Mohon tunggu...
raihan aswady
raihan aswady Mohon Tunggu... mahasiswa

Voli

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Manajemen Bisnis Syariah

19 Desember 2024   19:11 Diperbarui: 19 Desember 2024   19:11 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pertemuan 21 tanggung jawab sosial bisnis syariah, tugas soal dan jawaban.

SOAL

1. Bagaimana TJSB terkait dengan nilai-nilai syariah? Siapa saja pemangku kepentingan TJSB dalam bisnis syariah?

2. Bagaimana kebijakan TJSB diintegrasikan dalam operasional bisnis?

3. Bagaimana bisnis syariah mengurangi dampak lingkungan?

4  Bagaimana bisnis syariah mendukung pendidikan dan kesehatan?

5. Bagaimana hasil evaluasi TJSB digunakan untuk perbaikan?

JAWABAN

1. Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSB) dalam bisnis syariah sangat terkait dengan nilai-nilai syariah yang menekankan keadilan, transparansi, dan kepedulian sosial. Dalam konteks syariah, TJSB bukan hanya sekadar kewajiban moral, tetapi juga merupakan manifestasi dari prinsip-prinsip Islam yang mengharuskan perusahaan untuk beroperasi dengan cara yang etis dan bertanggung jawab. TJSB mencakup berbagai inisiatif yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti program pendidikan, kesehatan, dan pengembangan ekonomi yang berkelanjutan. Selain itu, TJSB juga berfokus pada pengelolaan sumber daya alam yang ramah lingkungan, sejalan dengan prinsip khilafah dalam Islam yang mengharuskan umat untuk menjaga dan melestarikan lingkungan.

2. Kebijakan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSB) diintegrasikan dalam operasional bisnis melalui berbagai langkah strategis yang memastikan bahwa nilai-nilai sosial dan lingkungan menjadi bagian dari setiap aspek kegiatan perusahaan. Pertama, perusahaan perlu menetapkan visi dan misi yang mencerminkan komitmen terhadap TJSB, sehingga seluruh karyawan memahami pentingnya tanggung jawab sosial dalam konteks bisnis. Selanjutnya, perusahaan dapat mengembangkan program-program TJSB yang konkret, seperti inisiatif pendidikan, kesehatan, dan lingkungan, yang diimplementasikan secara terencana dan terukur. Selain itu, penting untuk melibatkan pemangku kepentingan, termasuk karyawan, pelanggan, dan masyarakat, dalam perencanaan dan pelaksanaan program TJSB, agar mereka merasa memiliki dan berkontribusi terhadap inisiatif tersebut. Monitoring dan evaluasi juga menjadi bagian penting dari integrasi TJSB, di mana perusahaan harus secara rutin menilai dampak dari program-program yang dijalankan dan melakukan penyesuaian jika diperlukan. Dengan cara ini, kebijakan TJSB tidak hanya menjadi formalitas, tetapi benar-benar terintegrasi dalam budaya dan operasional sehari-hari perusahaan.

3. Bisnis syariah mengurangi dampak lingkungan melalui berbagai pendekatan yang berfokus pada keberlanjutan dan tanggung jawab sosial. Pertama, prinsip halalan thayyiban yang diterapkan dalam bisnis syariah memastikan bahwa produk dan proses produksi tidak hanya halal, tetapi juga baik dan aman bagi lingkungan. Ini berarti bahwa bisnis syariah berkomitmen untuk menggunakan bahan baku yang ramah lingkungan dan menghindari praktik yang merusak ekosistem. Kedua, bisnis syariah mendorong pengelolaan limbah yang efisien dan bertanggung jawab. Misalnya, banyak usaha kuliner syariah yang memanfaatkan limbah organik untuk dijadikan kompos atau bahan daur ulang, sehingga mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Selain itu, penerapan energi terbarukan, seperti tenaga surya dan angin, dalam operasional bisnis syariah juga membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan menekan emisi karbon. Selanjutnya, bisnis syariah menghindari investasi pada industri yang merusak lingkungan, seperti penebangan hutan ilegal dan pertambangan yang tidak berkelanjutan, sehingga mendukung sektor-sektor yang lebih ramah lingkungan. Dengan memberdayakan komunitas lokal dan melibatkan mereka dalam praktik bisnis, bisnis syariah juga meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Melalui langkah-langkah ini, bisnis syariah berkontribusi secara signifikan dalam upaya pelestarian lingkungan.

4. Bisnis syariah mendukung pendidikan dan kesehatan melalui berbagai inisiatif yang berfokus pada pemberdayaan masyarakat dan peningkatan kualitas hidup. Dalam sektor pendidikan, banyak perusahaan syariah yang berinvestasi dalam program beasiswa, pelatihan keterampilan, dan pengembangan fasilitas pendidikan. Mereka sering kali bekerja sama dengan lembaga pendidikan untuk menyediakan akses yang lebih baik bagi anak-anak dari keluarga kurang mampu, sehingga membantu mengurangi angka putus sekolah dan meningkatkan tingkat pendidikan di masyarakat. Di bidang kesehatan, bisnis syariah berkontribusi dengan mendirikan klinik, rumah sakit, dan pusat kesehatan yang menyediakan layanan medis yang terjangkau dan berkualitas. Selain itu, mereka juga terlibat dalam program-program kesehatan masyarakat, seperti kampanye vaksinasi dan penyuluhan kesehatan, yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan dan pencegahan penyakit. Melalui zakat, infaq, dan wakaf, bisnis syariah juga mendanai berbagai proyek kesehatan dan pendidikan, sehingga menciptakan dampak positif yang berkelanjutan bagi masyarakat. Dengan demikian, bisnis syariah tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial, tetapi juga berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan sosial melalui investasi dalam pendidikan dan kesehatan.

5. Hasil evaluasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSB) digunakan untuk perbaikan dengan cara menganalisis data dan umpan balik yang diperoleh dari berbagai program TJSB yang telah dilaksanakan. Proses evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari inisiatif yang ada, sehingga perusahaan dapat memahami dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan mereka. Berdasarkan hasil evaluasi, perusahaan dapat merumuskan rekomendasi perbaikan yang spesifik, seperti meningkatkan efektivitas program-program yang kurang berhasil atau mengembangkan inisiatif baru yang lebih relevan dengan kebutuhan masyarakat. Selain itu, evaluasi juga membantu dalam menetapkan indikator kinerja yang lebih baik untuk program TJSB di masa depan, sehingga perusahaan dapat memantau kemajuan dan dampak dari setiap inisiatif secara lebih akurat. Dengan demikian, hasil evaluasi TJSB tidak hanya berfungsi sebagai alat ukur, tetapi juga sebagai dasar untuk perbaikan berkelanjutan dalam upaya menciptakan dampak positif yang lebih besar bagi masyarakat dan lingkungan.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun