Mohon tunggu...
raihan abdullah
raihan abdullah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa di Universitas Airlangga

Mahasiswa S1 Antropologi di Universitas Airlangga

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Melihat kembali permainan video "Nier:Automata" sebagai cerminan kehidupan yang absurd

4 Januari 2025   22:30 Diperbarui: 5 Januari 2025   20:29 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pertempuran android dan machine

Everything that lives is designed to end. We are perpetually trapped... in a never-ending spiral of life and death. Is this a curse? Or some kind of punishment? I often think about the god who blessed us with this cryptic puzzle... and wonder if we’ll ever have the chance to kill him”-2b

 

Dunia kita saat ini sedang menghadapi perubahan besar, mulai dari perkembangan teknologi yang cepat, ketidakpastian ekonomi, hingga ketegangan politik yang terus meningkat. Bagi banyak orang, dunia terasa semakin tidak dapat dipahami dan penuh dengan absurditas. Ketidakpastian yang kita hadapi setiap hari—mulai dari perubahan iklim, ketidaksetaraan sosial, sampai dengan krisis identitas dalam era digital—menyebabkan banyak individu merasa terasing dan tidak memiliki arah. Dalam konteks inilah, filosofi absurdisme Albert Camus, yang digambarkan melalui permainan NieR: Automata, menjadi sangat relevan.

Nier: Automa adalah salah satu permainan yang berusaha menggambarkan nuansa ini. Diceritakan dalam sebuah dunia post apokaliptik dimana perang antara  machine lifeform dan android berlangsung selama ribuan tahun tanpa henti. Mengusung masing-masing pencipta mereka yang telah lama mati yaitu umat alien dan manusia. Sama- sama berfantasi atas kemenangan dan kejayaan tuhan mereka tapi lupa akan makna kehidupan diri sendiri.

Di dalam permainan, karakter seperti 2B dan 9S menemukan bahwa tujuan besar yang selama ini mereka yakini—untuk menyelamatkan manusia dan mengembalikan peradaban—ternyata tidak ada artinya lagi karena manusia yang mereka bela telah punah. Kejutan ini mengguncang mereka, namun mereka tidak menyerah. Mereka terus menjalankan tugas-tugas mereka meski menyadari bahwa tidak ada tujuan akhir yang bisa dicapai. Ini mencerminkan realitas banyak orang dalam masyarakat modern yang terus bekerja dan hidup dalam sistem yang tampaknya tidak memberikan makna nyata, terjebak dalam pekerjaan monoton dan membosankan, padahal manusia sendirilah yang menciptakan sistem itu.

Banyak dari kita mungkin merasa seperti Sisyphus, mendorong batu ke atas gunung hanya untuk melihatnya jatuh kembali. Rutinitas hidup sehari-hari, seperti bekerja untuk membayar tagihan, mengikuti arus sosial media, atau berjuang memenuhi tuntutan kehidupan kapitalis, sering kali terasa sia-sia dan tidak bermakna. Camus menegaskan bahwa absurditas tidak bisa dihindari; kehidupan memang tidak memiliki makna inheren, dan hal ini tidak bisa disangkal. Namun, seperti Sisyphus yang akhirnya menerima nasibnya, manusia memiliki kebebasan untuk memilih bagaimana menghadapi absurditas tersebut.

Pemberontakan Melalui Kesadaran dan Tindakan Tanpa Pamrih

Dalam menghadapi absurditas, ada dua respons yang mungkin: menyerah dan mencari pelarian, atau menerima realitas dan tetap melanjutkan hidup dengan kesadaran penuh akan ketidakpastian. Seperti yang terjadi pada karakter-karakter dalam NieR: Automata, menerima bahwa hidup ini tidak selalu memberikan jawaban bukanlah akhir dari segalanya. Justru, dari ketidakpastian dan absurditas itu, kita dapat menemukan kebebasan untuk menentukan tujuan dan makna sendiri.

Misalnya, dalam dunia modern, tekanan untuk mencapai kesuksesan yang diukur berdasarkan standar material atau prestasi karier sering kali menjadi sumber stres dan alienasi. Banyak individu yang merasa terjebak dalam sistem yang tidak memperhatikan kebutuhan batin mereka atau bahkan melupakan nilai-nilai kemanusiaan. Namun, melalui tindakan-tindakan kecil yang dilakukan dengan kesadaran penuh—seperti membantu orang lain tanpa mengharapkan imbalan, memberikan waktu untuk diri sendiri, atau bahkan menghargai momen-momen sederhana dalam hidup—kita dapat menemukan cara untuk menentang absurditas. Dalam hal ini, altruisme dan kebaikan tanpa pamrih, seperti yang ditunjukkan oleh pemain dalam NieR: Automata, bisa menjadi cara untuk menumbuhkan makna baru dalam hidup kita, bahkan ketika dunia di sekitar kita terasa tidak logis atau kacau.

Sebagai contoh, selama pandemi COVID-19, banyak orang yang mengalami kesadaran akan betapa rentannya kehidupan, dan bagaimana ketidakpastian bisa mempengaruhi setiap aspek kehidupan. Orang-orang kehilangan pekerjaan, mengalami isolasi sosial, dan menghadapi ketakutan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Namun, dalam absurditas ini, kita juga menyaksikan lahirnya tindakan-tindakan tanpa pamrih—tenaga kesehatan yang terus merawat pasien tanpa pamrih, komunitas yang saling mendukung, hingga individu-individu yang memilih untuk tetap bertahan dan membantu satu sama lain meski mereka sendiri menghadapi kesulitan. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana tindakan altruistik bisa memberi kita rasa tujuan di tengah ketidakpastian.

Menciptakan Makna dalam Dunia yang Tidak Memberikan Makna

Dalam NieR: Automata, Yoko Taro menekankan bahwa meskipun dunia tidak menyediakan jawaban pasti atau tujuan akhir, para karakter tetap dapat menemukan makna dalam tindakan mereka sendiri. Demikian pula, dalam dunia modern yang sering kali tampak kacau dan tidak memberikan arah yang jelas, kita tetap memiliki kebebasan untuk menciptakan makna sendiri melalui keputusan yang kita buat sehari-hari.

Di era digital saat ini, kita sering kali merasa terbebani oleh informasi yang membanjir dan ekspektasi sosial yang semakin tinggi. Kita dituntut untuk selalu terhubung, selalu produktif, dan selalu memenuhi standar yang tidak realistis. Dalam kondisi ini, penting bagi kita untuk memahami bahwa seperti para android dalam NieR: Automata, hidup kita tidak perlu diukur berdasarkan keberhasilan yang ditentukan oleh orang lain. Kita dapat menemukan makna dalam hal-hal kecil dan sederhana—interaksi sosial yang hangat, rasa syukur, atau tindakan baik yang kita lakukan untuk sesama.

Camus mengingatkan kita bahwa dalam menghadapi absurditas, hidup bukanlah tentang menemukan makna final, tetapi tentang bagaimana kita memilih untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Menerima absurditas tidak berarti menyerah pada kekacauan, melainkan menemukan kebebasan dalam keputusan untuk terus melangkah maju, apa pun yang terjadi. Pada akhirnya, tindakan dan pilihan kita lah yang menciptakan makna dalam hidup kita, meskipun dunia di sekitar kita tampaknya tidak memberikan jawaban yang kita cari.

Absurditas sebagai Cermin Kehidupan Modern

Dengan merefleksikan NieR: Automata dalam konteks kehidupan masyarakat modern, kita melihat bahwa absurditas tidak hanya ada dalam dunia fiksi, tetapi juga hadir dalam realitas kehidupan sehari-hari. Dalam dunia yang dipenuhi dengan ketidakpastian, tekanan sosial, dan pencarian makna yang terus-menerus, konsep absurdisme Camus menjadi cermin yang relevan bagi masyarakat kita. Sama seperti 2B, 9S, dan Adam, kita sering kali berjuang untuk menemukan makna dalam dunia yang tidak selalu memberikan jawaban.

Namun, melalui kesadaran, tindakan tanpa pamrih, dan pilihan untuk terus hidup meski mengetahui bahwa hidup tidak memiliki tujuan final, kita dapat menemukan kebebasan dalam absurditas. Sebagai manusia, kita memiliki kekuatan untuk menciptakan makna di tengah kekacauan dunia. Refleksi ini mengajarkan kita bahwa dalam menghadapi ketidakpastian dan absurditas, kita masih bisa memilih bagaimana menjalani hidup dan memberikan arti pada tindakan-tindakan kita sendiri. Pada akhirnya, seperti yang dikatakan Camus, "kita harus membayangkan bahwa Sisyphus bahagia"—begitu pula kita harus belajar menemukan kebahagiaan dalam pilihan-pilihan kita, meskipun dunia tetap absurd.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun