Masih banyak organisasi atau perusahaan yang tidak mau menerima seorang karyawan atau pengikut akibat memiliki satu perbedaan, walaupun perbedaan tersebut tidak mempengaruhi kemampuan dan keahlian orang tersebut. Seperti orang tersebut memiliki kulit yang berbeda, latar belakangan yang dimilikinya, dan bahkan status seksualitas yang dimiliki orang tersebut.Â
Banyak orang-orang kaum LGBT+ diluar sana yang terpaksa menyembunyikan status seksualitas mereka karena takut mendapatkan penekanan atau homophobia dari pemimpin perusahaan dan rekan-rekannya, oleh karena itu pemimpin organisasi harus menciptakan solusi untuk masalah ini.Â
Pemimpin organisasi harus menerangkan bahwa yang dibutuhkan adalah "kemampuan dan keahlian" dari orang yang dinginkan menjadi karyawan atau pengikut, tanpa mempertimbang hal-hal yang secara diperhitungkan tidak mempengaruhi dua hal yang disebutkan.Â
Budaya atau solusi ini harus ada di organisasi atau perusahaan untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman dan nilai rasa penerimaan yang lebih tinggi untuk orang-orang kaum tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H