Mohon tunggu...
Dr. Raiders Salomon Marpaung.
Dr. Raiders Salomon Marpaung. Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Olahraga Purna Tugas

Nama :Dr. Raiders Salomon Marpaung, MM. Alamat :Jl. Toram I No. 5, Jakarta 11820 Tempat, tanggal lahir :Bandung, 18 April 1962 Status : Menikah Pekerjaan: Purna Tugas Guru PJOK di SMPK 6 PENABUR Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Yayuk Basuki, Ratu Tenis Indonesia yang Mendunia

30 Desember 2022   18:16 Diperbarui: 30 Desember 2022   18:35 1940
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yayuk Basuki/Saat Meraih Medali Emas Asian Games | Dok: afpforum.com

Sri Rahayu Basuki yang lebih dikenal dengan Yayuk Basuki, adalah seorang mantan petenis Indonesia yang pernah malang melintang di kancah tenis internasional. Yayuk yang dilahirkan di Yogyakarta pada 30 November 1970, pernah menduduki peringkat sembilan dunia untuk sektor ganda putri dan peringkat 19 dunia untuk sektor tunggal putri. Atas pencapaian tersebut, menempatkan posisi Yayuk Basuki sebagai petenis Indonesia dengan peringkat dunia tertinggi sepanjang masa.

Yayuk Basuki di usia yang masih belia, 16 tahun, telah menyandang gelar Juara Asian Games untuk sektor ganda putri yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan tahun 1986. 

Kemudian di usia 17 tahun ia mampu menembus babak perempat final Wimbledon junior, dikalahkan oleh Natalia Zvereva, petenis Soviet yang pernah menduduki peringkat lima dunia.

Di usia 20 tahun, ia mampu meraih dua gelar Juara Asian Games untuk sektor ganda putri dan ganda campuran yang diselenggarakan di Beijing, China tahun 1990. Di usia 21 tahun kembali ia menambah koleksi gelar dengan meraih Juara Thailand Open di Pattaya, Thailand. Di final, ia mengalahkan Naoko Sawamatsu yang pernah menduduki peringkat 14 dunia.

Kemudian masih di usia 21 tahun ia mengikuti turnamen paling bergengsi di dunia, turnamen Grand Slam Wimbledon dan berhasil lolos ke babak ketiga. Ia dikalahkan oleh Steffi Graf, petenis Jerman yang pernah menduduki peringkat lima dunia.

Di usia 22 tahun lagi-lagi menambah koleksi gelar di level internasional dengan meraih Juara Malaysia Terbuka di Malaysia. Di final, ia mengalahkan Andrea Stmadova dari Cekoslowakia.

Masih di usia 22 tahun ia kembali mengikuti turnamen Grand Slam Wimbledon dan berhasil lolos ke babak keempat. Ia dikalahkan oleh Martina Navratilova, petenis Cekoslowakia yang pernah menduduki peringkat satu dunia.

Usia 23 tahun menambah dua gelar lagi di level internasional. Kembali meraih Juara Thailand Open di Pattaya, Thailand. Di final, ia mengalahkan Marianne Werdel dari Amerika Serikat. Kemudian meraih Juara Indonesian Open di Jakarta, Indonesia. Di final, ia mengalahkan Ann Grossman dari Amerika Serikat.

Masih di usia 23 tahun ia kembali mengikuti turnamen Grand Slam Wimbledon dan kembali berhasil lolos ke babak keempat. Ia dikalahkan oleh Conchita Martinez, petenis Spanyol yang pernah menduduki peringkat dua dunia.

Selanjutnya di usia 24 tahun lagi-lagi menambah dua gelar di level internasional. Kembali meraih Juara Indonesian Open di Jakarta, Indonesia. Di final, ia mengalahkan Florencia Labat dari Argentina. Kemudian meraih Juara Nokia Open di Beijing, China. Di final, ia mengalahkan Kyoko Nagatsuka dari Jepang.

Masih di usia 24 tahun, ia lagi-lagi mengikuti turnamen Grand Slam Wimbledon dan kembali berhasil lolos ke babak keempat. Ia dikalahkan oleh Gigi Fernandez, petenis Amerika Serikat yang pernah menduduki peringkat satu dunia di sektor ganda putri.

Usia 26 tahun menambah dua gelar dari sektor ganda putri di level internasional. Meraih Juara Hobart International di Australia. Di final, berpasangan dengan Kyoko Nagatsuka dari Jepang, mengalahkan pasangan Kerry- Anne Guse (Australia)/Park Sung-hee (Korea Selatan).

Kemudian meraih Juara Internationaux de Strasbourg di Prancis. Di final, berpasangan dengan Nicole Bradtke dari Australia mengalahkan pasangan Marianne Werdel-Witmeyer/Tami Whitlinger-Jones dari Amerika Serikat.

Tahun 1997 saat Yayuk brusia 27 tahun, merupakan puncak kariernya sebagai petenis professional dengan menambah dua gelar juara di level internasional untuk sektor ganda putri. Meraih Juara LA Tennis Chanpionships di Amerika Serikat. Di final, berpasangan dengan Caroline Vis dari Belanda, mengalahkan pasangan Larisa Savchenko-Neiland (Latvia)/Helena Sukova (Cekoslowakia).

Kemudian meraih Juara Canadian Open di Kanada. Di final, berpasangan dengan Caroline Vis dari Belanda, mengalahkan pasangan Nicole Arendt (Amerika Serikat)/Manon Bollegraf (Belanda).

Yayuk Basuki, lagi-lagi mengikuti turnamen Grand Slam Wimbledon dan kali ini berhasil lolos ke perempat final. Ia dikalahkan oleh Jana Novotna, petenis Cekoslowakia yang pernah menduduki peringkat dua dunia sektor tunggal putri dan peringkat satu dunia di sektor ganda putri.

Selain sukses di tunggal putri, Yayuk Basuki juga berhasil lolos ke perempat final ganda campuran. Berpasangan dengan Tom Nijssen dari Belanda, kalah dari pasangan Cyril Suk/Helena Sukova dari Cekoslowakia yang akhirnya menjadi juara. Yayuk Basuki juga berhasil lolos ke perempat final ganda putri turnamen Grand Slam US Open dan French Open.

Atas rangkaian keberhasilannya di tahun tersebut, Yayuk tercatat di urutan 19 sebagai pengumpul hadiah terbanyak yang mampu mengumpulkan pundi-pundi sebesar USD 385.824 atau setara dengan hampir enam milyar rupiah.

Usia 28 tahun, Yayuk masih menambah gelar dari sektor tunggal putri di level internasional. Yayuk meraih Juara Asian Games untuk sektor tunggal putri yang diselenggarakan di Bangkok, Thailand tahun 1998.

Usia 30 tahun, Yayuk mampu menambah tiga gelar dari sektor ganda putri di level internasional. Yayuk meraih Juara Thailand Open di Pattaya, Thailand. Di final, berpasangan dengan Caroline Vis dari Belanda, mengalahkan pasangan Tina Krizan/Katarina Srebotnik dari Slovenia.

Kemudian meraih Juara ITF Jakarta, Indonesia. Di final, berpasangan dengan Irawati Iskandar, mengalahkan pasangan Choi Young-ja/Kim Eun-soo dari Korea Selatan. Seminggu kemudian kembali menjadi Juara ITF Jakarta, Indonesia. Di final, berpasangan dengan Wynne Prakusya, mengalahkan rekan senegaranya pasangan Irawati Iskandar/Wukirasih Sawondari.

Tahun 2001 saat Yayuk sudah berusia 31 tahun, masih mampu menambah gelar dari sektor ganda putri di level internasional. Yayuk meraih Juara Dubai Championships di UAE. Di final, berpasangan dengan Caroline Vis dari Belanda, mengalahkan pasangan Asa Carlsson (Swedia)/Karina Habsudova (Cekoslowakia). Sayang, penampilannya di tahun itu merupakan penampilannya yang terakhir sebagai petenis profesional.

Yayuk merupakan petenis Indonesia pertama yang mampu melaju sampai perempat final Wimbledon, turnamen tenis paling bergengsi di dunia untuk sektor tunggal putri, ganda putri dan ganda campuran. Bukan itu saja, Yayuk juga merupakan petenis Indonesia pertama yang melaju sampai semifinal US Open, turnamen tenis yang masuk level Grand Slam untuk sektor ganda putri.

Setelah pensiun sebagai pemain professional, Yayuk tetap menjadi pemain aktif sampai tahun 2013. Di usia 38 tahun, Yayuk mampu menambah tiga gelar dari sektor ganda putri di level internasional.

Yayuk meraih Juara ITF Bangkok, Thailand. Di final, berpasangan dengan Tiffany Welford dari Australia, mengalahkan pasangan Elina Gasanova (Rusia)/Lavinia Tananta (Indonesia).

Kemudian meraih Juara ITF Hechingen, Jerman. Di final, berpasangan dengan Romana Tedjakusuma, mengalahkan pasangan Carmen Claschka (Jerman)/Darija Jurak Schreiber (Kroasia).

Dua bulan kemudian menjadi Juara ITF Augusta, Amerika Serikat. Di final, berpasangan dengan Romana Tedjakusuma, mengalahkan pasangan Mailen Auroux (Argentina)/Roxane Vaisemberg (Brasil).

Tahun 2009 saat Yayuk sudah berusia 39 tahun, masih mampu menambah tiga gelar lagi dari sektor ganda putri di level internasional. Yayuk meraih Juara ITF Balikpapan, Indonesia. Di final, berpasangan dengan Romana Tedjakusuma, mengalahkan pasangan Zhang Ling (Hongkong)/Emily Webley-Smith (Inggris).

Kemudian meraih Juara ITF Goyang, Korea Selatan. Di final, berpasangan dengan Romana Tedjakusuma, mengalahkan pasangan Sun Shengnan/Lu Jingjing dari China.

Terakhir menjadi Juara ITF Gimhae, Korea Selatan. Di final, berpasangan dengan Romana Tedjakusuma, mengalahkan pasangan Liang Chen/Sun Shengnan dari China.

Sepanjang karier internasionalnya, Yayuk Basuki berhasil mengoleksi 45 gelar juara dan 21 posisi runner up. Ditambah dengan koleksi empat medali emas dan satu medali perunggu Asian Games.

Atas rangkaian keberhasilannya, Yayuk tercatat di urutan 118 dunia sebagai petenis pengumpul hadiah terbanyak. Yayuk Basuki mampu mengumpulkan pundi-pundi sebesar USD 1.648.297 atau setara dengan hampir dua puluh enam milyar rupiah.

Semoga kesuksesan Yayuk Basuki dalam berkarier sebagai petenis, mampu memotivasi generasi muda untuk menjadi penerus dalam rangka pengembangan dan peningkatan prestasi cabang olahraga tenis Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun