Mohon tunggu...
Raihan Cmc
Raihan Cmc Mohon Tunggu... Mahasiswa - S1

Menyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Perkembangan Moral Lawrence Kohlberg

20 Januari 2025   00:02 Diperbarui: 20 Januari 2025   00:02 19
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg adalah teori psikologi yang menjelaskan bagaimana kemampuan individu untuk memahami konsep moral dan mengambil keputusan etis berkembang seiring waktu. Kohlberg mendasarkan teorinya pada penelitian yang dilakukan dengan menggunakan dilema moral, seperti Dilema Heinz, untuk mengeksplorasi alasan individu dalam membuat keputusan moral. Teori ini mengidentifikasi tiga tingkat utama perkembangan moral, yang masing-masing terdiri dari dua tahap.

Tiga Tingkat dan Enam Tahap Perkembangan Moral

1. Tingkat Pra-Konvensional (Pre-Conventional Level)

Moralitas didasarkan pada kepentingan pribadi dan konsekuensi langsung dari tindakan.

Biasanya ditemukan pada anak-anak kecil, tetapi juga dapat muncul pada orang dewasa.

Tahap 1: Orientasi Hukuman dan Kepatuhan (Obedience and Punishment Orientation)

Moralitas didasarkan pada menghindari hukuman.

Perilaku dianggap benar jika tidak mendatangkan hukuman.

Contoh: "Saya tidak akan mencuri karena saya takut dihukum."

Tahap 2: Orientasi Kepentingan Pribadi (Self-Interest Orientation)

Moralitas didasarkan pada apa yang memberikan keuntungan pribadi atau imbalan.

Contoh: "Saya akan menolong teman saya karena dia mungkin akan menolong saya di lain waktu."

2. Tingkat Konvensional (Conventional Level)

Moralitas didasarkan pada pemenuhan harapan sosial dan menjaga harmoni dalam kelompok.

Biasanya muncul pada remaja dan orang dewasa.

Tahap 3: Orientasi Kesepakatan Sosial (Interpersonal Accord and Conformity)

Moralitas berfokus pada menjaga hubungan baik dengan orang lain dan memenuhi ekspektasi sosial.

Contoh: "Saya tidak akan mencuri karena itu akan membuat saya tampak buruk di mata orang lain."

Tahap 4: Orientasi Hukum dan Ketertiban (Law and Order Orientation)

Moralitas didasarkan pada penghormatan terhadap aturan, hukum, dan otoritas.

Contoh: "Saya tidak akan mencuri karena melanggar hukum adalah salah, dan hukum ada untuk melindungi kita."

3. Tingkat

Pasca-Konvensional (Post-Conventional Level)

Moralitas didasarkan pada prinsip universal yang melampaui aturan sosial dan hukum.

Tidak semua orang mencapai tingkat ini.

Tahap 5: Orientasi Kontrak Sosial (Social Contract Orientation)

Moralitas didasarkan pada pengakuan bahwa aturan dan hukum dibuat untuk kebaikan umum, tetapi dapat diubah jika tidak adil.

Contoh: "Saya mungkin melanggar hukum jika hukum tersebut tidak adil atau melanggar hak asasi manusia."

Tahap 6: Orientasi Prinsip Etika Universal (Universal Ethical Principles Orientation)

Moralitas didasarkan pada prinsip-prinsip universal seperti keadilan, kesetaraan, dan penghormatan terhadap martabat manusia, yang mungkin bertentangan dengan hukum atau norma sosial.

Contoh: "Saya akan mencuri obat untuk menyelamatkan nyawa seseorang, karena hak untuk hidup lebih penting daripada hukum yang melarang pencurian.

Ciri-Ciri Penting dari Teori Kohlberg

1. Proses Kognitif dalam Moralitas

Perkembangan moral tidak hanya tentang perilaku, tetapi juga bagaimana individu memikirkan dan menalar tentang keputusan moral.

2. Tahapan yang Hierarkis

Setiap tahap merupakan kemajuan dari tahap sebelumnya, dan individu tidak dapat melewati satu tahap tanpa melewati tahap sebelumnya.

3. Dilema Moral

Kohlberg menggunakan dilema moral (seperti Dilema Heinz) untuk mengeksplorasi proses berpikir individu, bukan untuk menilai tindakan mereka.

Dilema Heinz

Contoh dilema yang digunakan Kohlberg:

Seorang pria bernama Heinz memiliki istri yang sakit parah. Dokter mengatakan hanya ada satu obat yang dapat menyelamatkan istrinya, tetapi obat tersebut sangat mahal. Heinz tidak mampu membeli obat itu, jadi dia mempertimbangkan untuk mencurinya. Apa yang harus dilakukan Heinz?

Respon individu terhadap dilema ini digunakan untuk menentukan tahap perkembangan moral mereka.

Kritik terhadap Teori Kohlberg

1. Bias Gender

Carol Gilligan, salah satu kritikus Kohlberg, berpendapat bahwa teorinya cenderung bias terhadap perspektif laki-laki, karena lebih menekankan pada keadilan dan aturan daripada hubungan dan kepedulian.

2. Kurangnya Konteks Budaya

Teori Kohlberg mungkin tidak sepenuhnya berlaku untuk masyarakat dengan nilai budaya yang berbeda, karena banyak fokus pada moralitas individualistis daripada kolektivis.

3. Kesenjangan antara Penalaran dan Perilaku

Tidak selalu ada hubungan langsung antara tahap perkembangan moral seseorang dan tindakan nyata mereka.

4. Tidak Semua Orang Mencapai Tingkat Pasca-Konvensional

Tahapan ini dianggap ideal tetapi jarang dicapai, sehingga menimbulkan pertanyaan apakah teori ini realistis untuk semua individu.

Penerapan Teori Kohlberg

1. Pendidikan Moral

Sekolah dapat menggunakan dilema moral untuk membantu siswa mengembangkan pemikiran etis dan nilai moral.

2. Psikologi dan Konseling

Membantu individu memahami proses berpikir mereka dalam pengambilan keputusan moral.

3. Hukum dan Etika

Membantu merancang sistem hukum dan kebijakan yang mempertimbangkan berbagai tingkat pemahaman moral masyarakat.

Kesimpulan

Teori perkembangan moral Lawrence Kohlberg memberikan pemahaman mendalam tentang bagaimana individu berpikir tentang moralitas, dari kepentingan pribadi hingga prinsip universal. Meskipun teori ini mendapat kritik, pendekatannya tetap relevan dalam memahami dan mendukung perkembangan etika dalam berbagai konteks kehidupan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun