Mohon tunggu...
Rahmawati Taufik
Rahmawati Taufik Mohon Tunggu... Penulis - Dinas Pendidikan Kab. Dharmasraya

Hobi Menulis dan Membaca

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jangan Lalaikan Orangtua

5 November 2022   09:14 Diperbarui: 5 November 2022   10:20 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Habis sholat zuhur  Aku rebahan sejenak melepas penat di mushollah tempat aku bekerja,

Kring, ... kring, ...

Suara HP ku berdering. Aku   bangun dan mengambil HP yang terletak di dalam tasku... ternyata adik ku  menelpon dari kampung, sejenak aku merenung lalu menjawab panggilan adikku.

"Kaaak"... suara adik terdengar. "Kata Ibu, Kakak disuruh pulang  sekarang ... Penting, ... Ayah .."...

Mendengar kata ayah  tampa disengaja aku langsung menutup pembicaraan itu. Minggu lalu adikku juga menelpon memberitahukan kalau ayah  sedang sakit.

Perasaanku jadi tak enak, Jantungku langsung berdegup. Sedih dan kesal karena aku tidak pulang disaat ayah  dikabari sakit ... lalu aku Kembali ketempat kerja dan mohon izin pada atasanku untuk pulang melihat keadaan ayah . Aku termenung ... Ingat ayah  yang seminggu lalu dikabari sedang sakit ... Terlintas wajah ayah   yang sudah tua ... Bagaimana kasih sayang ayah  kepadaku semenjak kecil sampai saat ini.

Tidak terasa air mataku jatuh ...rasa sesal dihatiku karena tidak pulang waktu itu, Maafkan aku, ayah  ... Aku lalai, ... Belum bisa membalas jasa Ayah. Apalagi membahagiakanmu ayah.

"Ya Tuhan, ampuni aku. Titip Ayahku ... Jaga kesehatannya dan panjangkan umurnya" ...

Saat itu juga, dengan buru-buru, aku ketempat parkir mengambil motor. Lalu langsung hidupkan motor dan berangkat ...

Sepanjang jalan, aku amat hati-hati dan tetap fokus pada ayah  ...  Takut ada apa-apa ...

Hatiku makin kecut dan ciut. Sampai di kampung jalan ke rumahku , terlihat begitu banyak orang menuju ke arah rumahku.

Hati semakin gak karuan ... Air mata sudah jatuh duluan. Bercucuran ... orang yang berdatangan sudah mewartakan kejadian sesungguhnya ...

Sampai di depan rumah, orang makin banyak aku lihat di depan rumah.... Meja dan kursi tertata rapi. Motor aku sandarkan asal-asalan. Kakipun terasa makin berat untuk melangkah.

Aku langsung  masuk ke dalam rumah ... Tidak lagi memperhatikan tetangga yang berdatangan ... Karena hati sudah gak karuan ...

Pas masuk ... Ibu langsung merangkulku. Aku pun memeluk ibu

"Fatimah, Ayah dan ibu....."

Aku tak menjawab karena menahan tangis ...

"Fatimah, ...besok ayah dan ibu mau berangkat umroh, dan sekarang kita mengundang warga untuk syukuran dan berdoa, semoga ibu dan ayah selamat pulang pergi dan menjadi umroh mabrur"

Salam Literasi

Rahmawati Taufik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun