Ipsos, perusahaan riset DNA konsultasi pasar global asal Prancis, baru-baru ini merilis laporan berjudul "Predictions 2025 Report" yang menunjukkan hasil survei tentang seberapa optimis masyarakat menyambut tahun baru 2025. Lebih sedikit orang merasa thaun ini buruk, meskipun ada perang global dan masalah biaya hidup.
Namun harapan untuk tahun baru ini belum kembali ke tingkat yang ada sebelum pandemi COVID-19. 71% orang berpikir bahwa tahun 2025 akan lebih baik daripada tahun 2024.
Berikut presentase yang ditampilkan:
1. Indonesia (90%)
2. Kolombia (88%)
3. China (87%)
4. Filipina (87%)
5. Peru (85%)
6. Afrika Selatan (84%)
7. Meksiko (84%)
8. Malaysia (81%)
9. Thailand (79%)
10. Argentina (79%)
11. Brazil (79%)
12. Chili (79%)
13. India (79%)
14. Polandia (72%)
15. Singapura (72%)
16. Hungaria (72%)
17. Australia (71%)
18. Kanada (71%)
19. Amerika Serikat (70%)
20. Romania (70%)
21. Irlandia (69%)
22. Swiss (69%)
23. Belanda (67%)
24. Swedia (66%)
25. Spanyol (66%)
26. Britania Raya (61%)
27. Turki (59%)
28. Italia (58%)
29. Jerman (56%)
30. Korea Selatan (56%)
31. Belgia (51%)
32. Prancis (50%)
33. Jepang (38%)
Berdasarkan hasil survei di atas, Indonesia meraih peringkat pertama dalam tingginya optimisme untuk 2025 dengan presentase 90%, disusul oleh negara Kolombia, China, dan Filipina.
Tetapi ada satu negara yang mungkin kita pikir akan berada di papan atas optimisme, bahkan menjadi peringkat pertama. Namun dalam kenyataannya, negara ini menduduki peringkat terakhir dengan presentase 38% terendah dari yang lain. Negara ini tidak lain dan tidak bukan adalah Jepang. Mengapa demikian?
Saat ini Jepang sedang menderita berbagai masalah yang memengaruhi ekonomi, sosial, dan dunia politiknya. Beberapa isu tersebut diantaranya:
- Penurunan Populasi yang Sangat DrastisÂ
Negara Jepang Menjadi salah satu negara dengan tingkat kelahiran terendah di dunia. Hal ini disebabkan oleh pasangan muda yang enggan untuk memiliki anak dikarenakan kondisi ekonomi untuk membesarkan anak di Jepang sangatlah mahal.
- Permasalahan Ekonomi
Selama beberapa dekade, Jepang selalu menjadi negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Namun dalam beberapa tahun ini mengalami stagnasi pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan oleh sejumlah faktor, seperti deflasi yang terus-menerus, penuaan populasi, dan beban utang publik yang tinggi.Â
- Ketegangan Geopolitik
Jepang mengalami ketegangan Geopolitik di wilayah Asia Timur, terutama dengan China dan Korea Selatan. Kekhawatiran tentang program nuklir Korea Utara dan sengketa wilayah dengan China di laut China Timur, seperti Sengketa Senkaku/Diaoyu, adalah sumber konflik ini.
Lalu, Bagaimana dengan Indonesia? Mengapa kita bisa berada di peringkat pertama mengalahkan sejumlah negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang? Ada beberapa faktor yang memengaruhi. Salah satunya adalah semakin banyaknya orang bekerja.
Bisa kita lihat di diagram batang di atas, bahwasannya tingkat orang yang dipekerjakan meningkat setiap tahunnya. Tidak lain juga dengan tingkat pengangguran di Indonesia yang menunjukkan tren menurun sejak pandemi COVID-19.
Meskipun begitu, walaupun kita optimis dengan 2025 ataupun tidak, ingatlah untuk selalu bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Semoga untuk tahun ini kita diberikan rezeki yang berkah serta peluang untuk memajukan diri, bangsa, dan negara
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H