Kayanya terlalu pribadi kukisahkan ini, tapi biarlah semua keluarga besar serta sahabat-saudaraku, ku ingin mengisahkan cerita ini sebagai Potret diriku dan kita semua yang mungkin mersakan sama.
Waktu terus berjalan, begitu juga usia kita terus bertambah bersama sang waktu.
Waktu itu adalah milik sang Sang Pencipta, segala sesuatu kadang indah pada waktunya, kadang juga buruk pada waktunya. Dua sisih hidup yang sering kita alami. Itulah lintasan peristiwa hidup yang akan kita lalui.
Siaga itu penting. Berjaga-jaga itu juga baik. Sedalamnya laut dan seluas Samudra dapat kita duga, tapi rahasia sang Pencipta seluruh indra kita tak mampuh menyelami segala RahasiaNYA.
Hormatilah kedua Orang tuamu, sayangi Mereka, rawati mereka sampai ajal mereka tiba. Kasih mereka sudah kita rasakan. Cinta mereka sudah mereka tanamkan pada anaknya. Jangan pernah mengeluh, jangan pernah amarah pada diri mereka. Saatnya kita kembali merawti mereka. Sembilan bulan kita ada dalam kandunganya, bukan waktu yang singkat. Bulan Mata hari terus menyinari bumi, begitu juga Kasih ibu dan ayah kepada kita. Mereka memberi tak harap kembali, bagaikan surya menyinari dunia.
Akhir tulisanku semoga bermanfaat bagi kita. Hargailah hidup dari kita sendiri orang lain, dan bersyukurlah selalu pada Sang Pencipta. Karena semuanya berasal dariNya.
Salam Rinduku
dari Kupang, Liliba
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H