Mohon tunggu...
RAIHAN AHMADANSHARI
RAIHAN AHMADANSHARI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya merupakan Mahasiswa di salah satu Perguruan Tinggi Negeri di Jawa Timur.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Upaya Edukasi Webinar Mengenai Radikalisme

20 Juni 2022   21:23 Diperbarui: 20 Juni 2022   21:53 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS


Webinar merupakan singkatan dari web seminar, yaitu seminar yang dilakukan dengan situs web atau aplikasi berbasis internet. Salah satu cara baru dalam seminar ini berguna untuk pembicara menyampaikan materi secara tidak tatap muka atau menggunakan media elektronik maupun internet. 

Webinar ini Kembali tren karena adanya pandemic Covid-19 ini. Seperti yang kita tahu semua Pandemi Covid-19 ini membuat semua pergerakan kita terbatas, salah satunya seminar. Maka tumbulah tren webinar di masyarakat.
 
Toleransi merupakan sikap saling menghargai, dan menghormati kepada sesama manusia yang memiliki perbedaan dengan kita. Toleransi bisa diartikan, sebagai kemampuan setiap individu untuk menahan diri terhadap hal-hal yang tidak sepemikiran atau tidak sama dengan jalan pikirnya. 

Dengan adanya sikap toleransi, kemungkinan terjadinya konflik antarindividu maupun antarkelompok semakin mengecil. Sebenarnya toleransi bisa dibilang merupakan kunci dari perdamaian yang harus dijaga. 

Hal itu penting untuk dipertahankan mengingat bangsa Indonesia memiliki latar belakang perbedaan yang beragam, mulai keyakian, suku, ras, hingga warna kulit.

Masyarakat merupakan makhluk yang hidup berkelompok dan ada karena suatu sistem tertentu, seperti tradisi tertentu, konvensi dan hukum yang sama, serta mengarah kepada kehidupan kolektif. Sistem di masyarakat berhubungan manusia satu dengan manusia lain yang membentuk suatu kesatuan.
 
Perbedaan sendiri merupakan ketidaksamaan sesuatu dengan sesuatu lainya. Seperti Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar didunia. Berbeda dengan negara Kanada yang jarak antar pulaunya tidak jauh, Indonesia memiliki jarak antar pulau yang bisa dibilang jauh. 

Karena hal ini juga perbedaan dari suatu pulau dengan pulau lain terlihat. Jangankan beda pulau, masih satu pulau seperti pulau Jawa saja sudah terdapat beberapa budaya, suku, dan ras yang berbeda-beda. Negara Indonesia memang salah satu negara yang merdeka dengan bekal masyarakat yang beraneka macam perbedaan.


Akan sangat indah rasanya jika keragaman suku, agama, ras dan golongan dapat kita manfaatkan sebagai modal bersama untuk pembangunan Indonesia. 

Semua elemen negara dianggap aset sosial yang berharga, diperlakukan secara adil, dan diberi kesempatan untuk berkembang dan berpartisipasi dalam pembangunan negara. Namun kenyataannya, permasalahan yang marak terjadi di Indonesia berlatar belakang ras, sehingga perbedaan tampak menjadi beban daripada dijadikan sebagai modal dasar pembangunan Indonesia. 

Hal ini menunjukan bahwa bahasa kita sedang mengalami kerancuan nilai solidaritas dalam hal kepedulian sosial dan penghargaan terhadap potensi individu dan kelompok lain. Rasa persatuan yang menghubungkan kehidupan sudah tidak layak lagi. Bahkan tanpa nilai ini, masyarakat rentan terhadap kelompok afiliasi miskin kita. (Ginting & Ayaningrum, 2009).


Menurut (Digdoyo, 2018) Sejarah bangsa Indonesia, beberapa telah menciptakan kolaborasi indah dengan berbagai wujud budaya yang penuh dengan pluralisme. Artinya, berbagai suku, agama, ras, adat istiadat, budaya dan kelompok bisa hidup dan berkembang berdampingan dan ada banyak ruang untuk berkompromi dalam kehidupan kita sehari-hari, yang kita kenal sebagai toleransi. 

Kuntowijoyo (1985) menjelaskan bahwa keindahan orangorang di negara-negara khatulistiwa seperti Indonesia merupakan bukti untuk masyarakat internasional.  

Namun dunia telah "telah dihancurkan" dalam keindahan oleh sikap eksklusif yang lahir dari primitifisme sempit kelompok-kelompok tertentu dalam bentuk suku, agama, ras, dan konflik. Berbagai konflik agama, etnis, bahasa, ekonomi dan politik tidak bisa dihindari.

Dengan paparan semua informasi diatas, kemajemukan, keberagaman, kepluralan masyarakat Indonesia ini bisa dibilang pisau dengan 2 mata tajam yang bisa menjadi senjata untuk bangsa, atau malah menjadi boomerang bagi bangsa Indonesia.

Keberagaman yang selalu kita bangga-banggakan ternyata belum tentu menjadi kebanggaan dari sudut pandang orang lain. Keributan yang diciptakan karena perbedaan pun sudah terwujud dimana-mana. Oleh karena itu kita perlu adanya solusi.

Salah satu solusi yang kita miliki adalah mendorong masyarakat untuk berpikir bahwa kita ini unik, bisa hidup dibawah tekanan perbedaan ini, kita perlu mendorong rasa toleransi dari masyarakat untuk menerima perbedaan yang ada di masyarakat ini. Berkata kunci di "toleransi" merupakan jawaban dari semuanya. Cukup dengan toleransi maka kita tidak akan ada masalah dengan satu sama lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun