Mohon tunggu...
Raimundus Minggu
Raimundus Minggu Mohon Tunggu... Wiraswasta - Nangaroro

Nagekeo

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Telususri Jejak Seorang Mama

13 November 2021   14:03 Diperbarui: 13 November 2021   14:13 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Mama Katarina sedang menganyam (Ngana Sulu)

TELUSURI JEJAK SEORANG MAMA

oleh Sirilus Wali

Kisah hidup manusia setiap daerah ada beda ada juga yang sama. Di daerah kami suku Dodo dan suku-suku kecil lainya yang yang sangat terkait didalamnya ada sekitar "Tana Meze Watu Dewa" Oda Ute/Ute Toto, Tana Dea, kehidupan seorang anak perampuan sangat melekat dengan 3 pekerjaan ini,"NGANA SULU, SATI DHAKA, PEDHE NASU" yang artinya :

NGANA SULU : menganyam..(anyam)

SATI DHAKA : menjahit (jahit tangan)

PEDHE NASU : memasak (masak)

Ketiga pekerjaan dasar ini harus bisa oleh seorang gadis di Ute Toto,Tana Dea lebih luas wilayah suku DODO.

Apabila ketiga pekerjaan ini sudah bisa, maka anak gadis tersebut bisa menuju ke sebutan aslinya : NASA NEU

artinya bertunangan yang resmi.Kalau Papa nasa : berpacaran yang belum resmi.NEU : Sesuatu yang mengikat,memiliki.

Disini saya tergerak menulis,melihat potret saudariku Katarina Ndai, sering disapa akrab dikeluargaku dengan panggilan akrabnya"EO" sungguh menggugat perasaan hati nuraniku.

Eo seorang perempuan hebat, keturunan Suku Dodo, dari Kampung Mbesi Ndangakapa, yang menikahi dengan Suaminya tercinta Kakak ejaku PETRUS MOSA, lelaki sejati yang keras wataknya tapi lunak hatinya. Seorang Pria pekerja keras, pantang mundur pantang menyerah.

Mereka memilki 9 orang anak, Perampuan 3, laki2 6 yang sangat solid dan akrab.

Didikan yang begitu hebat serta,melebih metode Guru BP,serta seorang ahli pendidikan,yang mendidik anak2 otaknya cerdas,berkarakter dan berbudipekerti yang begitu ramah bersahaja,luar biasa.

Potret Eo yang sedang menganyam sebuah "tempat" adalah wadah untuk menyimpan sesuatu,yang berfungsi sebagai Tas kecil.Ketika membandingkan keadaan saat ini,adakah gadis2 kita saat ini, bisa melakukan hal menganyam?.

Masing2 kita tentunya bisa menjawabnya.Situasi yang sudah banyak berubah.

Ketika usiahnya yang sudah mulai senja,keseharian hanya mengisih dengan kegiatan salah satunya "anyam".

Kisah dan pemandangan langkah/klasik yang hampir hilang, oleh karena terbawa arus jaman.

Siapa yang ingin mempertahankan? tentunya kita anak tanah asli. Sikap peduli berbagai kita, baik pemerintahan Desa, Mosa Daki Bhoa, para tua adat dan juga Organisasi-organisasi  kepemudaan seperti Gereja, LSM lainya

Jika dipandang jeli oleh aparat Desa, ini salah satu aset termahal yang dimilki oleh Desa tersebut. Sebuah hasil karya seni yang luarbiasa, bisa mendatangkan pendapatan jika hal ini dikelola dengan baik dan benar.

Ekpresi wajah saudariku Eo, membuat aku tertegun ketika anak/ponaanku Mundus anak ke 7 buah kandungan Eo dan Eca Pit mengirim gambarnya yang sedang menganyamnya.

Saya cuman bermenung, hanyalah jarak dan waktu saya belum juga bisa mengunjunginya.

Kayanya terlalu pribadi kukisahkan ini, tapi biarlah semua keluarga besar serta sahabat-saudaraku, ku ingin mengisahkan cerita ini sebagai Potret diriku dan kita semua yang mungkin mersakan sama.

Waktu terus berjalan, begitu juga usia kita terus bertambah bersama sang waktu.

Waktu itu adalah milik sang Sang Pencipta, segala sesuatu kadang indah pada waktunya, kadang juga buruk pada waktunya. Dua sisih hidup yang sering kita alami. Itulah lintasan peristiwa hidup yang akan kita lalui.

Siaga itu penting. Berjaga-jaga itu juga baik. Sedalamnya laut dan seluas Samudra dapat kita duga, tapi rahasia sang Pencipta seluruh indra kita tak mampuh menyelami segala RahasiaNYA.

Hormatilah kedua Orang tuamu, sayangi Mereka, rawati mereka sampai ajal mereka tiba. Kasih mereka sudah kita rasakan. Cinta mereka sudah mereka tanamkan pada anaknya. Jangan pernah mengeluh, jangan pernah amarah pada diri mereka. Saatnya kita kembali merawti mereka. Sembilan bulan kita ada dalam kandunganya, bukan waktu yang singkat. Bulan Mata hari terus menyinari bumi, begitu juga Kasih ibu dan ayah kepada kita. Mereka memberi tak harap kembali, bagaikan surya menyinari dunia.

Akhir tulisanku semoga bermanfaat bagi kita. Hargailah hidup dari kita sendiri orang lain, dan bersyukurlah selalu pada Sang Pencipta. Karena semuanya berasal dariNya.

Salam Rinduku

dari Kupang, Liliba

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun