Mohon tunggu...
Raihan Aditya
Raihan Aditya Mohon Tunggu... Lainnya - Yuk nulis yuk

Penulis amatiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Novel "Samantha" Karya Risa Saraswati

14 Juli 2021   04:08 Diperbarui: 14 Juli 2021   04:18 10423
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

NOVEL "SAMANTHA" KARYA RISA SARASWATI

 

Sinopsis :

Terlalu lama aku melupakan Samantha, sosok hantu anak perempuan yang kutemui saat umurku masih belasan. Sampai di malam ini, dia muncul dan bertanya dengan malu, apakah aku masih ingat padanya? Seketika, aku ingat janjiku pada anak cantik bersorot mata sedih dan kesepian itu untuk sering mengunjunginya dan mengajak sahabat-sahabatku.

Aku benar-benar ceroboh telah melupakannya.

Namun, Samantha tak marah kepadaku. Dia bilang, "Aku selalu terkesan dengan pertemuan kita, kau juga kuanggap salah satu teman terbaikku. Dan yang terpenting, sekarang, kau ingat aku, bukan?"

Kini, pukul dua dini hari, kedua tanganku resah, tak sabar membuka laptop. Aku akan membiarkan jari-jari ini menulis banyak kata.

Samantha, berceritalah kepadaku. Izinkan aku menyelam ke dalamnya, agar aku mengerti bagaimana sulitnya menjadi dirimu. Keinginanku hanya satu, membuatmu tak lagi kesepian.

 

Unsur intrinsik :

1. Tokoh

a.) Risa : Seorang wanita yang memiliki keistimewaan, ia bisa melihat serta berkomunikasi dengan mahkluk-mahkluk tak kasat mata. Begitulah cerita Samantha ini dibuat. Melalui komunikasi langsung dengan sang tokoh utama. Sifat nya baik, pemberani, bertanggung jawab, berhati lembut.

b.) Samantha De Witt (Samantha) : ia adalah sosok arwah anak perempuan Belanda. Pada awal cerita samantha digambarkan sebagai seorang anak yang kasar, egois, manja. Ia sering berbuat seenaknya tanpa memperdulikan perasaan orang lain, tidak dapat diatur, sikapnya jauh dari disiplin. Namun, setelah membaca beberapa bagian cerita berikutnya, Saya menyadari bahwa Samantha sebenarnya adalah seorang gadis manis, berhati lembut dan religius. Keadaan yang membuatnya terlihat seperti gadis kecil yang jahat. Ia masihlah seorang gadis kecil, yang ada dalam pikirannya adalah hal-hal sederhana. Seperti bagaimana cara membuat kedua orang tuanya memperhatikannya? Atau bagaimana caranya agar orang tuanya lebih sering berada dirumah bermain dengannya, bukannya bekerja sepanjang waktu.

c.) Rasmini (Rumi) : Rumi adala wanita pribumi pengasuh samantha kecil. Walaupun rumi adalah hanyalah pengasuh samantha, namun ialah orang yang paling tulus menyayangi Samantha. Sosok penyabar, penyayang, tulus dan ramah. Ia tak memiliki hubungan darah dengan Sam, namun dalam cerita ini kalian akan melihat bagaimana sosok rumi yang sanagat menyayangi gadis kecil itu bagai keluarganya. Samapi saat Samantha menghembuskan nafas terakhirnya dalam pelukan rumi si pengasuh.

d.) Baron dan Hannah De Witt : Keduanya adalah orang tua Samantha. Sikap tak perduli, acuh dan kasar mereka pada Samantha adalah bagian dimana saya merasa sangat kesal pada mereka berdua. Orang tua yang tak bertanggung jawab dan jahat. Namun, alasan dibaliknya membuat saya bahkan lebih sebal pada keduanya. Kenyataan bahwa mereka bukan orang tua kandung Samantha, dan mereka menyia nyiakan Samantha karena matinya calon putra kandung merekaoleh samantha kecil dengan tak sengaja. Tentu saja itu hal yang menyakitkan. Namun, mereka telah yakin pada awal mereka mengangkat samantha sebagai putri mereka, itu berarti merekalah yang akan menjaga dan merawatnya. Bukan menelantarkannya. Saat-saat Samantha sakit parah dan akan menghembuskan nafas terakhirnya, itulah saat saya ingin merobek buku segera. OHH MY GOD! Janji dan harapan palsu yang mereka berikan pada gadis kecil itulah yang membuat sosok Samantha masih ada, dan terus menunggu kedatangan mereka yang 'katanya' pergi untuk alasan kerja juga untuk mencarikan rumah sakit dan dokter untuk menyembuhkan samantha.

 

Alur :

Campuran

 

Latar :

a.) Bandung, rumah Risa

b.) Batavia, rumah besar dekat perkebunan teh milik keluarga De Witt

c.) Hindia Belanda, tempat Baron dan Hannah bertemu

d.) Netherland

 

 

Sudut Pandang :

Orang ke -- 3

 

Tema :

Hidup Samantha yang penuh pengharapan dan penantian

 

Amanat :

a.) Percayalah kepada Tuhan, sesulit dan semenderita apapun hidup kita, Tuhan selalu memiliki rencana terbaik dibaliknya.

b.) Jadilah orang yang selalu memegang kata-katamu, jadilah orang yang memiliki tanggung jawab.

c.) Maafkan kesalahan orang lain.

d.) Mengikhlaskan kejadian menyedihkan lalu, untuk membuat kejadian menyenangkan dimasa depan.

 

Gaya Bahasa :

Karena penulis menggunakan bahasa denotatif dalam penulisannya, hanya sedikit gaya bahasa yang dapat saya tuliskan disini,

 

Simile

" Jika sedang tidur ,wajahnya terlihat sangat cantik, lugu bagai malaikat"

" Secepat kilat, Samantha meminta pengasuhnya menyiapkan baju untuknya. "

 

Hiperbola

"Hidungnya sangat lancip"

 

Personifikasi 

" Pandangannya menerawang menembus langit siang itu, yang tampak cerah tanpa awan hitam."

"...lalu mulai kutuliskan kisa tentangmu, kisah yang terus-menerus berputar di dalam kepalaku."

 

Kesimpulan :

Menurut saya buku karya Risa Saraswati ini sangatlah menarik untuk dibaca. Kisah hidup Samantha si gadis kecil yang penulis tulis membuat saya sebagai pembaca merasa sakit dan terharu secara bersamaan, dilengkapi dengan penggunaan alur yang maju mundur, menambah tingkat pensaran kita pada buku ini. Bahasa yang digunakan sangat mudah dipahami. Buku ini cocok untuk dibaca saat waktu senggang, atau waktu luang disaat Corona ini.

Hanya saja, kekurangan dalam buku ini menurut saya adalah.. Minimnya halaman bacaan yang ada. Tidak ada setengah hari, saya sudah menyelesaikan membaca buku ini. Meski begitu, cerita tetap menarik dan membuat saya merasa Baper setelah membacanya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun