Penanganan gizi buruk masih menjadi permasalahan di beberapa daerah di indonesia, salah satunya di daerah Sumatera Utara. Faktor ekonomi dan lingkungan yang buruk menjadi alasan atas situasi ini. Hal tersebut mengarah ke salah satu permasalahan, yaitu stunting.
Berdasarkan laman web resmi direktorat jenderal pelayanan kesehatan, World Health Organization (WHO) pada tahun 2015 mengatakan bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badan yang berada di bawah standar.
Stunting, masalah gizi kronis pada anak-anak yang terjadi akibat kekurangan nutrisi pada masa pertumbuhan, telah menjadi perhatian serius di seluruh dunia. Sayangnya, kota-kota di Indonesia, termasuk Medan, tidak luput dari masalah ini. Kota Medan, yang merupakan ibu kota provinsi Sumatera Utara, menghadapi tantangan besar dalam memerangi stunting dan memastikan kesehatan generasi mendatang.
Dampak Buruk StuntingÂ
Banyak dampak buruk yang terjadi dari meningkatnya jumlah balita yang mengalami gejala stunting. Kesehatan bayi yang terkena stunting juga terancam karena stunting dapat menyebabkan terhambatnya pertumbuhan dan perkembangan anak.Â
Stunting memiliki dampak jangka panjang yang signifikan terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Dalam kondisi stunting, anak-anak mengalami keterlambatan pertumbuhan fisik dan kognitif, yang dapat berdampak pada kemampuan belajar, produktivitas, dan kualitas hidup mereka di kemudian hari.Â
Stunting juga berpotensi menyebabkan kerugian negara setap tahunnya berupa 2-3% dari GDP. Di Indonesia sendiri, stunting masih berada dalam jumlah yang tinggi berupa 21,6%. Walaupun telah menunjukkan penurunan dari angka 24.4% di tahun 2021, jumlah tersebut masih terlalu tinggi dan harus ditindaklanjuti dengan tepat. Sumatera Utara sendiri juga telah menunjukkan penurunan angka prevalensi stunting menjadi 21.1% pada tahun 2022.
Apa yang harus dilakukan?
Kota medan sendiri telah melakukan berbagai upaya dalam menangani permasalahan stunting, salah satunya dengan menjalankan program Bapak Asuh. Lebih lanjut walikota medan, Bobby Nasution beserta petinggi dan OPD lingkungan menjadi bapak asuh bagi 364 anak yang terkena stunting di kota Medan. harapannya dengan langkah ini, tumbuh kesadaran dan kepekaan para petinggi pemerintahan dalam menyikapi permasalahan stunting ini.
Pemerintahan Kota Medan juga memberikan makanan tambahan untuk para anak stunting bersama juga bantuan berupa program UMKM yang diharapkan agar ekonomi keluarga dengan anak stunting itu terbantu."Bahkan, kami (Pemko Medan) juga jadi market pertama bagi pelaku UMKM dengan memasukkan hasil produk mereka ke dalam E-Katalog Pemko Medan," kata Bobby.
Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara juga telah melakukan banyak perbaikan seperti urusan sanitasi dan kebersihan lingkungan, edukasi pemahaman gizi, serta pembukaan lapangan kerja untuk meningkatkan taraf kehidupan para keluarga yang anggotanya mengalami stunting. Segala upaya ini dapat terjadi atas kerjasama banyak pihak, seperti  Forkopimda, TP PKK, dan lainnya. Semua ini dilakukan agar tingkat stunting menurun dan target 14% angka stunting dapat tercapai.
Stunting di Kota Medan bukanlah masalah yang dapat diselesaikan dalam semalam. Diperlukan komitmen jangka panjang dan kerja sama yang kuat dari semua pihak terkait untuk mengatasi masalah ini. Pemerintah daerah perlu memberikan prioritas yang tinggi pada upaya pencegahan stunting dan mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk program-program intervensi yang efektif.
Stunting adalah masalah serius yang berdampak pada generasi masa depan. Kota Medan harus bersatu dan mengambil langkah-langkah konkret untuk menghadapinya. Dengan melakukan langkah-langkah yang tepat, Kota Medan dapat menjadi contoh bagi kota-kota lain dalam memerangi stunting dan memastikan kesehatan dan kesejahteraan anak-anak yang lebih baik
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H