Mohon tunggu...
Raihanah Zhafira Zahra
Raihanah Zhafira Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Telkom University

Saya seorang mahasiswa di Telkom University jurusan S1 Ilmu Komunikasi.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Keajaiban Al-Quran Tulis Tangan dari 1860

12 November 2023   19:34 Diperbarui: 12 November 2023   20:01 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Munculnya karya Nldeke "Geschichte des Qorns" pada tahun 1860M menandai titik penting dalam pemahaman Indonesia tentang Al-Qur'an. Islam sudah menjadi agama mayoritas di masyarakat Indonesia pada saat itu. Karya ini membantu dokumentasi dan analisis Al-Qur'an, membantu kita memahami agama yang dominan di Indonesia.

Menurut keterangan yang ditemukan dalam katalog museum, subjek penelitian adalah musafah yang diyakini berasal dari Ampel, Surabaya. Menurut catatan, mushaf ini disalin pada pertengahan abad ke-15 M. Namun, tidak ada bukti tertulis dalam naskah yang mendukung klaim tersebut, jadi perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan keasliannya.

Dengan melihat bagaimana Al-Quran dipelihara dan diabadikan melalui seni tulis tangan, penelitian dapat difokuskan pada konteks sejarah Islam pada abad ke-19. Ini dapat mencakup analisis terhadap teknik penulisan, gaya kaligrafi, dan pemilihan media yang mencerminkan konteks waktu dan keanekaragaman seni Islam selama periode tersebut.

Bahan dan metode pembuatan mushaf ini membuatnya unik. Gambar singa dengan pedang menghadap ke kiri, bertuliskan "PROPATRIA EENDRAGT MAAKT MAGT" dengan tanda SS & Z dan B, disalin di atas kertas Eropa dengan watermark medali bermahkota. Sampulnya terbuat dari kulit hewan berwarna coklat kehitam-hitaman, menambah nilai sejarah dan estetika.

Mushaf ini berukuran 34 x 21,5 x 6,5 cm dengan bidang teks 26 x 14,5 cm, dan terdiri dari 436 halaman dengan 17 baris per halaman. Selain itu, untuk menyalin teks, sebagian besar tinta berwarna hitam digunakan, tetapi untuk tanda ayat, nama surah, tanda juz, dan tanda tajwid, tinta berwarna merah digunakan. Ini meningkatkan keindahan dan kejelasan informasi yang terkandung dalam teks.

Secara khusus, mushaf ini berisi teks dari surah al-Qadr dari pertengahan juz pertama hingga pertengahan juz tiga puluh. Rasm yang digunakan adalah rasm imlai, dan khat naskh digunakan untuk menyalin. Selain itu, versi bacaan ini mengikuti qiraat Imam 'im dari riwayat Haf, menambah nilai historis dan keragaman warisan tulisan Al-Qur'an. Akibatnya, mushaf ini memiliki nilai-nilai budaya dan keagamaan yang mendalam selain menjadi subjek penelitian seni dan sejarah.

Namun apakah dari segi jumlah halaman dan baris yang digunakan dalam mushaf ini, mungkin membuatnya lebih mudah dibaca atau dipelajari di masa sekarang? Tentu bisa, apabila membedakan dan meningkatkan keindahan teks, penggunaan  tinta berwarna hitam untuk teks utama dan tinta berwarna merah untuk tanda-tanda tertentu, seperti nama surah, juz, dan tajwid.

Secara keseluruhan, mushaf yang dirancang dengan baik, memiliki tata letak yang baik, ukuran teks yang memadai, dan penekanan visual yang tepat dapat meningkatkan pengalaman membaca dan memudahkan pembaca untuk memahami dan menghafal isi teks.

Artikel ini menunjukkan bahwa Al-Quran ditulis dengan gaya kaligrafi Naskhi dan memiliki iluminasi berbentuk menara. Ini membuka pandangan tentang seni kaligrafi dan seni hiasan yang digunakan pada waktu itu.  Memahami penggunaan kertas Eropa dengan watermark Propatria Eendract Maakt Mact dan Countermark VDL membantu kita memahami media dan teknik penulisan Al-Quran pada masa itu.

Artikel ini dapat digunakan sebagai sumber referensi untuk studi agama, sejarah Islam, seni kaligrafi, dan iluminasi Islam. Mahasiswa dan peneliti dapat mengacu padanya untuk mendapatkan informasi lebih lanjut. Masyarakat dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kekayaan budaya Islam, yang termasuk tulisan Al-Quran dan penggunaan teknik tertentu yang telah digunakan sebelumnya.

Dalam upaya untuk memelihara dan mempromosikan seni tradisional Islam, artikel ini dapat meningkatkan penghargaan terhadap karya seni kaligrafi dan iluminasi yang terkandung dalam Al-Quran. Artikel ini dapat membantu dalam mempromosikan keanekaragaman budaya Islam dan menghargai kontribusi seni dan sastra Islam dalam sejarah dengan menyajikan informasi tentang Al-Quran dari berbagai waktu dan tempat. Artikel ini membantu menunjukkan berbagai gaya penulisan Al-Quran yang ada dalam tradisi Islam dengan menyebutkan penggunaan Khat Naskhi dan adanya iluminasi berbentuk menara.

Menurut terminologi, Al-Quran adalah firman Allah yang mengandung mukjizat yang diturunkan kepada rasul atau Baginda Rasulullah Muhammad shallallahu alaihi wa sallam melalui perantaraan malaikat jibril dan disampaikan kepada kita secara mutawatir. Membaca Al-Quran, yang dimulai dengan surat al-fatihah dan diakhiri dengan surat an-nas, dianggap sebagai ibadah.

Definisi Al Qur'an adalah bacaan yang sempurna yang dipilih oleh Allah, karena tiada satu ayat sejak manusia mengenal tulisan atau baca tulis dapat menandingi bacaan Al Qur'an yang agung ini. Ratusan juta orang dapat membaca Al Qur'an, meskipun mereka tidak mengerti atau tidak dapat memahami bacaan aslinya, dan dihafal oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.

Dapat diketahui bahwa penggunaan kertas Eropa sebagai alat komunikasi menunjukkan kemungkinan adanya hubungan atau pengaruh budaya di Eropa pada saat itu. Hal ini dapat memberikan gambaran tentang hubungan budaya dan peradaban yang terjadi pada masa itu.

Adapula tanda air Propatria Eendract Maakt Mact dan tanda kontras VDL yang ditemukan pada kertas Eropa tersebut dapat memberikan indikasi tentang keaslian dan sumber kertas tersebut. Saat itu dapat memberikan data tentang jaringan perdagangan dan produksi kertas.

Selain itu, fakta bahwa Al-Quran ditulis dengan gaya tulisan Khat Naskhi menunjukkan estetika dan keahlian kaligrafi pada masa itu. Selain itu, gaya tulisan yang berbeda dapat mencerminkan kekayaan budaya dan seni yang berkembang selama periode waktu tertentu.

Mushaf ini berfungsi sebagai sumber informasi historis karena mengungkapkan waktu Al-Quran tertulis tangan (1860 M/1276 H), media tulis yang digunakan (Kertas Eropa dengan watermark Propatria Eendract Maakt Mact dan Countermark VDL), dan gaya penulisan (Khat Naskhi). Ini menunjukkan konteks sejarah Al-Quran.

Penjelasan ciri-ciri tertentu, seperti watermark dan kontras pada kertas, membuat Al-Quran dapat diidentifikasi dan diidentifikasi. Hal ini sangat penting untuk memastikan bahwa naskah tersebut benar dan asli. Apalagi diketahui adanya unsur seni dan keindahan dalam pembuatan naskah ini ditunjukkan dengan menyebutkan iluminasi berbentuk menara pada beberapa halaman sebagai tanda peralihan Juz. Ini dapat berfungsi sebagai representasi seni dan kebudayaan selama proses pembuatan naskah.

Nilai-nilai ini relevan dengan masa kini karena pemahaman kita tentang warisan budaya dan sejarah Islam, cara Al-Quran dilindungi dan diperlakukan, dan dampak budaya lintas peradaban pada tradisi penulisan Islam. Selain itu, data ini dapat membantu memahami bagaimana masyarakat Islam berinteraksi dengan budaya Eropa pada abad ke-19.

Salah satunya adalah Iluminasi Menara, dengan adanya iluminasi menara sebagai tanda peralihan Juz menunjukkan adanya nilai seni dan estetika dalam penulisan Al-Quran. Iluminasi ini mungkin memiliki arti simbolis atau dekorasi yang berkaitan dengan konteks budaya atau keagamaan saat itu.

Orang-orang akan lebih memahami bahwa kebudayaan turun temurun dalam penulisan Al-Quran mampu mempengaruhi seni penulisan yang memiliki arti simbolis dengan tataan bahasa yang berkaitan dengan konteks budaya dan keagamaan seperti sebelumnya yang berevolusi melalui adaptasi zaman.

Dalam konteks nilai komunikasi antarbudaya dengan mengetahui tahun penulisan, gaya penulisan, dan media yang digunakan, kita dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang sejarah dan kekayaan budaya Islam pada abad ke-19.

Penggunaan kertas Eropa dan watermark Eropa pada Al-Quran menunjukkan bahwa Eropa telah memengaruhi proses penulisan dan pembuatan naskah keagamaan Islam. Selain itu seni kaligrafi menjadi penggunaan Khat Naskhi sebagai gaya penulisan dan adanya lampu menara meningkatkan perhatian terhadap seni kaligrafi dan seni hias dalam budaya Islam. Tanda Peralihan Juz menjadi penambah iluminasi menara sebagai tanda peralihan Juz menunjukkan perhatian terhadap detail dan penekanan pada struktur Al-Quran ini dapat memiliki nilai simbolis dan estetika.

Dalam artikel ini, kita menjelajahi Al-Quran tulis tangan yang menarik yang ditulis pada tahun 1860 M/1276 H. Al-Quran ini menunjukkan kejayaan keahlian tulis tangan pada masa itu, dengan medium tulisnya yang khas dari kertas Eropa dan diberi tanda khas Propatria Eendract Maakt Mact dan Countermark VDL.

Salah satu keunggulan lain dari naskah ini adalah gaya penulisan yang digunakan menggunakan Khat Naskhi, metode penulisan yang mencerminkan ketelitian dan keindahan artistik dalam menyusun setiap huruf Al-Quran. Khat Naskhi juga merupakan ekspresi seni yang meningkatkan estetika tulisan tangan.

Beberapa halaman Al-Quran menampilkan pencahayaan berbentuk menara yang menarik, memberikan dimensi visual yang berbeda. Iluminasi ini memiliki tujuan yang signifikan sebagai tanda peralihan Juz. Ini menunjukkan bahwa penyusun naskah ini tidak hanya memperhatikan aspek teks, tetapi juga merancang elemen visual secara kreatif sehingga pembaca lebih mudah memahami struktur Al-Quran.

Oleh karena itu, Al-Quran tulis tangan ini bukan hanya sekumpulan ayat suci; itu juga merupakan karya seni tulis tangan yang menggabungkan keahlian teknis, keindahan estetika, dan perhatian terhadap rincian struktural Al-Quran. Naskah ini, yang ditulis pada tahun 1860 M, menjadi pintu masuk berharga ke kekayaan warisan intelektual dan budaya yang telah ada sejak lama.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun