Mohon tunggu...
Rahmi Yanti
Rahmi Yanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Pengalaman adalah cerita-cerita di masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung Pilihan

Debaran Sinyal

5 April 2024   22:07 Diperbarui: 5 April 2024   22:14 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kalaulah aku mencintaimu hanya karenaparasmu yang tampan itu tuan. Ya tuan, aku akui kamu sangat tampan. Banyak  teman-teman perempuanku yang tergila-gila akan ketampanan wajahmu. Tapi, tuan kalaulah aku bisa mencintai hanya karena ketampanan fisik semata. Maka, seharusnya Rania lebih memilih Awan waktu itu. Sebab, Awan  jauh lebih tampan darimu. Ditambah lagi. Awan jelas-jelas mencintai Rania. Bahkan. Ia rela menjauh, demi kebahagiaan Rania semata.  Namun, Rania menolaknya. Sebab, wajah tampan tak bisa menjamin ridho-Nya Allah tuan. 

"Apa hubungan kamu mencintaiku bukan  karena ketampanan, dengan kisah penolakan Rania kepada Awan?" Tanya batinmu kan tuan?

Karena tuan, Rania adalah Zahra. Zahra adalah Rania. 

Paham kan tuan? Jika tidak. Maka, tak mengapa tuan. Mungkin kamu butuh waktu memahaminya. *

Tuan, saat kutahu kau ternyata adalah teman akrab musuh bebuyutanku. Aku lagsung berpaling tuan. Tak pernah lagi, aku berusaha megenalmu lebih dalam. Karena dalam batinku, apa bedanya kau dan dia. Biasanya teman dekat, punya prinsip yang sama kan?

Ya, tuan. Teman dekatmu itu adalah Hanif. Orang yang amat kubenci waktu itu. Sebab, tuan ia telah menzolimiku dengan kesadaran yang nyata. Sayangnya,  ia pura-pura tak bersalah. Andai, kau tahu tuan. Apa yang kurasakan saat kezoliman itu menghampiriku. Lalu, bagaimana mentalku waktu itu. Disebabkan oleh gengsi teman dekatmu itu tuan. Mungkin barulah kau paham. Mengapa aku sampai sebenci itu kepada Hanif.  Benciku padanya hampir setahun lamanya. Hingga, Allah menyembuhkan luka yang ada di hatiku pelan-pelan. Karena itu, aku bisa memaafkannya dengan lapang hati. Meskipun, sampai sekarang belum terlontar permintaan maaf dari mulutnya. Walau pun sampai sekarang, gengisnya masih di atas awan tuan.

Aku mulai mebangun pikiran positif tentangnya. Karena kulihat sisi kebaikan yang ada pada dirinya.  Namun tuan, jujur sebagai seorang perempuan. Aku masih tak bisa melupakan bahwa aku pernah mengganggap dia sebagai musuh bebuyutanku.  Luka yang ia berikan itu sangat dalam tuan. 

Itu sangat membunuh mentalku waktu itu. Jika, benar kau adalah teman dekatnya tuan. Tolong! suruh dia meminta maaf kepadaku. Sebelum, maut menjemputku atau menjemputnya. Karena takutnya, masalah kami itu malah terbawa-bawa ke akhirat nantinya. *

Tuan, aku menjadi akrab dengan Alisya sejak aku mengetahui kalau dia, diam-diam punya rasa pada Hanif. Aku dan dia menjadi terkoneksi saat sama-sama mengutarakan soal rasa. Sebab itu tuan, selain Aku dan Allah. Alisya juga tahu tentang rasaku padamu tuan. 

Sebetulnya,  aku tak pernah cerita terang-terangan kalau aku mencintaimu dalam diam.  Namun tuan, dia itu pekak. Ia lihat tanda-tanda rasa-rasa itu ada diantara kita. Sebab itu tuan, setiap aku menuliskan sebuah cerita. Hanya Alisya yang paham untuk siapa. Mungkin karena dia juga penulis kali yah? *

Tuan, 22 Agustus di sebuah desa, tempatku KKN. Tidurku dihiasi bunga tidur. Aku bermimpi kalau Aku dan kau bersanding di pelaminan. Aku memanggil ibumu, sebagai ibuku. Lalu, kau membantuku mencuci dan memasak. Sayangnya,  itu hanya mimpi. Aku terbangun,  dan menghirup udara KKN yang panjang. Udara yang jauh datimu. Udara yang membuatku merindukan ayah ibuku.*

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun