Mohon tunggu...
rahmi surainah
rahmi surainah Mohon Tunggu... Penulis - Alumni Pascasarjana Unlam Banjarmasin

Penulis opini

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kelangkaan Gas Berulang, Apa yang Perlu Dikaji Ulang?

20 Juni 2024   17:51 Diperbarui: 20 Juni 2024   19:17 315
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: Unsplash

Kelangkaan gas Melon atau elpiji 3kg tidak hanya terjadi di Samarinda, di Tenggarong juga sulit didapatkan. Kelangkaan gas subsidi ini sudah berlangsung hampir 2 pekan terakhir. Jika pun ada, warga harus menebus dengan harga selangit. 

Seorang pelaku UMKM di Kota Raja, Siti W menyebut kelangkaan ini cukup aneh. "Kan, aneh dan lucu, kita penghasil gas ada di Kaltim, tapi cari gas 3 Kg susah dicari di Tenggarong," sebut Siti, Senin 10 Juni 2024. 

Dia juga merasa heran mendengar kabar dari keluarganya yang ada di Pulau Jawa yang mendapatkan gas melon dengan mudah dan harga normal. "Di Jawa, harganya normal aja kok, Rp 19.000 sampai Rp 23.000.Tidak seperti di Tenggarong bisa tembus Rp 45.000 sampai Rp 50.000,- per tabungnya," keluh Siti dengan nada kesal. (headlinekaltim.co, 10/5/2024)

Kelangkaan yang terjadi dalam beberapa hari terakhir membuat Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda segera melakukan evaluasi dan mengumpulkan pihak terkait untuk mendapatkan solusi. Dalam rapat terungkap, sebenarnya terjadinya kelangkaan LPG bersubsidi bukan karena stok yang benar-benar kosong, melainkan memang stok pasokan gas bersubsidi di awal bulan Juni bertepatan pula dengan libur nasional dan akhir akhir pekan tidak ada pendistribusian gas.

Kemudian untuk pembelian di pangkalan menggunakan KTP dan aplikasi, sehingga terlihat antrean dan hal ini lalu tersebar diberbagai medsos dengan caption yang menyatakan gas elpiji 3kg langka atau kosong. Hal tersebut kemudian memicu kepanikan di masyarakat dan akhirnya melakukan pembelian walau masih memiliki atau masih ada stok.

Jumlah pembelian yang meningkat pesat akibat kepanikan itulah yang menjadi penyebab "kekosongan". Sementara stok gas untuk pangkalan-pangkalan masih dalam tahap pendistribusian atau masih dalam perjalanan. (ppid.samarindakota.go.id, 4/5/2024)

Demikianlah yang diungkapkan saat rapat Pemkot. Dikonfirmasi terkait kelangkaan ini, Pertamina pun menyebut, bahwa sudah melakukan pemenuhan terkait kebutuhan gas 3 kilogram untuk wilayah Samarinda. Terutama menjelang Hari Raya Idul Adha atau Hari Raya Qurban yang tiba sebentar lagi. Dijelaskan bahwa PT Pertamina Patra Niaga di Regional Kalimantan melakukan penambahan secara fakultatif.

Sama halnya di Kukar, kelangkaan tabung elpiji 3 Kg ini sudah disikapi Pertamina, dengan mengintruksikan dua distributor, PT Bahtera Perdana Sejahtera dan PT Putera Tenggarong Persada dengan menggelar operasi pasar (OP) di dua lokasi. Pertamina menghimbau masyarakat untuk tidak melakukan panic buying dan bagi masyarakat dengan ekonomi mampu tidak menggunakan Elpiji 3 kilogram bersubsidi.

Mengurai Kelangkaan Gas 

Kelangkaan gas berulang terjadi, tentu aneh apalagi di daerah yang kaya akan gas. Pemerintah seharusnya bisa mengantisipasi karena penyebabnya pun sama. Yakni absennya penyaluran elpiji subsidi saat hari libur hingga panic buying yang dilakukan masyarakat.

Disalahkan juga bahwa distribusinya tidak tepat sasaran, artinya dijual bukan peruntukan warga miskin. Selain itu lemahnya pengawasan dan ada oknum yang bermain dalam distribusi gas melon dengan mengutamakan penjualan pihak luar harganya lebih tinggi. Hal tersebut diungkapkan anggota Komisi II DPRD Samarinda, Laila Fatihah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun