Keberadaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah komponen yang  krusial di dalam aktivitas perekonomian penduduk Indonesia karena kapabilitas sektor UKM untuk menyerap tenaga kerja dan meminimalisir masalah pengangguran yang terbukti lebih efektif dibandingkan dengan industri besar (Imelda, 2017).Â
Perekonomian daerah akan berkembang bila industri kecil dan menengah yang ada di desa/ kelurahan mampu tumbuh dan bertahan hidup (Djuwendah, 2020).Â
Sektor UKM juga termasuk dalam kategori usaha sederhana sehingga seringkali terkendala dengan pengelolaan manajemen dan pengurusan administrasi keuangan.Â
Untuk meningkatkan daya saing UKM, diperlukan pengelolaan yang baik dan optimal misalnya dengan menambah kapasitas produksi berupa peningkatan adopsi teknologi, penambahan kapasitas mesin, dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM).Â
Sebagai suatu usaha, keberadaan UKM memiliki entry barrier yang rendah, karena adanya kemudahan mendapatkan bahan baku utama, penggunaan mesin pendukung yang relatif sederhana, dan ketersediaan SDM. Hal ini menyebabkan tingginya persaingan di antara para pemilik usaha.Â
Kendala yang seringkali ditemui terkait pengembangan UKM yaitu kurangnya modal, manajemen usaha yang belum optimal, kurangnya adopsi teknologi dalam proses pengolahan dan pengemasan serta jangkauan pasar yang belum luas (Imelda, 2017).Â
UMKM Kriuk seru merupakan salah satu dari banyak UKM yang ada di Indonesia. UKM ini dipilih untuk menjadi objek pengabdian masyarakat karena memiliki beberapa kelemahan yang terjadi yaitu:Â
1) Proses pengirisan singkong menggunakan alat manual dengan kapasitas sedikit dan minimnya peralatan penunjang, 2) Pengemasan produk belum menarik dan belum memiliki registrasi Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), 3) manajemen usaha belum optimal dan belum ada pembukuan keuangan, 4) Kurangnya kegiatan promosi sehingga pemasaran terbatas pada wilayah Kecamatan Cimahi Utara.Â
Tujuan kegiatan pengabdian yaitu meningkatkan kualitas dan kuantitas produk dengan memperbaiki manajemen usaha dan memperluas pangsa pasar. Metode yang digunakan yaitu sosialisasi, pelatihan, penyuluhan dan pendampingan.Â
Solusi yang diberikan meliputi: 1) pelatihan penggunaan alat pengiris singkong otomatis dan penambahan peralatan penunjang, 2) pelatihan pengemasan menggunakan hand sealer dan pendampingan pengurusan PIRT, 3) pelatihan pembukuan keuangan, 4) pelatihan pembuatan media promosi dan pendampingan perluasan pangsa pasar ke wilayah Kota Cimahi. Pelaksanaan kegiatan berlangsung selama bulan April-Oktober 2022.
Tim Pengabdian masyarakat diketuai oleh Intan Cynara Valentina Putri, beranggotakan Rahmi Mudia Alti, sebagai anggota 1 dan Yoana Nurul Asri sebagai anggota 2. Semua Tim merupakan dosen tetap pada Fakultas Ekonomi dan Fakultas Teknik  Universitas Nurtanio, Bandung.Â
Pengabdian masyarakat ini didanai oleh Kemdikbudristek melalui skema Pengabdian Kepada Masyarakat Stimulus (PKMS) tahun Anggaran 2022. Peranan mitra sebagai peserta aktif yang akan menerima transfer ilmu pengetahuan dan teknologi mengenai peningkatan kapasitas produksi, perluasan pangsa pasar dan perbaikan manajemen usaha, sebagai penyedia tempat dan bahan baku untuk pelaksanaan kegiatan pelatihan, penyuluhan dan pendampingan.Â
Ketua pada kegiatan PKMS ini memiliki tugas melakukan orientasi dan sosialisasi kegiatan, serta penyuluhan mengenai pentingnya pengelolaan manajemen dan pelatihan pembukuan keuangan usaha.Â
Anggota 1 memiliki kepakaran dengan background kimia, memberikan edukasi penambahan beberapa zat aditif yang aman dalam makanan, melakukan pelatihan dan pendampingan penggunaan alat pengiris singkong otomatis, pelatihan pengemasan dan pelabelan, serta pendampingan pengurusan registrasi PIRT melalui Online Single Submission (OSS). Anggota 3 memiliki kepakaran dalam bidang informatika yang akan mengambil andil dalam pemanfaatan teknologi informasi.Â
Kegiatan yang telah berlangsung dari bulan April ini sudah memiliki banyak kemajuan yang bisa dilihat dari beberapa Gambar berikut:Â
Luaran  yang sudah dicapai dari kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah peningkatan pengetahuan dan keterampilan mitra. Hal ini dapat dibuktikan dengan  kemampuan mitra menggunakan alat pemotong singkong dengan kapasitas lebih besar sehingga hasil  pemotongan singkong dapat dilakukan dalam waktu lebih singkat daripada alat potong sebelumnya yang digunakan oleh mitra.  Kapasitas produksi singkong juga didukung dengan adanya alat hand sealer untuk pengemasan keripik. Â
Mitra juga memiliki keterampilan menggunakan mesin spinner minyak yang membuat masa simpan produk menjadi lebih lama dan tidak berbau. UKM tersebut juga sudah memiliki Nomor Izin Berusaha (NIB) dan Sertifikat Pemenuhan Komitmen Produksi Pangan Olahan Industri Rumah Tangga (SPP-IRT).Â
Luaran Wajib kegiatan PKMS ini adalah Publikasi di prosiding seminar nasional ber ISBN, yaitu pada Konferensi Nasional Pengabdian Masyarakat dan Corporate Social Responsibility (PKM CSR)Â dalam tahap ongoing.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H