Beberapa waktu yang lalu, Kapolri mengeluarkan sebuah surat edaran bagi jajaran internal mereka agar memiliki satu suara dan sepaham mengenai apa itu ujaran dengan kebencian atau istilah kerennya Hate Speech. Hal ini tak pelak langsung menjadi pembahasan yang ramai baik media televisi, media online tidak terkecuali juga di Kompasiana.
Namun dalam tulisan saya kali ini, saya tidak ingin membahas mengenai surat edaran dari Kapolri tersebut. Melainkan saya ingin membagikan beberapa hal yang dapat kita kembangkan di dalam kehidupan sehari - hari untuk mengatasi kebencian dimulai dari diri sendiri. Menurut ajaran Buddha, terdapat 5 cara untuk mengatasi kebencian di dalam diri. Kelima hal tersebut adalah :
1. Cinta Kasih
Pada saat kebencian dan amarah muncul di dalam batin, kita harus segera menyadari dan memancarkan cinta kasih kepada orang yang kita benci. Mengharapkan orang lain berbahagia, selalu memperoleh keberuntungan, terhindar dari segala macam bahaya adalah perenungan untuk mengembangkan cinta kasih di dalam batin kita.
2. Belas Kasihan
Kita harus memiliki belaskasihan kepada makhluk yang sedang menderita atau kurang beruntung. Jika kita renungkan kembali, pada saat kita marah kepada seseorang, maka tentunya orang tersebut akan menjadi sedih. Hal itu dapat menyakiti hati atau bahkan dia akan berbalik membenci kita. Dengan adanya rasa belas kasihan, maka kebencian dan amarah dapat kita redam karena kita sudah terlebih dahulu merenungkan akibat buruk yang timbul dari aktivitas kebencian tersebut.
3. Keseimbangan Batin
Selain mengembangkan pikiran cinta kasih dan belas kasihan, kita juga dapat mengembangkan keseimbangan batin untuk mengatasi amarah yang timbul dalam batin. Keseimbangan batin ini dapat kita latih dengan melakukan meditasi ketenangan batin. Apabila kita tidak mengetahui kebeneran dari suatu hal secara menyeluruh, maka bersikaplah netral dengan tidak membenarkan diri kita sendiri atau menyalahkan orang lain.
4. Menghindari dan tidak menghiraukan
Menghindari dan tidak menghiraukan hal - hal yang menimbulkan rasa benci di dalam batin kita. Dengan menghindari atau tidak bertemu dengan orang yang menjadi objek kemarahan kita dapat mengurangi intensitas kemarahan kita. Dan bukan tidak mungkin akan menimbulkan konflik yang lebih besar lagi.
Namun jika untuk sementara kita berusaha menghindarinya dan berusaha untuk tidak memikirkan permasalahan tersebut maka sedikit demi sedikit kita akan terbebas dari amarah. Jika kita selalu berusaha memegang erat-erat marah itu diibaratkan seperti kita menggenggam api kemanapun kita pergi. Api itu tidak hanya akan menyakiti diri kita, tapi juga dapat membakar siapapun yang ada di sekitar kita. Untuk itu segera letakkan api kemarahan yang muncul dan segera padamkan agar tidak sampai membakar orang-orang yang ada di sekitar kita.
5. Merenungkan kembali Kamma dari perbuatan kita
Kita berusaha merenungkan bahwa apapun yang kita lakukan itulah yang akan kita petik di masa mendatang. “Seperti benih yang kita tabur, demikianlah buah yang akan kita petik”. Ungkapan ini sudah sangat akrab di telinga kita yang menunjukkan bahwa apapun yang kita lakukan apakah itu baik atau buruk demikian pula hasil yang akan kita peroleh. Jika kita melakukan hal-hal positif, hal-hal yang baik maka hasilnya akan berbuah kebahagiaan di masa mendatang. Namun sebaliknya jika batin kita selalu dipenuhi dengan kebencian, amarah, dendam yang mendalam, maka kita juga akan memperoleh hasil perbuatan kita dalam bentuk penderitaan. Karena kebencian, amarah, dendam hanya akan membuat batin seseorang menderita dan membuat orang yang dibenci merasa tidak nyaman untuk dekat dengan kita.
Dengan melakukan kelima hal tersebut diatas, kita dapat hidup bebas dari rasa benci, dendam dan amarah. Dengan kita memulai dari diri sendiri untuk terbebas dari kebencian, maka kita juga telah mengondisikan lingkungan kita untuk terhindar dari kebencian dan amarah. Dengan lingkungan yang terhindar dari kebencian dan amarah, maka akan tercipta perdamaian.
Semoga tulisan ini bermanfaat bagi semua yang membacanya. Semoga semua makhluk hidup berbahagia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H