"Laki-laki ganteng gitu, kau bilangPak Dul?" Katanya.Â
"Ganteng?" Wajahku tentu heran. Sejak kapan Alisya menyebut laki-laki ganteng. Biasanya dia gengsi untuk menyebut laki-laki ganteng atau soleh.Â
"Emangnya itu siapa?" Mukaku amat penasaran. Karena kulihat, wajah laki-laki itu  sudah mulai jelas. Ia mulai mendekat ke arah kami.Â
"Itu Abang Aku, Bang Fuad" ucapnya dengan girang.Â
Mataku melotot mendengarnya. Perasaan tidak enak mengguncang batinku. Â Sial, gadis ini begitu terobsesi untuk mengenalkan Abangnya kepadaku.Â
"Ngapain abangmu kesini?" Kataku berbisik. Â Kulihat Bang Fuad semakin dekat.Â
"Ngapain lagi, mau ngenalin kamu ke dia lah."Â
"Aduh.. Alisya"
"Kenapa Zahra? Kenalan doang kok." Ucapnya.Â
Hatiku resah, gundah gulana, galau merana. Bang Fuad sudah dekat. Sekarang jaraknya hanya sejengkal dari kami. Moment senja itu memang sedikit romantis untuk mengenal seseorang. Tapi sayangnya, Aku tak ingin mengenal siapa pun. Â Termasuk Bang Fuad. Abangnya temanku sendiri. Â
"Alisya, Aku ke kamar mandi dulu yah. Tiba-tiba mules." Ucapku mencari alasan.Â