Perkembangan tidak terbatas dalam arti tumbuh menjadi besar tetapi mencakup rangkaian perubahan yang bersifat progresif, teratur, koheren dan berkesinambungan. Jadi antara satu tahap perkembangan dengan tahap perkembangan berikutnya tidak terlepas, berdiri sendiri-sendiri.
Perkembangan dimulai dari respons-respons yang sifatnya umum menuju ke yang khusus. Contohnya, seorang bayi mula-mula akan bereaksi tersenyum bila melihat setiap wajah manusia. Dengan bertambahnya usia bayi, ia mulai bisa membedakan wajah-wajah tertentu.
Manusia merupakan totalitas (kesatuan), sehingga akan ditemui kaitan erat antara perkembangan aspek fisik motorik, mental, emosi dan sosial. Perhatian yang berlebihan atas satu segi akan mempengaruhi segi lain.
Setiap orang akan mengalami tahapan perkembangan yang berlangsung secara berantai. Meskipun tidak ada garis pemisah yang jelas antara satu fase dengan fase lainnya, tahapan perkembangan ini sifatnya universal. Dalam perkembangan bicara misalnya, sebelum seorang anak fasih berkata-kata terlebih dahulu ia akan mengoceh.
Setiap fase perkembangan memiliki ciri dan sifat yang khas sehingga ada tingkah laku yang dianggap sebagai tingkah laku buruk atau kurang sesuai yang sebenarnya merupakan tingkah laku yang masih wajar untuk fase tertentu itu.
Karena pola perkembangan mengikuti pola yang pasti, maka perkembangan seseorang dapat diperkirakan. Seorang anak yang dilahirkan dengan faktor bawaan yang kurang dari anak lain, dalam perkembangan selanjutnya akan merupakan suatu kecenderungan perkembangan yang relatif lebih lambat dari anak lain seusianya.
Perkembangan terjadi karena faktor kematangan dan belajar dan perkembangan dipengaruhi oleh faktor-faktor dalam (bawaan) dan faktor luar (lingkungan, pengalaman, pengasuhan).Â
Jadi sekalipun semua orang mengikuti pola perkembangan yang kurang lebih sama, kecepatan perkembangan pada suatu aspek pada tiap orang berbeda-beda misalnya anak-anak dengan umur yang sama tidak selalu mencapai titik atau tingkat perkembangan fisik, mental, sosial, emosi yang sama. Variasi dalam perkembangan ini banyak hubungannya dengan faktor kematangan, belajar atau pengalaman, bawaan dan faktor lingkungan.
Setiap individu itu berbeda, dengan lain perkataan setiap orang itu khas, tidak akan ada dua orang yang tepat sama meskipun berasal dari orang tua yang sama.
Adapun manfaat mempelajari Psikologi Olahraga sudah barang tentu tidak sama bagi atlet, pelatih, pembina olahraga maupun bagi penonton atau peminat-peminat olahraga pada umumnya.
Beberapa manfaat atau kegunaan mempelajari Psikologi Olahraga bagi para pelatih atau pembina olahraga, atau pun calon-calon pelatih olahraga.