Mohon tunggu...
Rahma Ahmad
Rahma Ahmad Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Travel Blogger

Lulusan arsitektur yang pernah melenceng jadi jurnalis dan editor di Kompas Gramedia. Pengarang buku 3 Juta Keliling China Utara dan Discovering Uzbekistan. Penata kata di www.jilbabbackpacker.com.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Kota Bogor, Bukan Cuma Kebun Raya dan Soto Kuning Suryakencana

30 Oktober 2022   16:54 Diperbarui: 30 Oktober 2022   18:04 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagian dalam Klenteng Phan Kho Bio (dok. rahma Ahmad)

Suasana di pintu nasuk Kampung Batik Cibuluh (dok. Rahma Ahmad)
Suasana di pintu nasuk Kampung Batik Cibuluh (dok. Rahma Ahmad)

Kampung Batik CIbulug terletak di Jalan Neglasari I, Bogor Utara. Begitu masuk gapura, akan terasa atmosfer "batik" di sini karena dinding-dinding di sepanjang kampung ini dilukis dengan mural motif batik. 

Pada awalnya, kampung ini merupakan  kampung "mati" karena lokasinya yang tertutup sehingga tidak dikenali banyak orang serta taraf kehidupan masyarakatnya yang rendah. Rata-rata mereka berjualan makanan, namun kemudian usahanya akhirnya tak berjalan karena ada penutupan akses ke kampung ini. Kemudian, di tahun 2019 mereka dibina untuk membuat batik yang motifnya menggambarkan ikon kota Bogor.

Ada 9 kelompok perajin di sini, yang masing-masing punya showroom sekaligus tempat pembuatan batik. Ada Batik Gaziseri, Batik Sadulur, Batik Pancawati, Batik Melangit, Batik Bumiku, Batik Melinda, dan Batik Kedaung Kujang. Tinggal ikuti saja petunjuk jalan yang ada, walaupun di beberapa belokan, harus rajin bertanya karena jalannya berbelok-belok.

Harga batik di sini tak terlampau mahal. Kain batik cap dihargai mulai dari 175 ribu/lembar, sedangkan kain batik tulis dibanderol dengan harga mulai dari 350 ribu/lembarnya. Jika beruntung, pengunjung bisa melihat proses membatik di sini atau malah bisa ikutan membatik.

Kampung Pulo Geulis

Bagian dalam Klenteng Phan Kho Bio (dok. rahma Ahmad)
Bagian dalam Klenteng Phan Kho Bio (dok. rahma Ahmad)

Walaupun bertitel "pulau", kampung ini bukan pulau betulan yang ada di tengah laut, melainkan sebuah wilayah yang terletak di tengah sungai Ciliwung. Karena "terpisah" oleh sungai inilah, maka ia terlihat seperti sebuah pulau. Dulu sungai di sekitar Kampung Pulau Geulis ini besar sehingga kampung ini menjadi tempat istirahat keluarga raja Pajajaran. Namun setelah terjadi letusan gunung Salak, geografis pulau Geulis berubah, sehingga sungai tidak dapat dilayari.

Geulis dalam bahasa Sunda artinya cantik. Konon nama ini timbul sejak terjadi bedol desa dari area Kebun Raya Bogor ke pulau ini. Salah satu penduduk yang dipindahkan adalah seorang gadis yang cantik. Itu sebabnya akhirnya kampung ini dikenal dengan nama Pulo Geulis.

Yang menarik, di pulau seluas 3,5 hektare ini berdiri sebuah Kelenteng Pan Kho Bio. Dari penampilan, kelenteng ini tak terasa berbeda dengan klenteng kebanyakan yang sering saya lihat, ukurannya pun tak sebesar kelenteng di belakang gedung Kompas Gramedia yang dulu sering saya lihat dari jendela ruang kerja saya. Namun yang membuatnya unik adalah cerita di baliknya.   

Kelenteng ini merupakan klenteng tertua di Bogor yang berdiri sejak abad 16. Konon sudah ada saat daratan di tengah sungai ini ditemukan oleh ekspedisi Belanda, Abraham Van Ribeck yang mencari jejak peninggalan Kerajaan Pakuan Padjadjaran dan Kerajaan Sunda pada 1704. 

Adanya klenteng ini, selain menjadi bukti kalau pulau ini sudah dihuni sejak ratusan tahun lalu, juga menjadi bukti kerukunan umat beragama di sini. Karena di kampung ini tinggal umat beragama Kong Hu Chu, Islam, Budha, Kristen, yang saling bahu membahu. Makanya, tak heran kalau di bagian belakang klenteng ini ada batu petilasan dari ulama penyebar Islam di Kota Bogor. Warna klenteng yang biasanya didominasi warna merah dan emas pun ditambahi warna hijau sebagai perlambang agama Islam.

Kampung Labirin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun