Selama pelaksanaan pembelajaran tidak sedikit guru yang mengeluh dengan banyaknya tugas akademik yang harus dilengkapi. Selain harus cakap dalam melengkapi administrasi sekolah dalam bentuk RPP, laporan sikap dan perkembangan setiap siswa dan rapor ujian, guru memiliki banyak tugas lainnya yang tentu juga sangat penting.
Di sini saya akan berbagi kisah tentang guru SD.
Guru SD adalah penyambung dari guru anak-anak di TK. Guru di tingkat kelas 1, akan merasakan bagaimana susahnya mengajak anak-anak untuk diam dan menulis dengan rapi, mengajar mereka memakai pensil, menulis huruf A sampai Z dengan tepat dan benar.
Tapi bukan itu saja, mereka akan mengalami hal lain, mereka menjadi teman anak-anak, sebagai ibu anak-anak, sebagai kakak dari anak-anak, yang akan siap sedia diajak bermain, direngekkan karena ingin pipis atau buang air besar, di ajak bermain karena merasa bosan belajar, bahkan yang lebih ekstrim yaitu membersihkan kotoran mereka jika mereka tidak bisa dan membersihkan muntahan mereka jika ada yang muntah.
Luar biasanya mereka, mereka tidak pernah mengeluh dan kadang masih menerima komentar dari orang tua yang kadang beraneka ragam.
Mungkin tidak disebutkan satu-satu, berapa banyak siswa didalam 1 kelas, dan mereka harus menangani mereka semua secara bersamaan, mungkin jika disebut, tidak akan cukup gaji mereka untuk membayar jasa mereka. (Terimakasih untuk semua guru kami).
Begitu pula ketika naik ke kelas 2, mereka mulai mandiri, sudah bisa ke toilet sendiri dan bersih-bersih sendiri, tapi ada hal lain yang harus guru hadapi, yakni tingkah laku mereka yang mulai lebih tidak bisa di atur. Ada banyak hal lainnya yang berkembang dari mereka, saat mereka mulai lincah, maka saat itu mereka juga semakin sulit diatur untuk tertib.Â
Semakin naik kelas maka semakin banyak perkembangan mereka, ada yang positif dan ada yang negatif. Mulai dari ketertarikan dengan lawan jenis sampai masalah yang sering kita hadapi di sekolah yakni pembulian terhadap temannya.
Jika guru tidak cepat menangani dan tidak peka terhadap anak-anak didik mereka, bisa saja masalah tersebut akan membuat anak- anak merasa apa yang mereka lakukan adalah hal yang benar dan akan sulit di ubah kedepannya. Oleh sebab itu, guru harus cepat tanggap dan harus segera menegur anak-anak ketika hal tersebut terjadi.
Hal lainnya adalah ketika di kelas, guru SD juga sering mengalami yang namanya menjadi penebak yang handal. Tidak sedikit anak-anak yang tulisannya kurang rapi, walaupun mereka sudah di kelas 3 atau kelas 4. Mereka yang masih memiliki tulisan yang belum rapi, seringkali membuat guru menjadi bingung sendiri. Entah apa yang mereka tulis. Ketika di ajarkan huruf halus kasar a.k.a tegak  bersambung mereka akan mengeluh sulit, tapi ketika diminta menulis pelan dan rapi mereka juga tidak mau.
Kadang guru sudah kehabisan cara mengajak anak ini untuk merapikan tulisannya, akhirnya ibu/bapak gurunya lah yang jadi penebak tulisan.
"Ini apalah bacanya?" Ucapan yang akan sering terucap oleh guru. Bahkan saking sulitnya dibaca, anak itu sendiri tidak bisa membaca tulisannya. Kadang anak-anak hanya mengejar cepat selesai menulis, sehingga tidak ada rasa tanggung jawab dan rasa kebergunaan didalam pelaksanaannya. Hasilnya mereka akan menulis asal-asalan saja.
Hal yang lebih penting, mungkin sebagai catatan bagi guru dan orang tua, untuk memperhatikan kebiasaan anak menulis mulai dari awal mereka belajar menulis. Karena pada masa awal, mereka akan meniru apa yang diajarkan guru mereka, oleh sebab itu diawal mengajar, sangat perlu diperhatikan untuk memberi contoh terbaik kepada anak-anak.
Masih banyak hal lainnya yang harus bisa guru kuasai. Oleh sebab itu, tugas sebagai guru tidak bisa dianggap enteng, karena mereka tidak hanya memberi ilmu kepada anak-anak yang dititipkan di sekolah, tapi mereka juga menemani, mengawasi dan menanamkan banyak hal kepada anak-anak selama setengah hari bersama mereka setiap harinya, bahkan mungkin lebih banyak bertatapan dengan gurunya dibandingkan dengan orang tuanya.Â
Tentu sebagai orang tua juga memiliki peranan yang sangat penting dalam mendukung perkembangan siswa di sekolah dan di rumah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H