Karena internet tak ada, segala aplikasi penunjang pun juga ga ada, termasuk google translate. Nah, kalau ke negara-negara yang masyarakatnya tak bisa bahasa Inggris seperti China, mau tak mau di itenerary saya ada dua bahasa.
Seperti yang saya buat waktu ke China. Itenerarynya saya buat dalam bahasa Indonesia, dan di sebelahnya ada aksara Cina. Biasanya kan kalau googling destinasi, akan muncul nama dengan aksara China. Â Nah itulah yang saya copy dan paste di itenerary saya.
Akibatnya, itenerary saya jadi panjang. Bahkan waktu ke China, itenerary saya sudah seperti buku. Ada 30 halaman!
4. Fiskal yang Bikin Harga Tiket Selangit
Tahu fiskal luar negeri? Fiskal luar negeri ini adalah pajak yang harus dibayarkan oleh orang yang mau melakukan perjalanan ke luar negeri, baik melalui udara, laut, maupun darat. Tarif fiskal ini sebesar Rp1.000.000 untuk perjalanan udara, dan Rp500.000 untuk perjalanan darat dan laut.Â
Lumayan mahal kan?
Nah, waktu pertama kali ke Singapura tahun 2004 , saya nggak sanggup membayar fiskal satu juta itu. Akhirnya, demi mengirit bujet 500ribu, saya terbang dulu ke Batam dan kemudian naik ferry ke Singapura.Â
Untungnya, di tahun 2009, fiskal perlahan-lahan mulai dihapuskan. Mayan, irit sejuta!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI