Mohon tunggu...
Raihan Hidayatullah
Raihan Hidayatullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Ada tiga hal yang membuat hidup kita bahagia yaitu Bersabar, Bersyukur dan Ikhlas

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menjaga Eksistensi Multikultural Budaya Indonesia di Era Globalisasi

18 Juli 2022   10:22 Diperbarui: 18 Juli 2022   14:13 897
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar oleh innokurnia dari pixabay

Negara Indonesia merupakan salah satu negara multikultural terbesar di dunia. Lantas mengapa Indonesia disebut sebagai negara multikultular?

Jawabannya karena Tuhan memberikan anugerah serta segala kelebihannya yang luar biasa hebat kepada bangsa Indonesia. Dimana bangsa kita dianugerahi keberagaman yang melimpah didalamnya, hal tersebut harus kita syukuri dan kita jaga, sebab bangsa lain juga takjub serta tertarik dengan negara ini, tak heran mengapa mereka menjajah bangsa ini hanya karena ingin mendapat rempah-rempah dan mengambil sumber daya alam yang ada, oleh sebab itu kita sebagai generasi penerus wajib untuk berterima kasih kepada para pahlawan bangsa yang dengan sekuat tenaga bahkan sampai tetes darah penghabisan menjaga negara ini dan juga sudah seharusnya kita menjaga baik baik negara kita tercinta ini.

 Negara Indonesia dikenal sebagai negara dengan banyak keanekaragaman didalamnya baik itu suku, budaya, adat istiadat, Bahasa dan agama. Di Indonesia itu sendiri menurut situs Indonesia.go.id, Indonesia memiliki lebih dari 300 etnis dan juga 1.340 suku bangsa menurut sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS pada tahun 2010. 

Dengan jumlah suku yang banyak tersebut Indonesia menjadi salah satu negara dengan suku bangsa terbanyak di dunia. Dari segi Bahasa kita juga merupakan salah satunya yang terbanyak di dunia. Dan yang lebih hebat lagi Indonesia dapat menyatukan itu semua dalam satu bingkai “bhinneka tunggal ika”. 

Rasa toleransi itu penting sekali untuk kita yang hidup di negara yang heterogen, Secara bahasa istilah toleransi berasal dari bahasa Inggris tolerance yang berarti membiarkan, mengakui dan menghormati keyakinan orang lain tanpa persetujuan. Sedangkan dalam bahasa Arab, istilah toleransi merujuk pada kata tasamuh yang berarti saling mengizinkan atau saling memudahkan. Artinya, seseorang dapat menenggang segala-perbedaan yang ada dalam lingkup kehidupannya .

 Seorang ahli yang bernama Soerjono Soekanto mendefinisikan bahwasannya toleransi sebagai suatu sikap yang merupakan perwujudan pemahaman diri terhadap sikap pihak lain yang tidak disetujui. Di sini ada suatu perwujudan sikap menenggang yang dapat kita artikan sebagai rasa saling menghargai, membiarkan, membolehkan baik itu berupa pendapat, pandangan, kepercayaan, maupun kebiasaan, kelakuan dan lain sebagainya yang berbeda atas pendiriannya. 

Contohnya dalam rangka toleransi beragama, dimana di Indonesia terdapat berbagai agama, namun kita sebagai warga negara yang baik harusnya saling menghargai, tidak mudah menyalahkan, saling tolong menolong dan juga hidup rukun berdampingan. 

 Dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara bahwa di zaman sekarang kita tidak akan terlepas begitu saja dengan sebuah problematika apalagi di zaman sekarang persoalan yang dihadapi yaitu antara lain politik kewarganegaraan yang rumit kaitannya dengan perbedaan identitas. Sikap menghargai terhadap kemajemukan atau keberagaman untuk mengakui eksitensi dan hah-hak orang lain, semua itu masih menjadi pekerjaan rumah bersama kita semua bangsa Indonesia dalam mengelola problematika bangsa kita. 

Lantas yang jadi pertanyaannya bagaimana caranya untuk menjaga multikulturalisme itu di zaman sekarang?, dimana banyak sekali budaya luar negeri yang masuk karena arus globalisasi. Namun sebelum itu harus kita ketahui terlebih dahulu apa globalisasi itu?

 Gerd Altmann dari Pixabay
 Gerd Altmann dari Pixabay

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun