Mohon tunggu...
Raihan Faisal Rizqi Akbar
Raihan Faisal Rizqi Akbar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Semoga Bermanfaat

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga (NIM : 20107030081)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perekonomian Semakin Mencekam, Perjuangan Seorang Pedagang Kaki Lima di Malioboro

24 Juni 2021   07:22 Diperbarui: 24 Juni 2021   07:43 563
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bu Jumirah dan lapaknya (sumber : Dokpri)

Bu Jumirah juga sempat mengatakan bahwa pada saat itu banyak lapak dan warung lesehan yang memilih untuk libur. "walau sepi, saya tetap membuka lapak saya karena ini satu satunya mata pencaharian saya" lanjut Bu Jumirah.

Hari hari yang dilewati ketika sedang dalam penerapan PPKM adalah hari hari yang sepi tanpa pelanggan. Menurut Bu Jumirah para pedagang memilih tutup bukan hanya karena tidak adanya pelanggan yang datang ke lapak mereka, tetapi juga dikarenakan mereka takut terpapar oleh virus Corona tersebut.

Penurunan pengunjung yang datang ke Malioboro saat itu sangat drastis, jalan Malioboro pun terlihat sangat landai, pinggiran jalanya yang biasanya terdapat banyak pengunjung yang sedang berjalan terlihat sangat sepi kala itu.

Bu Jumirah juga mengalami penurunan pendapatan yg pesat ketika itu, "karena Malioboro yang sepi sekali pendapatan saya jadi turun jauh sekali" ucapnya. Ketika itu pendapatanya menurun hingga 60% dari hari hari biasanya.

Terkadang ketika ada pengunjung yang melewati lapaknya, pengunjung tersebut hanya melihat lihat dan bertanya tanpa membelinya, meskipun begitu Bu Jumirah tetap bersabar dan menekuni mata pencaharianya tersebut.

"Biasanya kalau weekend saya biasa buka sampai jam 10 malam karena biasanya Malioboro mulai ramai dari sore ke malam" tutur Bu Jumirah. Ia mengungkapkan bahwa sebelum adanya Corona, waktu weekend adalah hari hari yang paling ramai pengunjung dan juga pembeli.

Bu Jumirah dan lapaknya (sumber : Dokpri)
Bu Jumirah dan lapaknya (sumber : Dokpri)

Bu Jumirah tidak pernah melewatkan weekend untuk membuka lapaknya karena alasan tersebut. Namun datangnya Corona dan penerapan PPKM yang ada membuat weekend terasa sama seperti hari hari biasanya atau bahkan lebih sepi lagi.

Meskipun begitu Bu Jumirah tidak patah semangat dan tetap membuka lapaknya hingga saat ini. Menurutnya keadaan yang sekarang menjadi sedikit lebih baik dari sebelumnya dikarenakan sudah berakhirnya PPKM dan banyak masyarakat yang sudah beraktifitas seperti biasanya lagi.

Ia juga mengatakan "Malioboro yang sudah mulai ramai kembali membuat perekonomian saya sedikit demi sedikit mulai membaik", tetapi menurutnya jumlah pengunjung yang sekarang masih belum seperti ketika sebelum adanya pandemi.

"Pelanggan saya sebelum pandemi sangat bervariasi, mulai dari warga sekitar hingga  berbagai daerah di Indonesia bahkan tak jarang ada pelanggan yang berasal dari luar negeri yang mampir dan membeli baju baju yang saya jual" ucap Bu Jumirah. Meskipun sekarang kebanyakan pengunjungnya hanya warga lokal saja namun Bu Jumirah tetap bersyukur karena masi ada beberapa orang yang membeli daganganya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun