Merasa sendiri tentu beda dengan sendirian, rasa itu bisa terjadi di saat kita sedang di tengah keramaian. Sebuah rasa kesepian dan tak punya harapan. Tentu ini berawal dari hubungan dengan orang lain yang tidak memberikan makna.
Apakah rasa sendiri ini akan mengakibatkan hal yang riskan ketika sudah berlarut-larut dibiarkan?
Jawabannya, tentu saja berisiko tinggi. Bahkan akan berpengaruh besar pada kesehatan fisik dan psikis. Bisa jadi imunitas menurun, fungsi jantung terganggu, fokus menjadi tidak stabil, tekanan darah tinggi, hingga depresi.
"Rasa sendiri" ini memang biasanya berlangsung sementara. Bisa terjadi ketika kita pindah rumah ke tempat baru, ditinggalkan orang yang dicintai, atau berpisah dengan pasangan.
Ada beberapa tips yang bisa diterapkan agar perasaan sendiri itu tidak berlarut-larut mengganggu kesehatan mental kita. Di antaranya:
Bermuhasabah
Cara yang paling utama adalah memasrahkan segala rasa itu kepada Allah, meminta-Nya untuk memulihkan perasaan sepi itu ke semula. Berintrospeksi diri terkait kualitas ibadah agar lebih khusyuk lagi dalam berdoa dan memasrahkan urusan diri. Beristigfar pun cara yang efektif agar kesepian itu tidak menyerang begitu dalam. Merenungkan tiga pertanyaan besar, dari mana kita berasal? Mau bagaimana kita dalam hidup ini? Akan ke mana tujuan kita setelah kehidupan? Memiliki "big why" bisa membentuk kita lebih tangguh menghadapi banyak hal yang tidak sesuai harapan.
Mengikuti Forum Kajian
Dengan mengikuti forum kajian secara rutin, kita tidak akan merasa sendiri. Bisa fokus memaknai hakikat hidup dengan menimba ilmu agama untuk menguatkan pemahaman. Agar rasa penerimaan terhadap hal-hal yang tak sesuai keinginan bisa lebih cepat hadir. Sehingga kondisi hati pun segera stabil. Bahwasanya problematika kehidupan ini tidak hanya menyerang kita, tetapi semua orang sedang menjalani ketetapan demi ketetapan yang tidak mengenakkan. Gaya hidup liberalisme sudah melahirkan ketimpangan-ketimpangan sosial yang sistemis.
Melakukan Aktivitas Hobi