Mohon tunggu...
RAI Adiatmadja
RAI Adiatmadja Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Saya ibu rumah tangga yang gemar menulis. Memiliki fokus lebih dalam terhadap parenting dan kondisi generasi.

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Pusaran Liberalisasi Menjerat Remaja, Mengapa Ini Terus Terjadi?

14 Agustus 2023   14:59 Diperbarui: 14 Agustus 2023   15:20 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Niksy from Pixabay

Hal kelima adalah faktor pendidikan. Kondisi yang semakin sekuler menjauhkan generasi dari wawasan Islam yang terbukti bisa menjaga. Ternyata terjegal oleh sekularisasi di berbagai bidang. Pelajaran Islam hanya cangkangnya saja karena isinya tetap kental dengan memisahkan agama dari kehidupan.

Zina adalah monster yang teramat menakutkan. Kehamilan di luar nikah adalah perbuatan haram. Hal tersebut dibungkus dengan pernikahan yang tanpa persiapan karena keterpaksaan untuk melindungi kehamilan. Kehamilan tersebut pun rentan dengan risiko. Sang calon ibu yang belum terbentuk fitrah keibuannya dengan maksimal tentu kaget dengan kondisi baru yang akan melelahkan fisik dan psikisnya. Minimnya pengetahuan dan kesiapan melahirkan banyak guncangan. Dari ancaman keguguran, infeksi, persalinan prematur, dan preeklamsia. Belum lagi intaian stunting karena kurangnya pemahaman tentang gizi.

Mengapa harus Islam solusinya?
Perlindungan tatanan Islam itu berlapis agar generasi tak memiliki iman yang tipis. Pemahaman akidah yang diberikan, tentu akan membentuk nilai-nilai takwa. Hukum tentang zina sudah jelas konsekuensinya, bahkan sedikit saja mendekati zina, itu sudah dihukumi haram.

Seperangkat aturan dalam sistem Islam mencakup kurikulum pendidikan yang tentunya jauh dari nilai-nilai liberalisme. Konten demi konten di media sosial akan diseleksi secara ketat, untuk hal-hal yang berpotensi merusak generasi dan masyarakat akan langsung ditolak.

Masyarakat dalam tatanan Islam pun tidak dibentuk menjadi orang-orang yang menganut individualisme. Negara mengarahkan masyarakat untuk beramar makruf nahi mungkar. Sehingga akan tumbuh pesat kepekaan memberantas perilaku  warga yang melakukan kemaksiatan semisal perzinaan.

Fungsi keluarga pun benar-benar menjadi rumah yang melindungi dari bahaya pergaulan bebas. Pohon ketakwaan yang menjulang kokoh akan terlihat di setiap rumah karena Islam yang dijadikan sebagai satu-satunya aturan hidup.

Wallahualam bissawab.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun