Sementara tiang-tiang yang dibangun di sekolah, tertutup rerimbunan pohon dan tak pernah dilihat, apalagi dicat oleh pihak sekolah.
Dari puluhan tiang, hanya ada satu tiang yang kami temukan, dirawat penduduk setempat, dibangun di halaman masjid daerah yang terdampak tsunami cukup parah masa itu.
Kini, alarm gempa terus menyala. Tsunami dan juga bencana lainnya juga mungkin akan terjadi kembali---walau entah kapan.
Sebagai umat beragama, selain mempercayai takdir, kita juga diminta untuk berikhtiar.
Dan kesiapsiagan serta kewaspadaan kita pada bencana yang akan datang adalah sebuah ikhtiar. Jumlah korban bukanlah angka statistik semata.
Sampai kapan kita bebal dalam menghadapi bencana?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H