Mohon tunggu...
rahmi surainah
rahmi surainah Mohon Tunggu... Penulis - Alumni Pascasarjana Unlam Banjarmasin

Penulis opini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isu Paling Mendesak Perempuan Hari Ini Investasi atau Kapitalisme?

14 Maret 2024   21:01 Diperbarui: 14 Maret 2024   21:31 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Permasalahan perempuan akan terus tumbuh subur selama sistem kehidupan yang kita jalani jauh dari aturan Sang Pencipta. Sejatinya, IWD menyebarkan ide feminis liberal yang bertentangan dengan Islam. IWD dan seperangkat perjuangan feminis justru digunakan sebagai senjata untuk menyerang pemahaman Islam.

 *Islam Memuliakan Perempuan*

Islam sebagai sistem kehidupan yang sempurna memiliki pandangan tersendiri tentang perempuan. Islam begitu memuliakan perempuan dengan seperangkat aturan khususnya, seperti auratnya tertutup, dilarangnya tabarruj dan ikhtilat, serta mulianya menjadi isteri dan ibu.

Pemikiran dan pemahaman umat jauh dari Islam, padahal Islam punya seperangkat aturan yang jika kembali diterapkan berbagai persoalan termasuk perempuan akan terselesaikan. Misalnya terkait kepemilikan, Islam membagi kepemilikan kekayaan menjadi tiga, yaitu individu, umum, dan negara.

Terkait harta milik individu, negara tidak memberi batasan selama cara mendapatkan harta itu tidak melanggar syariat. Selanjutnya kepemilikan umum seperti hutan, lahan luas dan SDAE tidak boleh dikuasai individu atau swasta dan asing. Kepemilikan umum tersebut harus dikelola negara dan diperuntukkan untuk kesejahteraan rakyat.

Selanjutnya harta milik negara berasal dari pemasukan fai, ganimah, kharaj, jizyah, dan sebagainya. Negara akan memanfaatkan harta milik umum dan negara tersebut untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, seperti penyediaan layanan pendidikan, kesehatan, transportasi, dan keamanan.

Negara juga akan membuka lapangan pekerjaan, terutama bagi laki-laki karena mereka punya kewajiban mencari nafkah. Misalnya negara akan memberikan lahan kosong jika tidak dikelola untuk dijadikan pertanian.

Dengan seperangkat aturan itu otomatis masyarakat dan perempuan khususnya akan sejahtera dan nyaman menjalankan perannya. Selain itu, perempuan boleh bekerja selama tidak melanggar syariat dan mengenyampingkan sebagai isteri dan ibu. Perempuan pun berkiprah dalam masyarakat dengan dakwah dan amar makruf nahi munkar.

Oleh karena itu jangan sampai perempuan salah dalam perjuangan. Terlebih kaum muslimah jangan sampai terpengaruh dengan ide feminisme yang justru melawan syari'at Islam dan fitrahnya sebagai perempuan.

Dalam Islam negara tidak akan mengeksploitasi perempuan. Perempuan merupakan investasi berharga yang darinya akan lahir generasi-generasi mulia. Negara akan menjaga dan memuliakan perempuan. Semua itu akan berjalan jika Islam dijadikan sistem dalam kehidupan.

Seharusnya, perjuangan sebagai muslimah adalah dengan memperjuangkan syariat Islam untuk diterapkan dalam kehidupan. Mari berinvestasi untuk masa depan dan akhirat dengan serius menjalani kehidupan sebagai isteri dan ibu sekaligus pengemban dakwah ideologis. Allahu Akbar!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun