Keesokan harinya, pagi-paginya aku telah bersiap-siap pergi ke sekolah. Aku biasanya pergi ke sekolah dijemput oleh Reni dengan motor, tetapi pagi itu ia memberi pesan kepada ku melalui sms kalau dia tak bisa menjemputku dengan motor, akupun terpaksa menunggu ojek dipinggir jalan. Aku bergegas menuju jalan utama untuk mencari ojek. Tetapi pada saat itu aku harus menunggu sejenak. Pada waktu menunggu ternyata malah si Rafa yang datang mengandarai motor  melewatiku. Aku terkejut ketika ia mengajak ku untuk pergi bersama ke sekolah.
“Kamu sekolah di SMA 2 jugakan? Aku Rafa yang malam tadi, kenalkan? Mau kesekolahkan? Ayo berangkat denganku, aku juga sekolah di SMA 2, anak baru disekolahan kamu. Jadi kita satu sekolahan.
“oh baik lah, terimakasih.
Mendengarnya aku pun dengan tidak pikir panjang langsung  naik motornya dan pergi ke sekolah.
“Oo ya, nama ku Fira, temannya Reni. Kamu kenal Renikan?.
Akupun memancingnya untuk menceritakan tentang temannya itu, apakah dia masih ingat atau tidak. Iapun menjawab dengan ekspresi yang terlihat biasa saja.
“Ya, aku kenal. Ia termasuk teman sekelasku waktu SMP dan termasuk anak yang pintar di kelas kami.
“Oo ya, (akupun pura-pura tidak percaya dengan apa yang dikatakannya).
Aku sekarang kelas XI IPA 2 satu kelas dengan Reni, kamu main ya ke kelas kami, kan bisa bertemu dengan teman lama. Dan pasti Reni akan senang bertemu dengan mu.
“Kami tidak dekat kok, biasa saja. (Rafa menjawab dengan suara yang terdengar sangat biasa ).
Setelah mendengar jawabannya akupun langsung diam, dan tidak berbicara tentang Reni lagi. Dan ketika aku diam, malah Rafa yang banyak bertanya kepadaku tentang banyak hal. Ia sangat pandai mengajak orang lain untuk bercerita tentang banyak hal dan membuat orang tidak merasa canggung berada didekatnya.