Mohon tunggu...
Dr. Raiders Salomon Marpaung.
Dr. Raiders Salomon Marpaung. Mohon Tunggu... Lainnya - Guru Olahraga Purna Tugas

Nama :Dr. Raiders Salomon Marpaung, MM. Alamat :Jl. Toram I No. 5, Jakarta 11820 Tempat, tanggal lahir :Bandung, 18 April 1962 Status : Menikah Pekerjaan: Purna Tugas Guru PJOK di SMPK 6 PENABUR Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Aktivitas Mendidik Melalui Ruang Kelas Kompasiana

8 Februari 2022   22:29 Diperbarui: 8 Februari 2022   22:39 1619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                                                    (Dok: perpustakaan.id)

Aktivitas mendidik tidak terbatas pada profesi guru. Para orang tua juga bisa melakukan aktivitas mendidik pada anak-anaknya. Begitu pula dengan anggota masyarakat.

Anggota masyarakat yang memiliki modal pengetahuan dan keterampilan, dapat mentransformasikannya kepada anggota masyarakat lainnya. Sebagai media dalam proses transformasi pengetahuan dan keterampilan tersebut antara lain dapat menggunakan ruang kelas kompasiana.

Dalam artikel ini, penulis akan mentransformasikan pengetahuan tentang cabang olahraga atletik, khususnya nomor lempar.

1. Pembagian Pada Nomor Lempar

A. Lempar Lembing

Lempar lembing atau javelin throw merupakan salah satu nomor lempar dalam atletik. Yang menjadi tujuan dari pada nomor lempar lembing adalah agar dapat mencapai jarak lemparan lembing yang sejauh-jauhnya dengan kemampuan awalan juga diperlukan seperti pada nomor lompat. Jadi pada nomor lempar lembing dipergunakan kecepatan awalan lari dan perpaduan tenaga yang sempurna pada saat melempar. Unsur pokok lempar lembing meliputi awalan, lemparan, sikap badan sewaktu melempar, dan sikap badan setelah melempar.

 

B. Lempar Cakram

Lempar cakram atau discus throw telah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Yang menjadi tujuan dari pada nomor lempar cakram adalah agar dapat mencapai jarak lemparan cakram yang sejauh-jauhnya dengan kemampuan awalan juga diperlukan seperti pada nomor lempar lembing. Jadi pada nomor lempar cakram dipergunakan kecepatan awalan dan perpaduan tenaga yang optimal pada saat melempar.

Lempar cakram pada dasarnya hampir sama dengan lempar lembing, yaitu dengan dimulai dari awalan atau ancang-ancang dan perpaduan tenaga yang optimal pada saat melempar, bedanya adalah pada lempar cakram awalannya bukan dengan lari, akan tetapi dengan putaran. Nomor ini memerlukan tiga unsur pokok, yaitu awalan, ayunan tangan saat melempar dan gerakan akhir setelah melempar.

C. Tolak Peluru

Tolak peluru merupakan salah satu nomor lempar dalam atletik. Yang menjadi tujuan dari pada nomor tolak peluru adalah agar dapat mencapai jarak tolakkan peluru yang sejauh-jauhnya dengan kemampuan awalan juga diperlukan seperti pada nomor lempar lainnya. Terdapat dua gaya/awalan yang sering dipergunakan yaitu gaya/awalan menyamping dan gaya/awalan membelakangi arah tolakan.

D. Lontar Martil

Lontar martil merupakan salah satu nomor lempar dalam atletik. Yang menjadi tujuan dari pada nomor lontar martil adalah agar dapat mencapai jarak lontaran martil yang sejauh-jauhnya dengan kemampuan awalan juga diperlukan seperti pada nomor lempar lainnya.

Lontar martil pada dasarnya hampir sama dengan lempar cakram, yaitu dengan dimulai dari awalan atau ancang-ancang dan perpaduan tenaga yang optimal pada saat melempar, bedanya adalah pada lontar martil awalannya dengan putaran yang berputar pada porosnya.

 

2. Latihan Tolak Peluru

Meskipun event atau nomor ini termasuk event atau nomor lempar, istilah yang dipergunakan bukan lempar peluru, tetapi tolak peluru. Penggunaan istilah tersebut disesuaikan dengan peraturan cara melepaskan peluru, yaitu dengan cara didorong atau ditolak dan bukan dilempar. Istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah the short put.

Ada dua macam gaya yang sering digunakan dalam tolak peluru, yaitu gaya lama (gaya ortodoks) dan gaya baru (gaya O'Brien). Bila ada gaya lain, itu hanyalah merupakan variasi dari kedua gaya tersebut.

A. Teknik Dasar

1. Teknik Memegang dan Meletakkan Peluru

a. Peluru di pegang pada pangkal jari-jari tangan dengan tiga jari-jari di belakang, dan ibu jari dan kelingking berada disampingnya. Sedang lengan tangan ditekuk pada sikunya untuk menahan peluru.

b. Peluru di pegang dekat pada leher, siku diangkat ke satu sisi sejajar dengan bahu.

 

2. Cara Menolak Peluru

a. Dari sikap dasar menolak peluru dengan cara meluruskan kedua kaki dan peluru diangkat diatas badan.

b. Bahu kiri terbuka kedepan sedang bahu kanan melakukan gerak naik dan berputar ke kanan.

c. Kaki kanan meneruskan gerak dorong terhadap kaki kiri yang terlambat sedangkan lengan kanan sedang memainkan peranannya.

d. Penerapan daya dorong yang penuh kekuatannya akan menyebabkan badan kehilangan keseimbangannya sebagai akibat mengikuti gerak peluru dan untuk mengamankan tolakan maka posisi kaki ditukar.

e. Untuk memperoleh momentum suatu luncuran dari belakang lingkaran lempar dapat diterapkan sampai mencapai posisi kaki seimbang yang baik.

f. Agar tetap rendah selama membuat gerak luncuran ( berjingkrak ) dengan kaki kiri dekat dengan tanah.

g. Doronglah melintang dengan kaki kanan.

h. Penolak pemula mungkin merasakan bahwa keseimbangan badan lebih mudah dilakukan apabila mereka melangkah mundur lebih dulu dengan kaki kanan kemudian dengan kaki kiri untuk mencapai sikap awal tolak peluru berdiri.

 

B. Perlengkapan dan Peraturan Tolak Peluru

1. Perlengkapan Tolak Peluru

a. Sektor lemparan/lapangan dibatasi oleh dua garis yang menuju ke pusat lingkaran, melewati tepi balok lemparan yang panjangnya 1,22 meter, tinggi 10 cm, dan tebal 11,4 cm.

b. Berat peluru untuk pria 7,26 kg dan untuk wanita 4 kg.

c. Sepatu yang dipergunakan mempunyai permukaan yang keras dan tanpa paku.

 

2. Peraturan Tolak Peluru

Peserta tolak peluru dinyatakan gagal dalam melakukan tolakan apabila terjadi hal-hal berikut.

a. Menyentuh balok batas sebelah atas.

b. Menyentuh tanah di luar lingkaran.

c. Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah.

d. Peluru jatuh di luar sektor lemparan.

e. Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang.

f. Peluru diletakkan di muka dada atau dibelakang kepala.

g. Dipanggil karena sudah dua menit belum melempar.

h. Gagal melakukan lemparan sebanyak 3 kali.

Referensi:

Asep Kurnia Nenggala dan Irwansyah. 2017. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII. Bandung: Grafindo Media Pratama.

Sukadiyanto. 2019. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan untuk SMP/MTs Kelas VIII. Bogor: Quadra.

Petunjuk Olahraga Nomor Lempar Dan Tolak. Jakarta: Dinas Olahraga DKI Jakarta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun