Mohon tunggu...
Raidah Qanitah
Raidah Qanitah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

provide useful information

Selanjutnya

Tutup

Hukum

Fenomena Playing Victim Berdasarkan Keadilan dan Penyalahgunaan Peran Korban Dalam Perspektif Sosiologi Hukum Islam

17 Desember 2024   05:11 Diperbarui: 17 Desember 2024   05:31 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Playing Victim, Sumber: Pinterest

FENOMENA PLAYING VICITIM

Salah satu perilaku manusia yang keliru dan berdampak negatif pada orang lain adalah playing victim. Playing victim adalah tindakan mencari pembenaran dengan cara menyudutkan atau menyalahkan pihak yang sebenarnya tidak bersalah. Dalam berbagai kasus sosial, masyarakat sering kali salah mengartikan situasi dengan menyalahkan korban atas sesuatu yang sebenarnya bukan kesalahannya. Ketika bukti yang mendukung korban asli tidak tersedia, korban sejati justru akan terus disalahkan atas tindakan yang tidak pernah dilakukannya. Sebaliknya, pelaku kesalahan justru memposisikan dirinya sebagai korban. Sikap seperti ini jelas keliru, karena korban yang awalnya tidak bersalah menjadi pihak yang dituduh dan disudutkan, yang akhirnya dapat berdampak buruk pada kondisi mentalnya. Dengan demikian, playing victim dapat diartikan sebagai perilaku yang melemparkan kesalahan kepada orang lain yang tidak terlibat dalam masalah tersebut, sambil memposisikan diri sebagai korban.

Fenomena playing victim sering kali berkaitan dengan stigma yang berkembang di masyarakat. Stigma merupakan label negatif atau stereotip yang dilekatkan kepada individu atau kelompok tertentu, sering kali tanpa didasarkan pada fakta yang objektif. Dalam konteks playing victim, stigma menjadi salah satu akar penyebab mengapa seseorang merasa perlu memosisikan diri sebagai korban atau mengarahkan kesalahan kepada pihak lain. Hubungan stigma dengan playing victim seperti:

 

1. Stigma Sebagai Pembenaran

Seseorang mungkin merasa stigma yang ada di masyarakat akan mempermudah mereka untuk mendapatkan simpati. Misalnya, mereka memanfaatkan stereotip tertentu untuk memperkuat narasi bahwa dirinya adalah pihak yang dirugikan.

 

2. Mekanisme Pertahanan Diri

Orang yang merasa takut atau terancam oleh stigma sosial mungkin memainkan peran sebagai korban untuk melindungi diri mereka dari penghakiman atau tekanan.

 

3. Pengalihan Perhatian

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun