Menciptakan Makna dalam Dunia yang Tidak Memberikan Makna
Dalam NieR: Automata, Yoko Taro menekankan bahwa meskipun dunia tidak menyediakan jawaban pasti atau tujuan akhir, para karakter tetap dapat menemukan makna dalam tindakan mereka sendiri. Demikian pula, dalam dunia modern yang sering kali tampak kacau dan tidak memberikan arah yang jelas, kita tetap memiliki kebebasan untuk menciptakan makna sendiri melalui keputusan yang kita buat sehari-hari.
Di era digital saat ini, kita sering kali merasa terbebani oleh informasi yang membanjir dan ekspektasi sosial yang semakin tinggi. Kita dituntut untuk selalu terhubung, selalu produktif, dan selalu memenuhi standar yang tidak realistis. Dalam kondisi ini, penting bagi kita untuk memahami bahwa seperti para android dalam NieR: Automata, hidup kita tidak perlu diukur berdasarkan keberhasilan yang ditentukan oleh orang lain. Kita dapat menemukan makna dalam hal-hal kecil dan sederhana—interaksi sosial yang hangat, rasa syukur, atau tindakan baik yang kita lakukan untuk sesama.
Camus mengingatkan kita bahwa dalam menghadapi absurditas, hidup bukanlah tentang menemukan makna final, tetapi tentang bagaimana kita memilih untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Menerima absurditas tidak berarti menyerah pada kekacauan, melainkan menemukan kebebasan dalam keputusan untuk terus melangkah maju, apa pun yang terjadi. Pada akhirnya, tindakan dan pilihan kita lah yang menciptakan makna dalam hidup kita, meskipun dunia di sekitar kita tampaknya tidak memberikan jawaban yang kita cari.
Absurditas sebagai Cermin Kehidupan Modern
Dengan merefleksikan NieR: Automata dalam konteks kehidupan masyarakat modern, kita melihat bahwa absurditas tidak hanya ada dalam dunia fiksi, tetapi juga hadir dalam realitas kehidupan sehari-hari. Dalam dunia yang dipenuhi dengan ketidakpastian, tekanan sosial, dan pencarian makna yang terus-menerus, konsep absurdisme Camus menjadi cermin yang relevan bagi masyarakat kita. Sama seperti 2B, 9S, dan Adam, kita sering kali berjuang untuk menemukan makna dalam dunia yang tidak selalu memberikan jawaban.
Namun, melalui kesadaran, tindakan tanpa pamrih, dan pilihan untuk terus hidup meski mengetahui bahwa hidup tidak memiliki tujuan final, kita dapat menemukan kebebasan dalam absurditas. Sebagai manusia, kita memiliki kekuatan untuk menciptakan makna di tengah kekacauan dunia. Refleksi ini mengajarkan kita bahwa dalam menghadapi ketidakpastian dan absurditas, kita masih bisa memilih bagaimana menjalani hidup dan memberikan arti pada tindakan-tindakan kita sendiri. Pada akhirnya, seperti yang dikatakan Camus, "kita harus membayangkan bahwa Sisyphus bahagia"—begitu pula kita harus belajar menemukan kebahagiaan dalam pilihan-pilihan kita, meskipun dunia tetap absurd.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H