Mohon tunggu...
MUHAMMAD RAIHANPUTRA
MUHAMMAD RAIHANPUTRA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi bermain

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hubungan Pertumbuhan Populasi dan Kemiskinan dengan Kemungkinan Konflik Internasional

5 Juni 2023   08:24 Diperbarui: 5 Juni 2023   08:28 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Era globalisasi dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, pada saat ini telah memberi dampak kepada populasi penduduk yang mengalami pertumbuhan  cukup signifikan, sehingga menjadi faktor munculnya berbagai masalah sosial, ekonomi dan mengakibatkan terjadinya ketidakseimbangan di masyarakat, salah satunya adalah kemiskinan. Kemiskinan adalah kondisi di mana seseorang atau kelompok tidak memiliki akses dan perlindungan terhadap sumber daya ekonomi, sosial, dan politik yang memadai. 

Pendekatan marxisme sangat erat kaitannya dengan pertumbuhan penduduk dan kemiskinan, karena dalam pandangan ini, kapitalisme sebagai sistem ekonomi yang dominan merupakan salah satu penyebab utama kemiskinan. 

Menurut teori Marxis, aspek yang paling signifikan dalam politik global adalah adanya ketimpangan yang sangat besar dalam ekonomi kapitalis dunia. Dalam konteks ekonomi global ini, yang paling berperan penting bukanlah negara-negara, melainkan kelas-kelas sosial, dan tindakan dari semua aktor lainnya pada akhirnya dapat dijelaskan oleh dinamika kekuatan yang ada antara kelas-kelas tersebut.

Pertumbuhan penduduk menurut pandangan marxisme lebih dianggap sebagai salah satu faktor yang memperparah kemiskinan. Menurut Marx, pertumbuhan penduduk selalu terkait erat dengan produksi dan distribusi barang dan jasa. 

Pertumbuhan populasi dapat terjadi karena banyaknya kelas buruh yang berpindah tempat ke tempat yang memungkin kan mereka untuk bekerja, namun karena menumpuknya kelas buruh ini menyebabkan upah yang mereka dapatkan rendah dikarena persaingan antara kelas buruh yang semakin meningkat. 

Dalam sistem kapitalisme, produksi dan distribusi dilakukan secara terpusat dan dipegang erat oleh pihak yang memiliki modal, sehingga sumber daya alam dan nilai ekonomi dihasilkan oleh mereka yang memegang kontrol atas produksi dan distribusi. Dalam pandangan Marx, struktur ini yang menjadi akar masalah kemiskinan.

Menurut pandangan Marx, kapitalisme adalah sistem yang didominasi oleh kelas buruh dan kelas modal. Kelas buruh dianggap sebagai kelas yang dipaksa untuk bekerja demi menghasilkan nilai produk, namun mereka tidak memiliki kendali terhadap produk mereka sendiri, pun tidak memiliki akses ke nilai yang dihasilkan tersebut. 

Sebaliknya, kelas modal atau tuan tanah adalah pihak yang memiliki kontrol penuh atas produksi dan distribusi tersebut. Dalam sistem ini, kapitalis akan mencari keuntungan dengan mempekerjakan buruh sebanyak mungkin dan memperoleh nilai tambah yang sama sekali tidak diimbangi dengan gaji yang pantas untuk buruh. 

Menurut sistem ekonomi kapitalisme, para pengusaha cenderung mengutamakan kepentingan mereka sendiri dan memperoleh keuntungan sebanyak mungkin, namun mereka tidak memperhatikan hak-hak buruh dan dampak sosial yang ditimbulkan. 

Hal ini mempengaruhi kualitas hidup masyarakat, khususnya kelas bawah dan berimbas pada kemiskinan karena upah yang mereka dapatkan tidak sesuai dengan apa yang telah mereka kerjakan. 

Kelas bawah tidak dapat memenuhi kebutuhan dasar mereka seperti makanan, pakaian, dan tempat tinggal. Kadang-kadang, mereka bahkan harus memikirkan cara yang tidak biasa untuk memenuhi kebutuhan tersebut seperti dengan mencuri.

Dalam pandangan marxisme, kemiskinan juga berkaitan dengan ketidakadilan dalam distribusi sumber daya. Dalam sistem kapitalisme, sumber daya alam yang ada cenderung dikuasai oleh segelintir orang atau kelompok, sehingga menjadikan kemiskinan sebagai suatu kesenjangan ekonomi dan sosial yang ada. 

Kelas bawah tidak diberikan kesempatan untuk mengakses sumber daya tersebut, sehingga mereka terus mengalami pengaruh buruk dari kemiskinan. Dampak sosial yang ditimbulkan dari kemiskinan antara lain adalah kesenjangan sosial dan kriminalitas yang tinggi. 

Kemiskinan menurut pandangan marxisme tidak bisa diatasi dengan mengandalkan solusi yang bersifat individual seperti perbaikan pendidikan dan keterampilan kerja. 

Dalam pandangan Marx, solusi yang bersifat individual hanyalah upaya dari para pengusaha untuk menghindari tuntutan dari buruh yang adil dan merugikan diri mereka sendiri. 

Solusi yang tepat adalah dengan menghentikan sistem kapitalisme dan menggantinya dengan sistem sosialis yang lebih adil dan merata dalam mendistribusikan sumber daya. Dalam sistem sosialis, orang-orang akan dibayar sesuai dengan kontribusi mereka dalam produksi, bukan tergantung pada kontrol atas modal.

Pertumbuhan populasi di India juga dianggap sebagai salah satu faktor yang menyebabkan kemiskinan semakin meningkat. Hal ini terkait dengan kurangnya akses penduduk terhadap pendidikan dan informasi tentang kesehatan reproduksi, termasuk masalah keluarga berencana di daerah pedesaan. Ini memicu tumbuhnya jumlah kelahiran di antara keluarga miskin. 

Selain itu, kondisi lingkungan hidup yang buruk, seperti kualitas air dan sanitasi yang rendah, juga dapat menyebabkan masalah kesehatan dan kecacatan pada bayi yang lahir. 

Pertumbuhan populasi di India diperkirakan mencapai 1,3 miliar jiwa pada tahun 2021, menjadikannya negara dengan jumlah penduduk terbesar kedua di dunia setelah Tiongkok. Namun, India juga mengalami tingkat kemiskinan yang tinggi, terutama di kalangan penduduk miskin di daerah pedesaan. 

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi ini, seperti pemerataan sumber daya, pengelolaan kesehatan dan pendidikan, dan distribusi pendapatan yang tidak merata. 

Faktor-faktor tersebut adalah akibat dari eksploitasi yang dilakukan oleh golongan tertentu, seperti kelompok elit yang memiliki kekayaan dan kekuasaan atau perusahaan-perusahaan multinasional yang melakukan eksploitasi sumber daya alam dan tenaga kerja murah di India.

Perusahaan-perusahaan tersebut mampu memanipulasi pasar dengan mengontrol harga, termasuk harga bahan pangan pokok dan bahan bakar, sehingga membuat kondisi ekonomi semakin sulit bagi penduduk miskin.

Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah India harus membentuk kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan yang merata, dan memberikan hak akses yang lebih adil terhadap sumber daya alam bagi seluruh rakyat. 

Pendidikan dan kesehatan reproduksi yang memadai harus menjadi hak dasar bagi seluruh penduduk agar dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan negaranya. Selain itu, perlu adanya upaya untuk memerangi praktek eksploitasi dan korupsi yang merajalela di India.

Peningkatan pertumbuhan penduduk memang menjadi salah satu faktor dalam meningkatkan kemiskinan dalam pandangan marxisme. Sistem kapitalisme yang ada di dunia saat ini, didominasi oleh kelas pemilik modal dan buruh, menjadikan kemiskinan sebagai akibat dari adanya kerentanan sosial, ketidakadilan, dan pembagian sumber daya ekonomi yang tidak merata. 

Solusi terbaik dalam mengurangi kemiskinan adalah untuk membangun sistem ekonomi yang sosialis dan mengandalkan pendekatan kolaboratif dan merata antara kelas buruh dan pemilik modal. Dalam sistem sosialis, kelas buruh akan diberikan kesempatan dan perlindungan yang sama dan diberikan akses ke sumber daya ekonomi, sosial, dan politik yang memadai. 

Dalam analisis Marxis, pertumbuhan penduduk dan kemiskinan sering dikaitkan dengan pertentangan kekuasaan antara kaum - kaum sosial. Kaum borjuis atau pemilik modal berusaha mempertahankan dan memperluas kekayaan dan dominasi mereka, sementara kaum proletar atau buruh berjuang untuk memperoleh hak-hak dan kondisi kehidupan yang lebih baik. 

Marxis menekankan bahwa kapitalisme mengandalkan eksploitasi buruh sebagai mekanisme untuk menghasilkan keuntungan. Pertumbuhan penduduk yang tinggi seringkali dihubungkan dengan tingginya tingkat kemiskinan, yang dapat memperkuat persaingan buruh, upah yang diberikan rendah dan memperburuk kondisi kerja yang tidak adil dan rendah. 

Konflik internasional dapat timbul ketika negara-negara yang miskin dan terbelakang mencoba melawan dominasi ekonomi dan politik negara-negara yang kaya dan kuat. 

Dalam konteks konflik internasional, Marxis melihat persaingan atas sumber daya alam, pasar, dan pengaruh politik sebagai faktor penting yang mendorong terjadinya konflik. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dalam negara-negara dengan tingkat kemiskinan yang signifikan dapat memperkuat persaingan untuk memperebutkan sumber daya dan pasar yang terbatas, yang dapat meningkatkan risiko konflik internasional. 

Negara-negara dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi dan tingkat kemiskinan yang signifikan memiliki tekanan internal untuk mencari sumber daya eksternal guna mengatasi kebutuhan ekonomi dan sosial mereka. Persaingan semacam itu dapat memunculkan ketegangan dan konflik antara negara-negara yang bersaing untuk mengamankan sumber daya alam, seperti minyak, gas, tanah, atau air. 

Ketimpangan sosial antara kaum borjuis dengan kaum pekerja dapat menyebabkan konflik internasional yang dapat mempengaruhi kaum pekerja untuk melakukan gerakan yang bertujuan mempertahankan keadilan yang seharusnya mereka dapatkan, hal ini dapat memicu terjadinya konflik internasional antara negara - negara. 

Seperti contoh yang diberikan oleh Heywood pada buku tentang kasus yang terjadi di India dimana para kaum petani melakukan pemberontakan terhadap sang pemilik tanah dan menciptakan istilah untuk menggambarkan kelompok yang aktif terutama di pedesaan India yang mendapatkan inspirasi dari Marx dengan sebutan 'Naksalit'. Naksalit ini dibentuk untuk menindas para kaum borjuis seperti pemilik tanah, petani kaya, pegawai pemerintah, dan informan yang dicurigai. Akibat dari kesenjangan sosial ini dapat menyebabkan konflik yang cukup besar di India.

Dalam pendekatan marxisme kemiskinan dapat terjadi karena ulah kaum borjuis yang mementingkan kepentingan pribadinya tanpa memikirkan nasib kaum buruh yang telah bekerja untuknya, tidak diberinya fasilitas dan upah yang sepadan. 

Oleh karena tindakan tersebut dapat memunculkan sumbu yang dapat berakhir dengan konflik antara kaum borjuis dengan kaum buruh karena ingin memperjuangkan hak kaum buruh yang patut didapatkan. Selain itu juga pertumbuhan penduduk yang tinggi dapat menyebabkan keterbatasan jumlah lapangan kerja disuatu negara yang dapat menimbulkan masalah baru untuk negara dalam berkembang. 

Dapat disimpulkan bahwa hubungan pertumbuhan populasi dan kemiskinan merupakan kedua hal yang berhubungan satu sama lain. Apabila negara mempunyai pertumbuhan populasi yang tinggi tanpa di ikutinya dengan pertumbuhan ekonomi yang baik dapat menyebabkan kemiskinan yang akan berdampak buruk untuk negaranya. 

Untuk menyelesaikan masalah ini perlu solusi jangka panjang dalam mengatasi pertumbuhan penduduk, kemiskinan, dan konflik internasional adalah dengan mengubah struktur ekonomi kapitalis menjadi sistem yang lebih adil dan berkelanjutan. Ini mencakup redistribusi kekayaan, penghapusan eksploitasi, peningkatan kesejahteraan sosial, dan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. 

Selain itu, pembebasan dari dominasi global oleh korporasi multinasional dan transformasi sistem perdagangan internasional yang lebih adil juga dianggap penting dalam mengatasi konflik yang terkait dengan pertumbuhan penduduk dan kemiskinan. 

Penulis : Muhammad Raihan Putra Pratama; Sharen Gracia

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun