Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Akhiri Khayalmu Nona, Balasan Tulisan Zahra

6 Januari 2025   22:21 Diperbarui: 6 Januari 2025   22:21 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Amelia membaca bagaimana kau salah paham kepadaku. Lalu dia cemburu. Apalagi setelah dia lihat kau adalah wanita aktif, pintar, punya jaringan luas dan  kau kelihatan  lebih soleha daripada dia. Dia benar-benar cemburu. Ia menyamar menguntilimu. Padahal, aku hanya mencintai dia. Tapi dia curiga. Itu semua karenamu. Karena kau terlalu jauh mengedepankan perasaanmu. Terobsesi pada cinta khayalmu.

Aku tahu, kau kagum padaku karena ketampananku kan? Aku memang tampan nona. Hanya musuhku lah yang tak mengakui ketampananku ini. Kamu tak mungkin mencintaiku sedalam itu, hingga kau abadikan dalam setiap halaman blog terbarumu. Jika kau melihat akhlakku. Kita berdua tahu betul, kalau kita tak pernah bertemu. Lantas kau terka-terka sifatku. Kau karang-karang, Kau mirip-mirip kan sifatku dengan sifat Laki-laki idamanmu.

Nona Zahra, tahu kah kau. Aku biasa menggunakan kalimat-kalimat indah yang kata-katanya seperti gombalan kepada banyak orang. Bukan kamu saja! Bagiku bercerita dan bicara ada seninya. Bahkan dengan orang yang belum dikenal sekalipun. Aku biasa beramah tamah dengan menggunakan bahasa yang kau anggap "Puitis" Bagiku bercerita dengan gaya itu adalah tehnik marketing. Agar aku punya banyak relasi. Ternyata kau malah mengira itu tehnik mendekati wanita.

Zahra, aku bukanlah laki-laki yang kau gambarkan di Tulisanmu. Aku sama dengan yang lain, aku memang tertarik padan perempuan baik, soleha dan lugu sepertimu, tapi jujur aku tidak bisa mencintaimu. Sebab cintaku hanya milik Amelia seorang. Hari dimana aku menyadari, bahwa kisah ini sudah terlalu jauh. Aku pun memilih menjauhimu.Aku hapus akunmu dari pengikutku dan aku tak mengikutimu lagi. Aku tahu hingga kini kau masih diam-diam memantauku lewat akun anonim.

Zahra Zakiatunnisa, kalau boleh jujur. Semakin hari kau memang semakin menarik. Apalagi saat kulihat kau tampil dengan sedugang prestasi epik. Setiap hari, imanku tergoda olehmu. Oleh tulisan-tulisanmu yang membuatku ingin menjadikanmu istri keduaku kelak. Tapi aku berkaca, perempuan sepertimu. Tak layak bersamaku. Aku mencintai Amelia. Tak ingin melepaskannya. Meskipun dia tak sebaik kamu. Tapi, aku yang akan jadikan dia nanti sepertimu. Sementara kau tak mungkin bisa menjadi dirinya. Sebab dia Satu-satunya di luas samudera dan benua dimanapun berada.

Kau kecewa, ketika kau lihat aku dan Amelia boncengan. Air matamu tumpah. Sejujurnya sebelum matamu melirik ke arahku. Aku tahu kau ada di warung itu. Kulihat kau sedang menunggu pesananmu. Lalu dengan sengaja, aku bermesraan dengan Amelia. Agar kau bisa lihat bagaimana kenyataan yang sesungguhnya. Malamnya, seperti biasa kau tuliskan kejadian itu di dunia fiksimu. Kau bilang setelah melihatnya. Kau mengadukanku pada Tuhanmu.

Barang kali, dasyatnya doa-doamu telah menggetarkan jiwaku Nona. Aku pun mulai punya rasa terhadapmu. Tapi lagi-lagi dengan menggunakan Logika. Aku tak mau menyakiti Amelia yang sudah lama bersamaku. Aku juga tak mau melukai hatimu setelah kau tahu, aku bukanlah orang yang pantas untukmu. Keseharian yang kau lihat di sosial mediaku hanya fatamorgana belaka. Aku percaya kisah keberanian  dan prestasimu itu bukanlah fana seperti apa yang kutampilkan. Hanif sendiri menyaksikan dan menceritakan bahwa kau memang berbeda dari wanita-wanita lainnya.

Nona, Hentikan khayalanmu! Kau bilang aku dan kau bertemu di sebuah masjid. Padahal itu hanya hayalan saja. Kenyataannya kita sama-sama tahu. Hingga kini pun kita tak pernah saling bersua. Kau terus tuliskan bahwa dirimu sudah tak mencintaiku. Tapi esoknya, kau tuliskan lagi bahwa kau rindu padaku. Sudahlah! Jujur saja nona, kau tak bisa move on kan? Aku tahu aku memang setampan itu. Hingga sulit dilupakan.

Nona, sudahilah khayalmu! Sebab aku tak seperti ekspektasimu. Meskipun setelah kenal denganmu aku memang berusaha menjadi orang yang kau harapkan. Tapi jujur saja, aku merasa aku dan kau tak pantas bersanding. Pun, aku sudah menikah dengan Amelia. Aku sudah melupakanmu. Jadi tolong Zahra, came on, move on Sis!

Zahra, tahukah kau. Setelah mengenalmu. Aku menjadi malu berboncengan dengan pacarku sendiri. Sebab kau bilang di tulisanmu itu bagian dari khalwat. Apalah itu, aku tak tahu. Yang jelas kau bilang di tulisan itu. Itu perbuatan yang tidak di sukai Tuhan.

 Bahkan di tulisanmu aku mulai sadar. Ternyata, pacaran itu Tuhan larang. Perlahan-lahan Nona, aku belajar banyak hal darimu. Terutama soal agama. Apakah kekuatan doamu yang membuat hatiku jadi condong memikirkanmu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun