Mohon tunggu...
rahmi surainah
rahmi surainah Mohon Tunggu... Penulis - Alumni Pascasarjana Unlam Banjarmasin

Penulis opini

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Isu Paling Mendesak Perempuan Hari Ini Investasi atau Kapitalisme?

14 Maret 2024   21:01 Diperbarui: 14 Maret 2024   21:31 67
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penulis: Rahmi Surainah, M.Pd alumni Pascasarjana Unlam

Tiap 8 Maret diperingati sebagai International Women's Day (IWD) atau Hari Perempuan Internasional. Dilansir situs resmi UN Women, Hari Perempuan Internasional 2024 mengusung tema 'Invest in women: Accelerate progress' yang artinya 'Berinvestasi pada perempuan: Mempercepat kemajuan'.

Kepala Program UN Women Indonesia Dwi Faiz menyebut bahwa menjamin pemenuhan hak-hak perempuan dan anak perempuan di seluruh aspek kehidupan adalah satu-satunya cara untuk memastikan perekonomian yang sejahtera dan adil, planet yang sehat untuk generasi mendatang, dan tercapainya Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).

Dwi mengungkapkan salah satu tantangan utama dalam mencapai kesetaraan gender di 2030 adalah kurangnya pendanaan untuk kesetaraan gender dalam press briefing bersama media, Jumat (1/3/2024). Sementara ketika ditanya masalah perempuan apa yang menjadi isu paling mendesak saat ini, Dwi menggarisbawahi bahwa satu masalah akan memiliki keterkaitan dengan masalah lainnya. Dia mengatakan supaya melihat isu tidak hanya melihat yang besarnya, tapi harus menemukan root cause atau akar permasalahannya. Jadi investasilah jawabnya.

Persoalan perempuan saat ini memang kompleks dan mendesak. Namun jika akar masalahnya dijawab bahwa investasi pada perempuan dengan memastikan perekonomiannya tentu keliru. Perjuangan perempuan pun akhirnya salah arah untuk mencapai keseteraan gender di 2030.

Dengan berinvestasi pada perempuan mempercepat kemajuan, negara didorong untuk memberikan kesempatan kepada perempuan untuk belajar dan berkarya. Termasuk menyediakan cukup dana untuk mewujudkan keseteraan gender sehingga negara kelak mendapatkan keuntungan dan kemajuan. Perempuan juga didorong untuk berkarya atau bekerja agar berperan dalam mengentaskan kemiskinan. Namun, benarkah perempuan dan negara akan maju dan sejahtera?

 *Kapitalisme Persoalan Mendesak*

Persoalan saat ini tidak hanya menimpa kaum perempuan. Memandang masalah dan menyelesaikannya dari sudut gender maka akan terjebak dengan ide kapitalisme sekuler yang semakin rusak. Kapitalisme dengan semua nilai turunannya yakni feminisme telah menjadikan perempuan sebagai pekerja industri sekaligus pasar bagi produk para kapitalis/ pemodal.

Kapitalisme sebenarnya diambang kehancuran. Rezim kapitalisme global terus memperlambat kehancurannya dengan menguatkan hegemoninya di negeri-negeri Islam dan dunia. Indonesia sebagai negara maju dan muslim terbesar terus didorong untuk banyak berinvestasi pada perempuan agar terwujud keseteraan dan optimalisasi peran perempuan. Negara disetir para Kapitalis global, tak menyadari perempuan justru jadi tumbal.

Perempuan maju dan sejahtera dengan bekerja merupakan perspektif Barat Kapitalisme sekuler. Padahal ketika perempuan didorong untuk bekerja maka tidak menjamin perempuan tentram batinnya. Fisiknya akan mudah lelah setelah seharian bekerja. Suami dan anak pun terbengkalai, tak sedikit karena merasa mandiri akhirnya gugat cerai mudah dilayangkan ketika persoalan melanda rumah tangga.

Kalau dikaji lebih dalam, persoalan perempuan sebenarnya terlahir dari ideologi Kapitalisme itu sendiri. Memisahkan pemahaman agama dari kehidupan adalah akar dari persoalan perempuan dan kehidupan. Persoalan perempuan tidak sendiri, karena kekerasan, kemiskinan, ketidakadilan, dan berbagai problem lainnya juga menimpa kaum lelaki. Oleh karena itu, kapitalismelah persoalan mendesak hari ini, membuang dan menggantinya dengan sistem Islam adalah keharusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun