Ketika pendaftaran Prabowo-Sandi ke KPU pun, Demokrat hanya mengutus AHY dan Eddy Baskoro, tanpa SBY. Padahal, dari partai pengusung lain,lengkap, ketua umum berikut jajaran pengurus. Pada saat mengiringi pun wajah AHY maupun Eddy Baskoro, tampak tidak terlalu happy. Bahkan, AHY tampak kurus dan kuyu, sedikit mengurangi kegantengannya tepat di hari ulang tahunnya ke 40 hari itu.
 SBY adalah orang Jawa, dan kental dengan bahasa simbolik dalam menjalankan komunikasi politik. Pada hari itu, ia tampakkan bahasa simbol. Dan, Andi Arief lah yang memverbalkan bahasa simbol itu...
Akankah kader Demokrat solid mendukung Prabowo? Kalau klaim dari para pengurusnya, akan seperti itu. Tetapi, dalam kontestasi politik pemilihan langsung, sebenarnya korelasi antara memilih partai dengan memilih capres/cagub/cabup/cawalkot, tidak menunjukkan angka signifikan. Kecuali partai tertentu dengan massa pendukung yang sangat militan.
Pada pemilihan secara langsung, figur calon sangat menentukan. Partai politik, kadang sebatas kendaraan, pemberi stempel atau pemberi tiket bagi calon untuk dapat mengikuti kontestasi politik. Di sinilah biasanya praktik transaksional terjadi berupa mahar politik.
 Meski begitu, kita (rakyat) harus menerima keputusan (siapa calon) yang didiktekan oleh partai politik. Selebihnya, sebatas jadi tim "hore-hore" untuk jadi pendukung calon ini, calon itu.  Just it!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI