Mohon tunggu...
Rahmita AdindaRizky
Rahmita AdindaRizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik

Mahasiswa Jurnalistik Fikom Unpad 2022 yang memiliki minat di bidang media dan sangat tertarik dengan update berita terkini

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Gen Z dan Kesehatan Mental Vs Everybody

12 Juli 2024   22:25 Diperbarui: 12 Juli 2024   22:52 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bukanlah perjalanan yang mudah untuk bisa menyadarkan semua orang dan generasi mengenai pentingnya menjaga kesehatan mental. Di kalangan generasi mereka sendiri pun banyak ditemukan tantangan. Saat ini, tuntutan akademik dan karir yang bagus menjadi beban yang memiliki bobot cukup besar di pundak Gen Z. Ketakutan akan bagaimana masa depan tidak memiliki kepastian membuat banyak anak muda merasa tidak perlu memikirkan kesehatan mentalnya dan berfokus pada kehidupan masa depan mereka. Hal ini sangat disayangkan mengingat salah satu faktor tingginya angka depresi berada pada usia remaja. 

Selain tuntutan dari pihak luar, faktor tantangan terbesar selanjutnya adalah dengan diri sendiri. Gen Z dihadapkan dengan majunya teknologi yang memungkinkan mereka dapat melihat apa yang sedang terjadi pada dunia. Begitu juga mereka dapat dengan mudah mengakses pencapaian-pencapaian milik rekan-rekan seusia mereka. Dari sana timbul berbagai asumsi buruk mengenai diri sendiri dan mulai membandingkan kompetensi diri sendiri dengan kompetensi orang lain. Sebagai  generasi muda yang hidup di negara berkembang, Gen Z juga dihadapkan pada permasalahan ekonomi keluarga. yang membuat mereka semakin memikul beban berat di pundaknya. 

Dampak Positif Kesehatan Mental

Kesadaran masyarakat sangat dibutuhkan tidak hanya untuk menjaga kesehatan fisik melainkan juga kesehatan mental. Berdasarkan data milik Riskesdas tahun 2018 yang menyebutkan bahwa terdapat lebih dari 19 juta penduduk di Indonesia memiliki gangguan mental emosional dengan usia lebih dari 15 tahun. Hal ini juga sejalan dengan data milik Badan Litbangkes yang menemukan terdapat 1800 kasus bunuh diri setiap tahunnya. Jika masyarakat sadar akan pentingnya menjaga kesehatan mental, maka data kasus bunuh diri di tahun-tahun berikutnya akan berkurang. Indonesia masih memiliki PR, karena belum setiap provinsi memiliki rumah sakit jiwa yang dapat menampung banyaknya pasien kesehatan jiwa di Indonesia. Dengan sadar dan mengambil peran maka secara tidak langsung masyarakat turut membantu menciptakan setiap manusia mendapatkan hak asasinya untuk hidup dan sehat. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun