Malam itu, Aku dan temanku berjalan cepat, tidak terlihat mendesak tapi kami berusaha untuk cepat. Baru saja kami selesai berwudu. Langsung kami masuk ke dalam masjid, ternyata masjid sudah penuh. Seperti biasa, kami jarang membawa mukenah kemana-mana. Sebab, buat apa mukenah saat pakaian kita sudah memenuhi ketentuan syariat?Â
Aku dan Temanku menyelinap ke sebuah sap yang di dalamnya ada kosong. Kami pun salat tanpa mukena. Sebab, pakaian kami bukanlah pakaian terpotong. Kami memakai Jilbab sesuai dengan ayat Allah tentang jilbab. Kaki kami pun tertutup. Sebab kami mengenakan kaos kaki. Bahkan kerudung yang kami pakai itu menjulai panjang, bukan saja menutupi dada, tapi menutupi bagian belakanglantes apa yang salah dengan itu?Â
Selepas salat, seorang Ibu menegurku. Ia mengamuk-ngamuk kepadaku. Aku kaget, Orang-orang melihat ke arahku. Khususnya anak-anak.Â
"Kamu itu sekolah dimana? "
"UIN Bu"
"Salat gak pakai mukena itu tidak boleh! Jangan biasakan salat gak paka mukena yah! " Katanya.Â
Jantungku tiba-tiba berdetak dengan kencang. Denyutnya sudah tidak beraturan. Aku tidak tahu, dimana kesalahanku. Tapi aku ingat, masih banyak umat islam yang tahu dengan syariat islam, khususnya umat islam di Indonesia ini.Â
"Kamu Apa? NU? Muhammadiyah? Apa kamu? " Katanya.Â
Aku terdiam, menatap wajah kawanku Rohima.
"Woi.. Apa kamu apa? "