Mohon tunggu...
Rahtri Nugraheni
Rahtri Nugraheni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswi biasa. Mimpi saya menyalurkan pendidikan yang saya tempuh saat ini kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan. Saya hanya ingin meler luas pengetahuan dan pengalaman saya serta belajar dari kehidupan sekitar saya. Intinya mah seneng² yagesyaa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Permainan Tradisional Masih Worth It Ga Sih buat Pendidikan Gen Z saat Ini?

26 April 2023   22:17 Diperbarui: 26 April 2023   22:49 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Permainan saat ini sendiri dapat dikatakan sebagai pengenalan pengembangan pola pikir anak melalui 2 jenis permainan yang masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Di era modern ini sering dijumpai orang tua yang enggan memberikan permainan yang bersifat mendidik, salah satu contohnya adalah permainan tradisional. 

Walaupun pada kenyataannya permainan tradisional mengandung banyak makna dalam kehidupan yang telah diajarkan secara turun-temurun, namun seiring berjalannya waktu, keamanan telah tersingkir dan perlahan mulai dilupakan. 

Di era modern ini bisa dikatakan peran orang tua dalam mendidik anak kurang baik, karena di era modern ini lebih memilih memberikan permainan kepada anak seperti game di gawai, youtube dan lain-lain yang disalahgunakan dalam pendidikan. 

Hasil analisis yang dilakukan oleh Ida Purnomo (Teviningrum, 2005), menyebutkan mainan modern tidak hanya mahal, tetapi juga rawan masalah. Selain itu, mainan modern seperti video game dan menonton game dimainkan dengan cara yang lebih statis. 

Anak lebih banyak bermain sendiri, sehingga sering tidak peduli dengan lingkungannya, akibatnya aspek sosial anak hilang atau tidak berkembang. Akibat lainnya adalah menyerang aspek fisik, karena selama permainan anak tetap diam hanya dengan menggerakkan jari-jarinya. Permainan statis ini juga membuat anak cenderung selalu ingin menang, dan mereka akan sangat kecewa jika kalah. 

Maka peran orang tua harus ditingkatkan dan ditunjukkan dalam jenis-jenis permainan masa lalu. Permainan tradisional ini salah satunya dapat dikenalkan dengan berbagai jenis permainan baik yang lama maupun yang baru, hal ini berfungsi untuk melatih kemampuan dalam memilih dan membedakan yang dibutuhkan. 

Permainan tradisional memberikan respon stimulus yang kaya akan nilai-nilai budaya dan bahkan mungkin sudah hampir punah saat ini jika tidak dipelihara dan dikembangkan. 

Permainan tradisional yang memiliki berbagai macam permainan yang mirip dengan olahraga, yang memiliki aturan main, permainan ini juga dapat memberikan kesenangan, relaksasi, keseruan dan tantangan. Interaksi yang terjadi saat anak bermain permainan tradisional memberikan kesempatan kepada anak untuk mengembangkan keterampilan sosial, melatih keterampilan bahasa, dan keterampilan emosional. 

Diyakini bahwa permainan tradisional memberikan dampak yang lebih baik bagi perkembangan potensi anak, jika permainan modern lebih mengutamakan individualisasi, maka permainan tradisional lebih memberikan kesempatan kepada anak untuk bersosialisasi dan bekerja sama dalam kelompok. 

Munculnya berbagai permainan tradisional memiliki keterampilan sosial pada anak, membantu relaksasi dengan mengembangkan saraf motorik anak, kreativitas anak dan mengisi waktu luangnya yang sangat dibutuhkan pada masa pertumbuhan dengan melatih pikiran dan lainnya serta mampu mengembangkan dan memelihara yang ada budaya. 

Keunggulan yang dapat dipetik dari kegiatan permainan tradisional adalah permainan ini mampu mengembangkan keterampilan sosial anak, beberapa permainan memiliki nilai kompetitif sehingga memberikan kesempatan kepada anak untuk belajar berkompetisi secara sehat, mampu mengembangkan keterampilan sosial, motorik. dan bentuk emosional yang dapat mengajarkan nilai-nilai kesederhanaan, etika, kejujuran, kemandirian, solidaritas terhadap sesama yang diwariskan secara turun-temurun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun