. Jika ingin bermutualan jangan lupa mampir di ig saya Rafaza_125 hehehe..

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Belajar Konstruktivisme Dan Penerapannya Dalam Pembelajaran

31 Mei 2024   13:05 Diperbarui: 31 Mei 2024   13:24 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Belajar merupakan usaha seseorang secara keseluruhan untuk mengubah tingkah lakunya sebagai akibat dari pengalamannya dengan lingkungannya. Belajar bisa dilakukan melalaui berbagai teori dan pendekatan yang bisa disesuaikan dengan karakteristik siswanya. Salah satunya adalah teori belajar konstruktivisme yang telah ada sejak tahun 1710 melalui karya filosofi italia yang bernama Giambatista Vico. Dalam karya tersebut Vico menjelaskan bahwa manusia adalah tuan dari apa yang diciptakan oleh tuhan dan alam diciptakan oleh tuhan. Maksudnya adalah hanya tuhan satu-satunya yang bisa mengetahui atau paham semesta ini sebab hanya Tuhan yang dapat mengetahui bagaimana cara menciptakannya dan dari apa tuhan menciptakan.  Sedangkan kita sebagai manusia hanya bisa mengetahui hal-hal yang telah dikonstruksinya. Menurut aliran konstruktivisme, pengetahuan yang dimiliki seseorang tidak berasal dari alam. Namun, pengetahuan tersebut berasal dari apa yang diciptakan atau dibentuk oleh individu.

Adapun pengertian teori konstruktivisme menurut para ahli:

  • Von Glaserfeld mengatakan bahwa strukturalisme merupakan bagian dari  disiplin ilmu pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan berasal dari pembentukan (konstruksi) kita sendiri. Menurut ahli tersebut strukturalisme radikal, pengetahuan didefinisikan sebagai organisasi atau pengaturan objek oleh individu. memilih untuk tidak mempertimbangkan hubungan antar kenyataan dan  pengetahuan sebagai ukuran kebenaran.
  • Von Glaserfeld menyebutkan beberapa keterampilan yang diperlukan untuk proses pembentukan pengetahuan: (1) mengungkapkan  dan mengingat kembali pengalaman, (2) mengambil  dan membandingkan keputusan tentang perbedaan dan  kesamaan (3) memilih pengalaman mana yang lebih baik. Pembentukan pengetahuan memiliki batas, bukan kebebasan tanpa batas.
  • Lorsbach dan Tobin mengatakan bahwa teori belajar konstruktivisme adalah suatu teori yang menganggap siswa sebagai bagian penting dari proses penemuan pengetahuan. Dimana pengetahuan tidak dapat ditransfer karena setiap orang membangunnya sendiri. Mereka mendukung pendekatan pembelajaran yang memperhatikan aktivitas utama pada siswa, yang memperoleh pemahaman tentang hal-hal dan kejadian tersebut. Sebagai contoh, Siswa menemukan ide-ide yang telah mereka pelajari melalui pembelajaran inkuiri yang dibantu oleh media, yang memungkinkan mereka untuk mengubah apa yang mereka ketahui sebelumnya menjadi konstruksi.
  • Driver dan Oldham mengatakan bahwa bahwa pengetahuan bukanlah hasil dari pengaruh luaran, melainkan diproses dan dibentuk oleh individu berdasarkan pengamatan dan pemahaman mereka. Sebagai hasilnya, pengetahuan itu sendiri bukanlah sesuatu yang statis, tetapi dinamis dan berkembang seiring waktu. Selain itu, Driver dan Oldham (1994), berikut adalah karakteristik belajar yang didasarkan pada teori konstruktivistik:
  • Orientasi: Mulai dengan menginspirasi minat siswa untuk mempelajari topik melalui pengamatan dan observasi.
  • Elisitasi: Dukung siswa untuk mengungkapkan ide-ide mereka melalui berbagai cara, seperti bicara, membuat poster, atau menulis.
  • Restrukturisasi Ide: Dorong siswa untuk mengembangkan ide-ide baru, mengkombinasikan ide yang ada, dan mengevaluasi gagasan-gagasan baru yang muncul.
  • Penggunaan Konsep Baru dalam Situasi: Terapkan konsep-konsep baru dalam berbagai situasi untuk memperkuat pemahaman siswa terhadap materi.
  • Review: Lakukan peninjauan secara berkala untuk memperbarui dan mengembangkan konsep yang telah dipelajari dengan memanfaatkan pengetahuan yang baru diperoleh.

Adapun tujuan belajar menurut aliran teori belajar konstruktivisme yaitu merangsang berpikir inovatif, bisa meningkatkan pengetahuan, meriset bermacam hal yang ditemui, membentuk keahlian sesuai dengan kemampuan, dan mendorong untuk berkreasi dalam pikiran. Selain tujuan pembelajaran konstruktivisme adapun ciri-cirinya sebagai berikut :

1. Memberikan kesempatan bagi siswa untuk mendapatkan informasi baru melalui keterlibatan dalam dunia nyata 

2. Menunjukkan cara siswa belajar konsep

3. Menganggap pembelajaran dan hasil belajar sama pentingnya

4. Mendukung pembelajaran kopratif dengan menampilkan perspektif dan pembawaan siswa

5. Menghargai gagasan dan ide yang dimulai oleh siswa dan menggunkannya sebagai refrensi untuk desain pembelajaran

Namun teori belajar tidak ada yang sempurna, begitu juga kehidupan yang memiliki sisi positif dan negatif. Begitupun dengan teori-teori ini yang saling melengkapi ini juga berlaku dengan teori konstruktivisme:

Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari teori konstruktivisme.

kelebihannya:

1. Guru bukanlah satu-satunya asal pengetahuan

2. Pembelajaran siswa lebih aktif dan kreatif 

3.  Pembelajaran lebih signifikan 

4. Pembelajaran memiliki kebebasan dalam belajar

5. Perbedaaan individu diukur dan dinilai

6. Guru mempertimbangkan bagaimana siswa memperoleh pengetahuan baru

kekurangannya:

1. Dari segi teoritis, konstruktivisme menyoroti bahwa pembelajaranbukanlah sekedar penyerapan informasi dari luar dalam pikiran siswa,melainkan proses penggabungan dan penyesuaian untuk meningkatkan kemampuan kognitif

2. Perspektif ini menekankan bahwa siswa memiliki memiliki peran aktif dalam menciptakan pengetahuan melalui proses belajar 

3. Evaluasi konstruksivisme menekankan pentingnya lingkungan belajar dalam membentuk berbagai sudut pandang, interpretasi, realitas, pembentukan pengetahuan, dan aktivitas lain berdasarkan pengalaman 

Penerapan teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran yaitu bertujuan agar Untuk memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan untuk menemukan, memahami, dan mengaplikasikan informasi yang dipelajari, diperlukan perkembangan keterampilan yang sesuai. Pada prinsipnya, pembelajaran konstruktivisme merupakan pembelajaran dengan semua pengetahuan harus dikonstruk dari diri dan pikiran individu yang bersangkutan, bukan dicerna oleh indra. Asumsi dasar teori konstruktivisme adalah semua pengetahuan terbentuk dalam otak setiap individu, dan individu yang bersangkutan tidak dapat mengelak selain mengonstruk pengetahuan yang ia punya berdasarkan pengalaman pribadi. Untuk mempermudah, berikut prinsip-prinsip pembelajaran dengan teori konstruktivisme.

            1. proses yang aktif dalam belajar

            2. kegiatan yang adaptif dalam kegiatan belajar

            3. Pembelajaran terjadi dalam konteksnya.

            4. pribadi dan perbedaan  ialah bagian dari semua pengetahuan.
https://youtu.be/JeJ_pZF37Ok?si=uWY7KE9CjVaNe3I4

Maka dari itu, "Konstruktivisme" mengacu pada beragam pandangan teoretis yang umumnya diterapkan dalam teori pembelajaran, terutama dalam konteks pengajaran sains. Fokusnya adalah pada perubahan konsep, pembentukan kurikulum, dan strategi pengajaran yang mendukung siswa dalam membangun kembali pemahaman mereka. Ini dapat dicapai dengan mengenali pandangan dan gagasan siswa, memberi ruang bagi eksplorasi kreatif dan evaluasi keterampilan mereka, mendorong perkembangan perspektif baru, serta menggalakkan refleksi dan integrasi ide-ide mereka.

Daftar Pustaka 

Masgumelar, Ndaru Kukuh, dan Pinton Setya Mustafa. "Teori Belajar Konstruktivisme Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Dan Pembelajaran." GHAITSA: Islamic Education Journal 2.1 (2021)

Suzana, Yenny Imam Jayanto. Teori Belajar dan Pembelajaran, Malang: Cv Literasi Nusantara Abadi (2021)

Sugrah, Nurfatimah. "Implementasi teori belajar konstruktivisme dalam pembelajaran sains." Humanika, Kajian Ilmiah Mata Kuliah Umum 19.2 (2019)

 Annisa,  TishanaEt Al. "Filsafat Konstruktivisme Dalam Mengembangkan Calon Pendidik Pada Implementasi Merdeka Belajar Di Sekolah Kejuruan." Journal On Education 5.2 (2023)

 Rahma Riandra, Fiska. “teori konstuktivisme dan tujuannya di dalam proses belajar’’, https://www.gramedia.com/literasi/teori-konstruktivisme/

Suparlan, Suparlan. "Teori konstruktivisme dalam pembelajaran." Islamika 1.2 (2019)

Anggita putri, Destiara 12 juni 2023, “teori belajar konstruktivisme, pengertian, ciri, dan penerapannya”, https://katadata.co.id/lifestyle/edukasi/6486e33d04016/teori-belajar-kontruktivisme-pengertian-ciri-dan-penerapannya?page=2

Dadang Supardan, H. "Teori dan praktik pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran." Edunomic Jurnal Pendidikan Ekonomi 4.1 (2016)

burhan eko, purwanto. "proses belajar-mengajar dengan pendekatan konstruktivisme." proses belajar-mengajar dengan pendekatan konstruktivisme (2003).

 M Aris Ali, Iqbal 17 januari 2010, “teori konstruktivisme dengan pengajaran humanis berbasis cinta”, https://iqbalmarisali.blogspot.com/2010/01/teori-konstruktivisme-dengan-pengajaran.html, (05/04/2024:22.10)

Tamba, Sri Rejeki, And Ellis Mardiana Panggabean. "Desain Tugas Belajar Pada Materi Ruang Tiga Dimensi Berdasarkan Teori Konstruktivisme." Edu Cendikia: Jurnal Ilmiah Kependidikan 2.03 (2022): 499

Yuberti Dr, M.Pd. 2014. Teori Pembelajaran Dan Pengembangan Bahan Ajar Dalam Pendidikan. Lampung: Anugrah Utama Raharja (Aura): 47

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun