Mohon tunggu...
Raisya Maulana
Raisya Maulana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Administration Student at Padjadjaran University

A keen observer in the realms of politics, social issues, and governance.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Artikel Utama

Ospek Mahasiswa: Pengenalan Kehidupan Kampus atau Ajang Adu Gengsi dan Perpeloncoan?

23 Agustus 2023   09:15 Diperbarui: 26 Agustus 2023   00:50 708
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ospek mahasiswa (Sumber: UMN via kompas.com)

Banyak kampus yang telah memiliki inovasi menarik dalam melaksanakan Ospek. Salah satunya kampus Oxford yang memiliki program "Know Your Oxford: Guide Audio Tour for New Prospective Students", bentuk program ini adalah pengenalan lingkungan Oxford melalui aplikasi dengan teknologi augmented reality dan berbasis 3D. 

Di Indonesia sendiri, program serupa pernah dilakukan oleh Universitas Padjadjaran pada tahun 2021 dengan nama program "Pakuan Padjadjaran" dalam bentuk 3D Virtual Exhibition pada website khusus. 

Program-program yang menunjang kegiatan Ospek pada tujuan sebenarnya dapat memberikan first impression yang bermakna bagi mahasiswa baru dan mengubah persepsi mereka mengenai kehidupan kampus yang penuh dengan senioritas.

Ajang Adu Gengsi

Realitas di Indonesia sendiri menunjukan masih banyaknya kampus-kampus yang menjadikan Ospek sebagai ajang adu gengsi antar kampus lainnya. 

Perebutan gelar " Rekor MURI" menggeser tujuan utama pengenalan kehidupan kampus dalam pelaksanaan Ospek. Seperti halnya pelaksanaan Paper Mob atau Mozaik yang mengharuskan mahasiswa untuk membeli perlengkapan sendiri dan rela dijemur matahari selama latihan sampai hari pelaksanaan. 

Terlihat contohnya pada Ospek Untirta di tahun 2022 dimana mahasiswa baru dijemur selama 10 jam yang menimbulkan banyak korban.

Kondisi seperti ini hanya menghasilkan output yang tidak bermanfaat bagi kehidupan kampus, hanya memuaskan keinginan para panitia Ospek dan menaikan branding kampus dengan memperlihatkan kemegahan pelaksanaan Ospek. Esensi yang didapat pun tidak lebih dari sekedar kesenangan dan kepuasan sementara saja. Budaya seperti ini hanya menunjukan praktik negatif Ospek tanpa mempertimbangkan aspek kesehatan dan output jangka panjang. Ospek menjadi ajang adu gengsi antar kampus, terutama kampus-kampus besar yang memiliki banyak mahasiswa.

Eksistensi Perpeloncoan

Ospek pun tak lepas dari kaitannya dengan perpeloncoan, pemberitaan setiap tahunnya selalu ramai dengan perpeloncoan ketika mahasiswa baru melaksanakan Ospek. Bahkan ketika Pandemi Covid-19 mengharuskan Ospek dilaksanakan secara daring melalui zoom masih saja terdapat perpeloncoan. 

Seperti halnya kasus di Unesa yang viral pada tahun 2020, dimana mahasiswa baru dibentak oleh senior saat Ospek melalui zoom yang mana sudah tergolong ke dalam kekerasan verbal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun