Negara Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Lantas mengapa Indonesia disebut sebagai negara multikultular?
Jawabannya karena Tuhan memberikan anugerah serta segala kelebihannya yang luar biasa hebat kepada bangsa Indonesia. Dimana bangsa kita dianugerahi keberagaman yang melimpah didalamnya, hal tersebut harus kita syukuri dan kita jaga, sebab bangsa lain juga takjub serta tertarik dengan negara ini, tak heran mengapa mereka menjajah bangsa ini hanya karena ingin mendapat rempah-rempah dan mengambil sumber daya alam yang ada, oleh sebab itu kita sebagai generasi penerus wajib untuk berterima kasih kepada para pahlawan bangsa yang dengan sekuat tenaga bahkan sampai tetes darah penghabisan menjaga negara ini dan juga sudah seharusnya kita menjaga baik baik negara kita tercinta ini.
Negara Indonesia dikenal sebagai negara dengan banyak keanekaragaman didalamnya baik itu suku, budaya, adat istiadat, Bahasa dan agama. Di Indonesia itu sendiri menurut situs Indonesia.go.id, Indonesia memiliki lebih dari 300 etnis dan juga 1.340 suku bangsa menurut sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2010.
Dengan jumlah suku yang banyak tersebut Indonesia menjadi salah satu negara dengan suku bangsa terbanyak di dunia. Dari segi Bahasa kita juga merupakan salah satunya yang terbanyak di dunia. Dan yang lebih hebat lagi Indonesia dapat menyatukan itu semua dalam satu bingkai “bhinneka tunggal ika”.
Rasa toleransi itu penting sekali untuk kita yang hidup di negara yang heterogen, Secara bahasa istilah toleransi berasal dari bahasa Inggris tolerance yang berarti membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa persetujuan. Sedangkan dalam bahasa Arab, istilah toleransi merujuk pada kata tasamuh yang berarti saling mengizinkan atau saling memudahkan. Artinya, seseorang dapat menenggang segala-perbedaan yang ada dalam lingkup kehidupannya .
Seorang ahli yang bernama Soerjono Soekanto mendefinisikan bahwasannya toleransi sebagai suatu sikap yang merupakan perwujudan pemahaman diri terhadap sikap pihak lain yang tidak disetujui. Di sini ada suatu perwujudan sikap menenggang yang dapat kita artikan sebagai rasa saling menghargai, membiarkan, membolehkan baik itu berupa pendapat, pandangan, kepercayaan, maupun kebiasaan, kelakuan dan lain sebagainya yang berbeda atas pendiriannya.
Contohnya dalam rangka toleransi beragama, dimana di Indonesia terdapat berbagai agama, namun kita sebagai warga negara yang baik harusnya saling menghargai, tidak mudah menyalahkan, saling tolong menolong dan juga hidup rukun berdampingan.
Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara bahwa di zaman sekarang kita tidak akan terlepas begitu saja dengan sebuah problematika apalagi di zaman sekarang persoalan yang dihadapi yaitu antara lain politik kewarganegaraan yang rumit kaitannya dengan perbedaan identitas. Sikap menghargai terhadap kemajemukan atau keberagaman untuk mengakui eksitensi dan hah-hak orang lain, semua itu masih menjadi pekerjaan rumah bersama kita semua bangsa Indonesia dalam mengelola problematika bangsa kita.
Lantas yang jadi pertanyaannya bagaimana caranya untuk menjaga multikulturalisme itu di zaman sekarang?, dimana banyak sekali budaya luar negeri yang masuk karena arus globalisasi. Namun sebelum itu harus kita ketahui terlebih dahulu apa globalisasi itu?
Globalisasi secara garis besar adalah masuknya pengaruh pengaruh kebudayaan luar karena arus perkembangan zaman. Tidak bisa dipungkiri bahwa kita telah masuk di suatu era globalisasi dan moderenisasi itulah sebabnya mengapa kita dikenal dengan sebutan generasi milenial. Generasi milenial adalah orang yang hidup ditengah-tengah arus perubahan zaman tersebut, hidup dengan berbagai kemudahan dan pola hidup praktis karena perkembangan teknologi yang begitu pesat membuat pekerjaan manusia lebih mudah dikerjakan. Itulah mengapa globalisasi sangat berpengaruh terutama dalam konteks sosial budaya.
Globalisasi mempengaruhi berbagai aspek, mulai dari teknologi komunikasi dan informasi, ekonomi, sosial, budaya, bahasa, dan masih banyak lainnya. Maka dari itu sebagai warga negara Indonesia yang baik, kita harus bisa menyikapi semua dengan bijak, Globalisasi membawa dampak positif dan negatif pada kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pada setiap aspek yang terpengaruh oleh arus globalisasi, selalu memunculkan kedua dampak tersebut, baik secara positif maupun negatif.
Lalu, upaya apa yang harus dilakukan oleh negara juga kita sebagai masyarakat dalam menghadapi dan menyikapi dampak-dampak globalisasi dengan baik? Namun sebelum itu perlu kita ketahui juga bahwa globalisasi membawa masyarakat pada keadaan culture shock atau gegar budaya, di mana masyarakat dalam keadaan belum siap atau mengejutkan mereka dengan kebudayaan baru yang masuk di kehidupan sehari-hari mereka. Oleh karena itu, kebiasaan-kebiasaan dan norma-norma lama yang berlaku mulai pudar atau perlahan menghilang karena masuknya budaya asing.
Dampak-dampak yang ditimbulkan oleh adanya globalisasi terbagi menjadi dua yaitu positif dan negatif. Adapun dampak positif globalisasi antara lain, berkembangnya pengetahuan dan teknologi, arus ekonomi yg semakin tinggi, kita dapat mengetahui bahkan meniru budaya yang baik dari negara luar untuk kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh: kita dapat meniru budaya etos kerja dari negara Jepang, di Jepang orang-orangnya sangatlah disiplin baik itu disiplin waktu maupun disiplin dalam berbagai kegiatan baik itu pekerjaan maupun kegiatan sosial bermasyarakat.
Sedangkan dampak negatifnya yaitu secara garis besar terjadinya kesenjangan sosial, hingga pola hayati konsumtif, tentu menjadi faktor yang merugikan, kemudian adanya krisis moral, adanya perilaku yang menyimpang, memudarnya kebudayaan karena masyarakatnya lebih menyukai budaya luar, sebagai contoh: belakangan ini publik dikerjutkan dengan suatu fenomena boomingnya budaya korea yaitu grup kpop yang banyak mencuri perhatian dunia seperti grup Blackpink, BTS, Exco, NCT dream dan sebagainya, bahkan menurut penelitian ataupun survey yang dilakukan dapat di simpulkan bahwa negara yang paling banyak menggemari budaya tersebut, selain budaya kpop Korean drama juga merebak ke seluruh dunia, dikarenakan pada Korean drama tersebut banyak menampilkan adegan romantis yang banyak menarik minat banyak orang.
Namun itu semua harus kita sikapi, dalam artian kita boleh menyukai sesuatu dari budaya luar akan tetapi jangan sampai berlebihan, jangan sampai karena kita menyukai budaya lain kita malah melupakan budaya sendiri, sangat disayangkan jika kita sampai melupakan budaya sendiri sehingga budaya kita yang multikultural tidak ada yang meneruskan dan perlahan hilang dari negara Indonesia ini.
Oleh karena itu, kita sebagai bangsa Indonesia haruslah menjaga eksistensi atau keberadaan kebudayaan kita yang beranekaragam ini, jangan sampai pengaruh globalisasi memudarkan atau menghilangkan budaya kita yang multikultularisme ini. Dan harusnya kita dapat memanfaatkan peluang globalisasi untuk mengenalkan budaya kita ke luar negeri supaya budaya kita yang beranekaragam bisa mendunia sebagai contoh yaitu batik, angklung, gamelan, wayang dan sebagainya. Dan juga supaya banyak digemari oleh masyarakat negara luar .
Disamping mengenalkan budaya ke negara luar otomatis budaya kita juga terpelihara dan terlestarikan, dan itu semua menjadi pekerjaan rumah kita semua terutama para generasi muda yang suatu saat nanti akan menjadi penerus kelangsungan hidup bangsa Indonesia ini, sudah saatnya kita gaungkan cintai budaya kita, cintai produk dalam negeri karena dengan itu semua akan tertanam rasa kecintaan kita terhadap negara Indonesia ini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H