Bukan hanya itu. Lahan-lahan tidur yang tadinya tidak termanfaatkan, bisa dimanfaatkan kembali sehingga lambat laun, eksodus pemuda ke luar Flores Timur untuk mencari pekerjaan semakin berkurang.
Tak heran jika berderet penghargaan pun ia raih, mulai dari Kehati Award, Kartini Award, Ashoka Award, dan lain sebagainya. Ia pun kini dikenal dengan nama "Mama Sorgum dari NTT".
Perempuan Memegang Peranan dalam Pembangunan Berkelanjutan
Keberhasilan Mama Loretha menjadi bukti bahwa perempuan dapat berperan aktif dalam menjaga ketahanan pangan di lingkungannya. Dalam kasus Mama Loretha, ketahanan pangan ini ia wujudkan melalui keragaman pangan dan pelestarian pangan lokal.
Karena, menurut cerita Mama Loretha, awalnya petani di NTT menghadapi berbagai persoalan seperti gagal panen, musim yang tidak menentu, hingga kekurangan air. Apalagi mereka menggantungkan hidup dari jagung dan padi saja, padahal mereka punya sorgum yang lebih cocok untuk NTT.
“Ketika diskusi soal sorgum ini, saya tidak bilang mereka tidak boleh menanam padi, tapi saya mengajarkan mereka untuk juga menanam sorgum di ladang mereka sebagai upaya menjaga lumbung keluarga,” tuturnya lagi.
Ya, setiap daerah, termasuk NTT memiliki kondisi lingkungan yang unik. Pemilihan tanaman yang sesuai dengan lingkungan lokal dapat membantu mencapai pertanian dan berkelanjutan. Tanaman yang sesuai dengan iklim dan tanah setempat memerlukan lebih sedikit input seperti air dan pupuk, mengurangi jejak karbon dan dampak lingkungan secara keseluruhan. Pemilihan varietas tanaman yang tahan terhadap iklim setempat juga dapat meningkatkan produktivitas dan ketahanan tanaman.
Dan perlu diingat, salah satu tujuan Pembangunan Berkelanjutan yang tercantum dalam SGDS-20 adalah mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan nutrisi, serta mendorong pertanian berkelanjutan, salah satunya melalui ketahanan sistem pangan lokal.
Dalam dokumen itu juga tercantum anjuran untuk meningkatkan investasi dalam penelitian, pengembangan dan demonstrasi teknologi untuk meningkatkan keberlanjutan sistem pangan di mana pun, mengingat sekarang ini kerap terjadi perubahan suhu, curah hujan dan hama yang terkait dengan perubahan iklim.
Maria Loretha telah memulainya dengan melestarikan sorgum di Flores Timur.
Dalam skala yang lebih mikro, perempuan juga peranan krusial dalam menjaga ketahanan pangan keluarga. Di NTT misalnya, selain menentukan jenis makanan yang ia dan keluarganya makan di rumah, para perempuan ini juga punya pengaruh dalam menentukan jenis tanaman yang akan ditanam di ladang mereka.